Air mata duka
Oleh: Mariono Abu Al Fayyadh
Aku terdiam.....
Detik-detik hening begitu mencekam
Dalam Duka kami menatap wajahmu
Tubuhmu yang belia kini terbujur kaku
Beningnya cahaya terlihat di wajahmu
Aku terdiam......
Menatapmu haru dengan rasa cinta
Suasana begitu hening tanpa suara
Pecah tiba-tiba
Isak tangis yang memadati dada
Diawali lengking tangis ibuku yang setia
Aku terdiam.....
Di kelabu gerimis seperti rintih buih
Tangis pun menulari seluruh ruang
Menambah kepedihan hati yang lara
Seolah mimpi namun ini adalah nyata
Aku terdiam......
Sedu dan air mata menjadi senandung duka
Satu demi satu
Saudaramu mencuri ciuman penghabisan
Seakan pengobat rindu yang tak tertahan
Seolah bibir mungilmupun berpesan
Waktu yang lama ku tunggu kini sudah tiba
Aku terdiam.....
Jumat pagi
Tangis sedih mengisi relung hati
Senandung duka yang belum terhenti
Ketika kami mengantarkanmuÂ
Di ruang pembaringanmu yang terakhir.
Selamat jalan Adinda
Semoga Allah ampuni dosamu
mengasihimu
menyayangimuÂ
melapangkan kuburmuÂ
dan menjadikanmu ahli surga
Aamiin aamiin aamiin ya Allah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H