Mohon tunggu...
Mario Baskoro
Mario Baskoro Mohon Tunggu... Jurnalis - Punya Hobi Berpikir

Hampir menyelesaikan pendidikan jurnalisme di Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Secara praktis sudah menyusuri jalan jurnalisme sejak SMA dengan bergabung di majalah sekolah. Hampir separuh perkuliahan dihabiskan dengan menyambi sebagai jurnalis untuk mengisi konten laman resmi kampus. Punya pengalaman magang juga di CNN Indonesia.com. Tertarik di bidang sosial, politik, filsafat, dan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Transformers 5: Persembahan Terakhir dan Terburuk dari Michael Bay

25 Juni 2017   15:39 Diperbarui: 3 Juli 2017   12:49 11175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : http://blog.riptapparel.com

Sebagai salah satu penikmat film fantasi-fiksi Transformers, kehadiran Transformers 5 sebagai sekuel kedua yang menghadirkan Cade Yeager sebagai 'pentolannya' adalah sesuatu yang telah lama penulis tunggu. Beredar segala informasi dan rumornya sejak awal 2016, banyak penggemar yang penasaran dengan kejutan-kejutan besar apalagi yang akan disuguhi oleh sang sutradara Michael Bay. Euforia semakin melonjak tatkala pada akhirnya kejutan-kejutan tersebut memanjakan mata melalui trailer pertamanya yang dilihat dan dibagikan jutaan kali hanya dalam hitungan beberapa jam saja.

Di satu sisi, banyak fans yang dengan pikiran terbuka memberikan aspresiasi positif sejak kelahiran trailer pertamanya. Namun di sisi lain, tidak sedikit pula netizen yang dengan segala bentuk sarkasme verbalnya sepertinya mengutuk franchise ke lima dari film yang bertemakan perjuangan alien organik dari cybertron tersebut.

Semua itu berawal dari kehadiran sosok antagonis megatron yang disebarkan secara resmi bersamaan dengan rumor tahap pertamanya. Banyak yang mengkritisi dan menyayangkan kehadiran karakter tersebut, karena dianggap sebagai perusak continuity film, terutama film yang bersekuel tidak sedikit seperti Transformers sendiri. 

Karena seperti yang diketahui, penonton sudah dimanjakan dengan aksi ganas Galvatron sebagai sosok reinkarnasi kematian Megatron di sekuel ketiganya (bahkan yang satu ini sepertinya jauh lebih ganas dari sosok aslinya). Terlebih lagi, harapan para penggemar yang menginginkan penjelasan rasional tentang latar belakang kemunculan kembali Megatron yang tiba-tiba tersebut tidak juga terpenuhi bahkan hingga saat filmnya secara resmi dapat disaksikan di bioskop seluruh dunia.   

Saat menjelang pertengahan tahun 2017, trailer baru yang disusul dengan berbagai macam bentuk konspirasi (yang juga baru) mewarnai penantian para penggemar Transformers. Bagaimana tidak? Siapa yang tidak akan termanjakan, tatkala kita semua disuguhkan oleh gaya baru yang tak pernah terprediksikan sebelumnya: perang abad pertengahan, militer versus alien, kiamat, kehadiran kedua Grimlock si alien dinosaurus yang menyedot perhatian banyak penikmat pada prekuel terakhirnya, Tranformers kuno, lebih banyak aktor dan aktris baru, dan masih banyak lagi? Oleh karena semua itu, tak heran banyak moviemania yang menaruh ekspektasi besar (bahkan terlalu besar) pada film ini.

Namun, beberapa hari menjelang penayangan film ini, bermunculan kabar tidak mengenakan dari para kritikus film yang menggejolakan ekspektasi tersebut, tak terkecuali ekspektasi penulis sendiri. Essay internasional yang berisikan hujatan dari para kritikus tentang film tersebut yang penulis baca, seakan menentang keinginan penulis untuk merasakan sendiri kejutan dari film ini. 

Kondisi semakin diperparah dengan beredarnya kabar bahwa poster film tersebut dinobatkan sebagai poster terjelek tahun ini, yang di mana sebelumnya status tersebut dipegang oleh Spiderman Homecoming. Namun, didasarkan oleh rasa penasaran penulis untuk membuktikan kebenaran pendapat para kritikus tersebut, maka tetap setia menonton dan menilai adalah keputusan yang penulis tetapkan.

Alangkah terkejutnya penulis, ketika saat menonton, penulis menemukan bahwa semua kritikan yang telah penulis baca adalah benar adanya. Sejak awal diputarkannya film, penonton sudah dipusingkan dengan adegan perang yang tak teratur teknik dan komposisi  pengambilan gambarnya. 

Penulis berpikir bahwa sudah tidak ada lagi harapan bagi Micahel Bay dan kawan-kawannya tatkala unsur teknis yang seharunya berperan penting bagi penilaian kesan pertama sebuah film justru disini 'jatuh melesat'. Adegan yang perang cenderung 'sepi' cenderung tidak mengintuisikan perasaan ketegangan atau kengerian pada penonton seperti adegan perang yang seharusnya. 

Terlebih lagi, kehadiran alien secara terang-terangan yang mengiringi adegan tersebut hanya semakin memperparah kesan buruk, karena oleh banyak penonton dinilai telah merusak sejarah legenda pedang King Arthur yang melalui film-film lain, masyarakat mayoritas sudah mengenalnya. Seakan menyelewengkan legenda besar tersebut, secara personal penulis menyayangkan bagaimana sang tokoh utama Cade Yeager dan temannya menemukan pedangnya. Adalah sangat tidak etis kepingan pedang tersebut ditemukan dalam sebuah tempat rongsokan.

Selain pedang tersebut, karakter antagonis utama dalam film ini, yakni Sang Ratu, Quintesa dengan sebuah tongkat 'ajaib'nya menjadi titik berat dalam film ini. Penulis mengaspresiasi desain bentuk fisik Sang Ratu yang begitu elegan dan begitu mengena kesan kengeriannya. Tetapi terlepas dari semua itu, lagi-lagi penonton kembali dibingungkan. 

Tidak ada penjelasan rasional tentang dari mana asal usul Sang Ratu tersebut, dan mengapa dia berada di Cybertron padahal pada prekuel terakhirnya penonton sudah disuguhkan informasi tentang kehancuran planet tersebut sebagai planet yang hingga kini seharusnya dikenal sebagai planet yang nol kehidupan. 

Masih menjadi misteri pula, apakah Sang Ratu adalah sosok pencipta sesungguhnya yang dimaksudkan oleh pemimpin Autobots sebagai 'sang pencipta'. Ditambah lagi, terdapat ketidakjelasan visi dari Sang Ratu tersebut dalam film ini. Manakah yang benar, apakah dia sungguh-sungguh ingin menyelamatkan Cybertron atau hanya semata ingin membangkitkan Unicron ? Pada film tersebut, dijelaskan Sang Ratu sudah memburu tongkat tersebut sejak itu disembunyikan dibumi pada masa peperangan abad pertengahan disana. 

Hal tersebut sungguh merusak aspek kronologis sejarah kehancuran planet Cybertron, bahwa mana yang benar, apakah Cybertron hancur sejak dahulu ketika Bumi masih didominasi oleh perang, atau pada masa milenial ? Jika kita jatuh pada pilihan kedua, apakah mungkin perang di bumi dan di Cybertron adalah peristiwa yang terjadi disaat yang bersamaan ? Hal tersebut menjadi sebuah misteri.   

Di bagian pertengahan film, penonton kembali dibuat pusing, karena lagi-lagi Michael Bay (terbilang) gagal dalam merangkai plot. Memang plot yang bercabang bisa menjadi nilai plus dalam keapikan jalan cerita sebuah film dan mengambil andil yang cukup penting dalam menentukan ending dan klimaksnya.

Tetapi dalam film ini, semua itu hanya membuat keadaan semakin kacau. 'penjahitan' plot yang terlihat begitu dipaksakan dan berantakan, membuat penonton bingung pada bagian mana mereka harus menempatkan fokus perhatian. Penonton harus memutar otak berkali-kali agar bisa menemukan continuity antara satu permasalahan dengan permasalahan lainnya. Ditambah lagi, penokohan yang ada begitu 'sembarangan', di mana masing-masing porsi penyajiannya tidak terlalu terukur dengan baik

Pada bagian awal, film ini menyuguhkan keberanian anak kecil yang menjelajahi wilayah yang menjadi sarang bangkai alien (Tranformers). Karena itu adalah poin yang cukup menambah keepikan film ini, sangat disayangkan sekali bagian tersebut (dipaksakan) hilang begitu saja pada pertengahan film, kemudian dengan cara yang begitu tidak normalnya salah satu karakter anak-anak tersebut muncul kembali pada bagian akhir film. 

Hal tersebut sungguh-sungguh merusak klimaks alur yang ada. Humor-humor yang kurang 'senonoh' layaknya humor pada prekuel sebelumnya menambah daftar kekurangan film ini. Dan satu lagi.... kehadiran lima alien kuno yang bergabung menjadi seekor naga? Keanehan semakin terasa di sini.

Ada satu karakter yang cukup berperan penting dalam jalannya film disini, yakni TRF sebuah organisasi semi-militer dibawah payung pemerintah langsung yang memburu para Transformers. Penulis cukup mengapresiasi kehadiran mereka, karena seperti yang diketahui, pada prekuel terakhirnya eksistensi Transfomers menjadi sesuatu yang ilegal --dan Michael Bay masih memperhatikan hal tersebut. Jadi, pada bagian ini, continuity, yes. Tetapi yang masih menjadi ambigu adalah fungsi sesungguhnya dari keberadaan mereka. 

Pada bagian awal, terlihat prioritas utama sasaran mereka adaalah Decepticons, yang di mana hal tersebut terlihat ketika mereka mengundurkan diri dan membatalkan misi ketika bertemu secara langsung tatap muka dengan para Autobots, dan memperoleh ancaman langsung oleh salah satu dari mereka, Hound. 

Sungguh sangat bertentangan, ternyata pada bagian pertengahan film, TRF malah berbalik memburu mereka, dengan memposisikan diri mereka untuk berkerja sama dengan Decepticons, dengan asumsi keuntungannya yakni: TRF akan menemukan Autobots dan Decepticons akan memperoleh tongkat Quintesa, yang di mana hal itu jelas mengancam keselamatan bumi sendiri. 

Di sinilah keberpihakan TRF menjadi samar-samar, manakah yang benar, apakah mereka pro dengan Autobots, pemerintah atau Decepticons, atau bahkan kontra terhadap ketiganya demi keuntungan semata ?

Sejak prekuelnya yang pertama, karakter Optimus Prime menjadi 'pentolan' yang efektif untuk mengangkat lebih banyak euforia film. Sangat disayangkan sekali pada sekuel yang kelima ini, sang pemimpin Autobots yang bijaksana tersebut kurang mendapatkan porsi yang baik. Ditambah lagi dengan tidak adanya modifikasi desain fisik yang tidak terlalu signifikan, perhatian penonton hanya tertaruj pada perubahan karakteristiknya (dari protagonis ke antagonis), itu pun hanya senbentar.

Tidak ada adegan yang menyorot perubahan detail Optimus Prime menjadi kendaraan ataupun sebaliknya, yang di mana itu sudah menjadi senjata apik untuk memuaskan penonton pada prekuel-prekuel sebelumnya. Keadaan semakin diperparah, dengan absennya pertempuran epik antara karakter tersebut dengan musuh bebuyutannya, siapa lagi jika bukan Megatron. Nampaknya, hal tersebut tergantikan oleh pertempuran yang justru dengan sekutunya, Bumblebee (yang bahkan kelihatannya tidak seepik dengan Megatron).

Terlepas dari itu semua, tetap saja sejauh ini Transformers 5 masih menjadi film dengan efek animasi terbaik tahun ini, terlebih beberapa hari setelah peluncurannya filmnya produser mengkonfirmasi bahwa Transformers 5 adalah sekuel Transformers dengan biaya produksi tertinggi.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun