Arloji terus bergerak maju tanpa ragu
Gerimisnya hujan dan lebatnya air mata saling beradu
Di sini, di ujung setapak yang sesak aku menulis puisi
Tentang hati yang nantinya sepi
Entah harus berkata apa
Banyak kisah kita tertulis saat senja
Rindangnya pohon jambu, ruang 3.4 yang kumuh
Telah menjadi ruang rindu tempat kita berteduh dari hujan cacian dan pujian yang tak menentu
Aku tahu dan kau pun tahu
Tak ada perjumpaan yang tak diakhiri dengan perpisahan
Namun yang pasti, tak ada perpisahan yang mampu memisahkan persaudaraan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!