Mohon tunggu...
Mario Fernandes
Mario Fernandes Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia

mario.fernandes@ui.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sinopsis The End of History and The Last Man by Francis Fukuyama

1 November 2020   09:00 Diperbarui: 1 November 2020   09:12 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realis apapun stripe cenderung didorong ke penjelasan yang sangat reduksionis tentang perilaku kenegaraan ketika berbicara tentang politik internal. Sulit untuk mengetahui misalnya, bagaimana seorang realis seperti Morgenthau dapat membuktikan secara empiris bahwa perebutan kekuasaan, seperti yang dikatakannya universal dalam ruang dan waktu.

National Interests -- Fukuyama menjelaskan bahwa Nasionalisme adalah fenomena modern secara spesifik karena ia menggantikan hubungan ketuhanan  dan perbudakan dengan dan pengakuan yang sama. Gerakan nasionalisme tidak mengherankan terkait erat dengan demokrasi sejak revolusi Prancis.

Martabat yang ingin diakui oleh kaum nasionalis bukanlah martabat universa manusia, tetapi martabat kelompok mereka. Sistem negara dimasa lalu beberapa abad terdiri dari campuran masyarakat liberal dan non liberal. Msayarakat liberal akan berperang untuk mempertahankan diri mereka dari serangan negara non-liberal.

Banyak masyarakat yang seolah-olah liberal ternoda oleh campuran nasionalisme intoleran, gagal untuk menguniversalkan konsep hak mereka dengan efektif berdasarkan pada rasa tau etnis.

Toward a Pacific Union - Dunia pasca sejarah, poros utama interaksi antar negara ekonomi, dan lama politik kekuasaan akan memiliki relevansi yang menurun. Dunia pasca sejarah masih akan terbagi menjadi negara -- bangsa, tetapi nasionalisme yang terpisah akan berdamai dengan liberalisme dan semakin mengespresikan diri mereka dari ranah kehidupan pribadi sendiri.

Jika pasca - sejarah dunia berperilaku berbeda dari dunia historis seperti yang didalilkan maka demokrasi pasca sejarah akan memiliki kepentingan yang sama baik dalam melindungi diri dan ancaman eksternal. Separuh sejarah dunia tetap beroperasi sesuai dengan prinsip realis, dan separuh postthistorical harus menggunakn metode reaslis saat berurusan dengan bagian sejarah.

Proses sejarah manusia telah melahirkan serangkaian konsep legitimasi -- dinasti, religious, nasionalisme, dan ideologis, yang mengarah ke sebanyak mungkin basis imprealisme dan perang.

Bagian 5: Manusia Terakhir

In the Realm of Freedom - Pada bagian ini, Fukuyama mempertanyakan apakah demokrasi liberal memuaskan dan mampu bertahan menghadapi tirani. Kemudian juga apakah demokrasi liberal mampu memenuhi hasrat akan pengakuan.

Kalangan kiri menyatakan bahwa akibat ketimpangan ekonomi dalam demokrasi liberal, pengakuan secara universal tidak bisa terwujud. Meskipun begitu, demokrasi liberal terbukti mampu mengangkat derajat masyarakat. Fukuyama menganggap kalau kalangan kiri tidak akan menjadi ancaman serius bagi demokrasi liberal.

Men without Chests - Demokrasi liberal yang ingin merangkul semuanya akhirnya justru tidak merangkul siapapun. Demokrasi liberal juga kesulitan memenuhi hasrat manusia akan pengakuan. Seperti perkataan Nietzsche bahwa tidak ada pengakuan universal dan demokrasi tidak bisa menyetarakan majikan dan budak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun