Mohon tunggu...
Mario Fernandes
Mario Fernandes Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia

mario.fernandes@ui.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sinopsis The End of History and The Last Man by Francis Fukuyama

1 November 2020   09:00 Diperbarui: 1 November 2020   09:12 1547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dikatakan bahwa otoriter sayap kiri tersapu dari kekuasaan oleh ide demokrasi Terjadinya krisis Otoritarianisme ini memperlihatkan fakta yang terjadi bahwa diktator paling keras sekalipun percaya bahwa mereka harus memberkahi diri mereka sendiri dengan setidaknya satu instrumen legitimasi demokrasi, sebagai formula untuk melanggengkan kekuasaan.

The Weakness Of Strong States II, Or, Eating Pineaples On The Moon - Totalitarianisme adalah konsep yang dikembangkan di Barat setelah Dunia Perang ke-II untuk menggambarkan Negara komunis Uni Soviet dan Nazi Jerman, yang merupakan tirani dengan karakter yang sangat berbeda dari tradisional otoritarianisme pada abad-19.

Totalitarianisme-Komunis seharusnya menjadi formula untuk menghentikan proses alami dan organik dari evolusi sosial dan menggantinya dengan serangkaian revolusi paksa dari atas untuk penghancuran kelas-kelas sosial lama, industrialisasi yang pesat, dan kolektivisasi pertanian. 

Namun fakta yang terjadi adanya kegagalan Totalitarianisme memperlihatkan bahwa mereka tidak memiliki sumber legitimasi jangka panjang dan tidak ada formula yang baik untuk menyelesaikan ekonomi jangka panjang dan masalah politik yang akan mereka hadapi.

Mereka dihadapi fakta bahwa Satu-satunya ideologi yang koheren yang menikmati legitimasi luas di dunia ini tetap demokrasi liberal. Sementara itu juga banyak dari orang-orang di wilayah ini tidak boleh melakukan transisi ke demokrasi.

The World Wide Liberal Revolution - Keduanya baik Otoritarianisme-Militer Kanan maupun Totalitarianisme-Komunis Kiri telah terjadi kebangkrutan ide-ide serius yang mampu menopang kohesi politik internal pemerintahan yang kuat, baik berbasis pada partai "monolitik", junta militer, atau kediktatoran personalistik.

Sejarah bukanlah rangkaian peristiwa yang buta, tapi seluruhnya bermakna bahwa di dalamnya ada pemikiran manusia tentang hakikat politik yang berkeadilan dan tatanan sosial yang berkembang dan bermain sendiri. Dan jika kita sekarang berada pada titik di mana kita tidak dapat membayangkan dunia secara substansial berbeda dengan kita sendiri, di mana tidak ada yang nampak atau cara yang jelas di mana masa depan akan mewakili perbaikan fundamental atas aturan saat ini, maka kita juga harus memperhitungkan untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa sejarah itu sendiri mungkin akan berakhir.

Singkatnya, sesuatu seperti "Sejarah Universal" umat manusia ke arah Demokrasi Liberal, yang merupakan Keberadaan puncak dan palung dalam perkembangan sejarah yang sudah tidak dapat disangkal.

Bagian 2: Zaman Lama Umat Manusia

An Idea for a Universal History - Fukuyama  memulai bagian ini dengan menguraikan kasus untuk Sejarah Universal yaitu, narasi besar perkembangan manusia sepanjang sejarah, atau gagasan bahwa sejarah adalah kisah kemajuan sosial yang tidak dapat dihindari. Dia menelusuri ide-ide sejarah metanaratif dari pemikir klasik hingga contoh yang lebih modern, seperti Immanuel Kant, Hegel dan Karl Marx. 

Fukuyama tidak setuju dengan Marx dan percaya gagasan sejarah Hegel menuju demokrasi liberal lebih akurat. Ini adalah perubahan ekonomi, dan terutama teknologi, Ia percaya bahwa kemajuan teknologi tidak dapat dihindari karena terkait dengan kemajuan ilmu pengetahuan, yang juga tidak dapat dihindari dan bergerak ke arah pengetahuan yang semakin lengkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun