Mohon tunggu...
Marina Meilan
Marina Meilan Mohon Tunggu... Guru - Guru

bekerja dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

12 Agustus 2024   18:06 Diperbarui: 12 Agustus 2024   18:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi Antar Materi Modul 3.1  Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran 

Koneksi antar materi saya, dimulai dengan menafsirkan kutipan  yang disampaikan Bob Talbert yaitu :

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga / utama adalah yang terbaik."

Menurut saya dari kutipan diatas adalah bahwa sebagai seorang pendidik, mengajar materi merupakan hal yang baik namun menumbuhkan kemampuan dalam membentuk karakter dan moral itu lebih baik karena itu akan bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain maupun lingkungan yang ada. kaitan dengan pembelajaran saya adalah sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengutamakan nilai-nilai kebajikan dalam mengambil suatu keputusan. agar setiap keputusan yang kita ambil mempertimbangkan keberpihakan pada murid serta bertanggung jawab sehingga tidak ada yang dirugikan.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan Keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan sekolah/ kita ?

Nilai-nilai dalam pengambilan Keputusan yang saya yakini adalah bertanggung jawab artinya apapun yang saya putuskan itu harus dapat dipertanggung jawabkan dan berdampak positif, serta berpihak pada murid. Pengambilan Keputusan tersebut juga diharapkan selain memberi dampak bagi pribadi juga memberikan dampak positif pada sekolah dimana kita bertugas..

Bagaimana kita sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dalam pengambilan Keputusan?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, maka Keputusan yang saya ambil akan menentukan apa yang murid dapatkan dari pembelajaran yang dilaksanakan,. Untuk itu Keputusan yang diambil tersebut harus mampu menentukan tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Pengambilan Keputusan harus mengutamakan kebutuhan belajar murid dan juga pembentukan karakter murid melalui pembelajaran berdiferensisasi dan sosial emosional.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, guru harus selalu berpihak kepada murid, termasuk dalam hal pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus berlandaskan nilai-nilai Kebajikan universal. Setiap keputusan yang diambil akan mencerminkan nilai-nilai kebajikan apa yang dianut, konsekuensi hasil keputusan yang dipilih, layakkah keputusan tersebut dijadikan sebagai rujukan di mana hal tersebut pada akhirnya akan merepresentasikan integritas satuan pendidikan. Maka dari itu, sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus senantiasa menanamkan pendidikan karakter serta menjunjung nilai-nilai kebajikan universal yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini selaras dengan kalimat bijak yang disampaikan Georg Wilhelm Friedrich Hegel yaitu :

"Pendidikan adalah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis."

Kalimat tersebut bermakna pendidikan adalah suatu upaya menuntun peserta didik dengan pendidikan dan penguatan karakter. Penanaman norma-norma kehidupan juga  harus dilakukan untuk menciptakan generasi bermoral baik, selalu berbuat kebajikan dan menjunjung tinggi kebenaran dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya sebagai pelajar.

Setelah memahami kalimat-kalimat bijak yang dikemukakan oleh kedua tokoh di atas, berikut saya sampaikan pendekatan atau tinjauan dari koneksi antar materi modul 3.1 pendidikan guru penggerak yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka terhadap penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hadjar Dewantara yang merupakan landasan berpijak seorang guru (pendidik) di mana seorang guru harus senantiasa Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani.

  • Ing Ngarso Sung Tulodho, filosofi ini mengajarkan bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menjadi teladan kepada murid. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus bertindak, berpikir dan berperilaku yang baik sehingga menjadi panutan / teladan bagi peserta didik, Guru harus menumbuhkembangkan nilai-nilai kebajikan universal melalui cipta, rasa dan karsa. Sebagaimana kutipan kalimat bijak yang disampaikan oleh Bob Talbert di atas, mengajarkan materi ajar saja tidaklah cukup, namun harus disertai dengan penanaman nilai-nilai kebajikan. Dalam mengajar murid seorang guru dapat hadir dengan kesadaran penuh (mindfulness) guna menumbuhkembangkan nilai kebajikan murid. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam akan memberikan gambaran kebaikkan bagi guru dalam mengambil keputusan dalam situasi bujukan moral maupun dilema etika.
  • Ing Madya Mangun Karso, filosofi ini mengajak guru selalu berada di tengah murid untuk menuntun, membimbing, mengajar serta mengayomi dengan cipta rasa dan karsa. Guru harus dapat menjadi mediator, memberikan fasilitas, serta mendampingi siswa dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Guru juga diharapkan senantiasa menghadirkan lingkungan belajar yang nyaman bagi peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
  • Tut Wuri Handayani, filosofi ini mengajarkan bahwa seorang guru harus memberikan dorongan kepada seorang peserta didik agar dapat menjadi seorang pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan universal.

Filosofi Ki Hadjar Dewantara ini merupakan landasan dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran di sekolah tidak hanya mengutamakan capaian materi ajar dalam kurikulum, tetapi juga penanaman nilai-nilai kebajikan yang diajarkan secara implisit maupun eksplisit termasuk dalam pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Perilaku atau karakter seseorang merupakan cerminan dari nilai yang tertanam dalam diri seseorang.  Hal ini membawah pengaruh atas prinsip yang diambil seseorang (termasuk guru) dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, pengelolaan diri, kesadaran diri serta keterampilan bersosialisasi mendukung penerapan semboyan Tut Wuri Handayani. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam juga akan mempengaruhi pemilihan prinsip-prinsip pengambilan keputusan agar keputusan yang dipilih dapat dipertanggungjawabkan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. 

Sebagai seorang guru yang baik dalam mengambil keputusan, kita harus berpegang pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dalam melakukan coaching. Dengan kita memiliki kemampuan coaching kita dapat membantu coachee dalam menentukan atau mengambil Keputusan agar keputusan yang diambil itu tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.Selama pembelajaran serta pendampingan melalui kegiatan coaching bersama fasilitator sangat efektif dalam membantu saya memahami materi yang ada. Contoh-contoh kegiatan coaching yang ada memberikan tambahan ilmu untuk dapat diaplikasikan di sekolah. Dengan teknik coaching, keputusan diambil dengan memperhatikan etika, nilai-nilai kebajikan universal, disesuaikan dengan visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada peserta didik serta menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. Salah satu ciri khas teknik coaching adalah adanya prinsip kesetaraan sehingga coach tidak terkesan menggurui coachee. Hal ini akan memberikan rasa nyaman bagi coachee dalam menyampaikan permasalahan-permasalahan, menggali potensi diri hingga menemukan solusi secara mandiri. Pertanyaan-pertanyaan berbobot yang diberikan coach kepada coachee merupakan langkah efektif untuk menggali potensi coachee untuk menemukan solusi. Teknik coaching ini dapat dilakukan kepada sesama guru maupun dengan peserta didik.

4. Bagaimana kemapuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi serta membangun relasi sosial akan menumbuhkan simpati dan empati sehingga individu tersebut dapat memposisikan diri dalam berkomunikasikan dengan orang lain. Seorang guru yang memiliki rasa empati dan simpati, akan lebih peka terhadap apa yang dirasakan oleh murid. Hal ini berdampak pada poses identifikasi masalah hingga pengambilan keputusannya akan dilakukan secara tepat. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mempertimbangkan bahwa segala sesuatu harus berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan universal serta berdasarkan pada 4 paradigma, yaitu : individu lawan kelompok (masyarakat), rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan,dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selain berdasarkan pada paradigma tersebut, juga harus mengacu pada tiga prinsip pengambilan keputusan, diantaranya prinsip berbasis akhir, prinsip berbasis aturan, prinsip berbasis rasa peduli. Dalam pengambilan keputusan, guru harus melaksanakan 9 langkah pengambilan keputusan yang terdiri dari 1.mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2.menentukan pihak yang terlibat, 3.mengumpulkan fakta yang relevan,4.pengujian benar salah yang terdiri atas uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji idola dan uji halaman depan koran , 5.pengujian paradigma benar lawan benar,6.prinsip pengambilan keputusan, 7.investigasi opsi trilema, 8.membuat keputusan, 9.meninjau ulang keputusan dan melakukan refleksi

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih kita selaku guru dalam ketepatan mengambil keputusan, sehingga kita mampu membedakan mana yang termasuk dilema etika dan mana bujukan moral serta juga dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan menjadi lebih akurat, berpusat pada peserta didik, menciptakan keselamatan dan kebahagiaan. Apabila nilai yang dianut merupakan nilai yang baik maka keputusan yang ditetapkan merupakan keputusan yang tepat, bijaksana serta dapat dipertanggungjawabkan.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Setiap pengambilan keputusan akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran dan situasi serta kondisi sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu setiap keputusan yang kita mabil harus dilakukan secara tepat dengan berlandaskan  nilai-nilai kebajikan universal serta taat pada aturan atau norma yang ada,Pemilihan paradigma, prisip pengambilan keputusan serta melaksanakan sembilan langkah pengambilan keputusan agar berdampak baik sehingga tercipta lingkungan belajar yang nyaman, aman dan kondusif bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah karena permasalahan tersebut adalah permasalahan di mana terdapat benturan antara nilai-nilai kebajikan, terkadang juga terjadi perbedaan pandangan dengan rekan sejawat. Pengambilan keputusan seharusnya didasarkan pada tiga prinsip penyelesaian masalah dilema etika berupa berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli. Pemilihan prinsip yang tepat dapat mengurangi kontroversi dan perbedaan sudut pandang antar warga sekolah. Setiap keputusan tentunya tidak selalu memuaskan seluruh pihak, namun pemilihan konseukensi terkecil dapat dijadikan pertimbangan utama agar keputusan yang diambil sesuai dan kondisi di lingkungan menjadi kondusif dan dapat diterima oleh semua pihak.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang diambil akan sangat berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan peserta didik. Pengaruh tersebut berupa terwujudnya merdeka belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencapai sukses, bahagia dan mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Seorang guru berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan bakat dan minat murid untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada murid yang memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi da sehingga kebutuhan belajarnya dapat terpenuhi.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil pemimpin pembelajaran akan berpengaruh bagi murid baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keputusan yang kita ambil akan senantiasa diingat oleh murid dan menjadi role model bagaimana mereka akan berpikir dan bertindak diwaktu yang akan  datang, juga bagaimana murid mengambil keputusan ketika menjadi anggota masyarakat. Oleh karena itu, seorang guru harus bijak dalam melakukan analisis permasalahan dan pengujian benar salahnya. Pengujian yang dilakukan terdiri dari uji legal, uji regilasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan agar keputusan yang diambil tepat.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumya?

Kesimpulan akhir yang saya dapatkan dari mempelajari  modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan, guru harus berlandaskan pada filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara agar keputusan yang diambil sesuai dengan kodrat alam dan zaman peserta didik. Keputusan yang diambil juga harus bermanfaat bagi seluruh warga sekolah maupun lingkungan, sehingga tercipta lingkungan sekolah yang kondusif, budaya positif, aman, nyaman serta terwujudnya well being warganya. Hal ini dapat terwujud dengan pelaksanaan yang tertata dengan menggunakan alur BAGJA. Dengan harapan untuk menjadikan peserta didik memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Ketika dalam pelaksanaannya, muncul dilema etika dan bujukan moral maka menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan harus dilaksanakan agar keputusan yang diambil berpihak pada peserta didik, dan tidak merugikan pihak lain.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pengambilan keputusan tidak hanya berdasar pada pertimbangan dan pemikiran saja namun juga harus melalui identifikasi mengenai bujukan moral atau dilema etika, penggunaan paradigma, pemilihan prinsip pengambilan keputusan yang sesuai serta melakukan sembilan langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Hal ini bertujuan agar keputusan yang diambil tepat dan dapat dipertanggungjawabkan dan membawah manfaat bagi orang banyak.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Perbedaannya dengan apa yang dipelajari di modul ini adalah pada saat itu saya belum memperhatikan paradigma, prinsip pengambilan keputusan serta sembilan langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Saya juga belum berkolaborasi dengan rekan sesama guru dalam mengambil keputusan. Menurut saya, jika keputusan yang saya ambil sudah sesuai dengan aturan, maka keputusan saya sudah benar. Setelah mempelajari modul ini, saya memperoleh ilmu bahwa apa yang saya lakukan selama ini belum sepenuhnya tepat sasaran. Sehingga melalui ilmu yang saya dapat ini sangat membantu saya ketika saya melakukan pengambilan keputusan tepat sasaran.

13. Dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini adalah saya dapat memahami mengenai konsep dilema etika, bujukan moral, paradigma, prinsip pengambilan keputusan, sembilan langkah pengambilan keputusan serta contoh-contoh kasus mengenai dilema etika. Perubahan yang terjadi pada cara mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran ini adalah kedepannya jika saya akan memutuskan sesuatu saya akan mengidentifikasi masalahnya terlebih dahulu termasuk dilema etika atau bujukan moral serta menerapkan paradigma, prinsip dan sembilan langkah pengujian keputusan supaya keputusan yang saya ambil lebih tepat.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

sangatlah penting bagi saya. Karena sebagai seorang individu maupun pemimpin pastinya saya akan menemui masalah-masalah yang harus diselesaikan dengan keputusan yang benar. terdapat beberapa hal yang harus dilakukan agar keputusan yang diambil tepat, bijak, dan dapat diterima oleh banyak pihak. Melalui modul 3.1 ini saya dapat belajar mengenai pentingnya bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang saya ambil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun