Mohon tunggu...
Marina Meilan
Marina Meilan Mohon Tunggu... Guru - Guru

bekerja dan berdoa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

12 Agustus 2024   18:06 Diperbarui: 12 Agustus 2024   18:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah memahami kalimat-kalimat bijak yang dikemukakan oleh kedua tokoh di atas, berikut saya sampaikan pendekatan atau tinjauan dari koneksi antar materi modul 3.1 pendidikan guru penggerak yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka terhadap penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hadjar Dewantara yang merupakan landasan berpijak seorang guru (pendidik) di mana seorang guru harus senantiasa Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani.

  • Ing Ngarso Sung Tulodho, filosofi ini mengajarkan bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menjadi teladan kepada murid. Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus bertindak, berpikir dan berperilaku yang baik sehingga menjadi panutan / teladan bagi peserta didik, Guru harus menumbuhkembangkan nilai-nilai kebajikan universal melalui cipta, rasa dan karsa. Sebagaimana kutipan kalimat bijak yang disampaikan oleh Bob Talbert di atas, mengajarkan materi ajar saja tidaklah cukup, namun harus disertai dengan penanaman nilai-nilai kebajikan. Dalam mengajar murid seorang guru dapat hadir dengan kesadaran penuh (mindfulness) guna menumbuhkembangkan nilai kebajikan murid. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam akan memberikan gambaran kebaikkan bagi guru dalam mengambil keputusan dalam situasi bujukan moral maupun dilema etika.
  • Ing Madya Mangun Karso, filosofi ini mengajak guru selalu berada di tengah murid untuk menuntun, membimbing, mengajar serta mengayomi dengan cipta rasa dan karsa. Guru harus dapat menjadi mediator, memberikan fasilitas, serta mendampingi siswa dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Guru juga diharapkan senantiasa menghadirkan lingkungan belajar yang nyaman bagi peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
  • Tut Wuri Handayani, filosofi ini mengajarkan bahwa seorang guru harus memberikan dorongan kepada seorang peserta didik agar dapat menjadi seorang pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan universal.

Filosofi Ki Hadjar Dewantara ini merupakan landasan dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran di sekolah tidak hanya mengutamakan capaian materi ajar dalam kurikulum, tetapi juga penanaman nilai-nilai kebajikan yang diajarkan secara implisit maupun eksplisit termasuk dalam pengambilan keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Perilaku atau karakter seseorang merupakan cerminan dari nilai yang tertanam dalam diri seseorang.  Hal ini membawah pengaruh atas prinsip yang diambil seseorang (termasuk guru) dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, pengelolaan diri, kesadaran diri serta keterampilan bersosialisasi mendukung penerapan semboyan Tut Wuri Handayani. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam juga akan mempengaruhi pemilihan prinsip-prinsip pengambilan keputusan agar keputusan yang dipilih dapat dipertanggungjawabkan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. 

Sebagai seorang guru yang baik dalam mengambil keputusan, kita harus berpegang pada 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan dalam melakukan coaching. Dengan kita memiliki kemampuan coaching kita dapat membantu coachee dalam menentukan atau mengambil Keputusan agar keputusan yang diambil itu tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.Selama pembelajaran serta pendampingan melalui kegiatan coaching bersama fasilitator sangat efektif dalam membantu saya memahami materi yang ada. Contoh-contoh kegiatan coaching yang ada memberikan tambahan ilmu untuk dapat diaplikasikan di sekolah. Dengan teknik coaching, keputusan diambil dengan memperhatikan etika, nilai-nilai kebajikan universal, disesuaikan dengan visi misi dan tujuan sekolah yang berpihak pada peserta didik serta menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. Salah satu ciri khas teknik coaching adalah adanya prinsip kesetaraan sehingga coach tidak terkesan menggurui coachee. Hal ini akan memberikan rasa nyaman bagi coachee dalam menyampaikan permasalahan-permasalahan, menggali potensi diri hingga menemukan solusi secara mandiri. Pertanyaan-pertanyaan berbobot yang diberikan coach kepada coachee merupakan langkah efektif untuk menggali potensi coachee untuk menemukan solusi. Teknik coaching ini dapat dilakukan kepada sesama guru maupun dengan peserta didik.

4. Bagaimana kemapuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi serta membangun relasi sosial akan menumbuhkan simpati dan empati sehingga individu tersebut dapat memposisikan diri dalam berkomunikasikan dengan orang lain. Seorang guru yang memiliki rasa empati dan simpati, akan lebih peka terhadap apa yang dirasakan oleh murid. Hal ini berdampak pada poses identifikasi masalah hingga pengambilan keputusannya akan dilakukan secara tepat. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mempertimbangkan bahwa segala sesuatu harus berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan universal serta berdasarkan pada 4 paradigma, yaitu : individu lawan kelompok (masyarakat), rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan,dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selain berdasarkan pada paradigma tersebut, juga harus mengacu pada tiga prinsip pengambilan keputusan, diantaranya prinsip berbasis akhir, prinsip berbasis aturan, prinsip berbasis rasa peduli. Dalam pengambilan keputusan, guru harus melaksanakan 9 langkah pengambilan keputusan yang terdiri dari 1.mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2.menentukan pihak yang terlibat, 3.mengumpulkan fakta yang relevan,4.pengujian benar salah yang terdiri atas uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji idola dan uji halaman depan koran , 5.pengujian paradigma benar lawan benar,6.prinsip pengambilan keputusan, 7.investigasi opsi trilema, 8.membuat keputusan, 9.meninjau ulang keputusan dan melakukan refleksi

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun