Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih kita selaku guru dalam ketepatan mengambil keputusan, sehingga kita mampu membedakan mana yang termasuk dilema etika dan mana bujukan moral serta juga dapat meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan menjadi lebih akurat, berpusat pada peserta didik, menciptakan keselamatan dan kebahagiaan. Apabila nilai yang dianut merupakan nilai yang baik maka keputusan yang ditetapkan merupakan keputusan yang tepat, bijaksana serta dapat dipertanggungjawabkan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Setiap pengambilan keputusan akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran dan situasi serta kondisi sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu setiap keputusan yang kita mabil harus dilakukan secara tepat dengan berlandaskan  nilai-nilai kebajikan universal serta taat pada aturan atau norma yang ada,Pemilihan paradigma, prisip pengambilan keputusan serta melaksanakan sembilan langkah pengambilan keputusan agar berdampak baik sehingga tercipta lingkungan belajar yang nyaman, aman dan kondusif bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan di lingkungan saya dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah karena permasalahan tersebut adalah permasalahan di mana terdapat benturan antara nilai-nilai kebajikan, terkadang juga terjadi perbedaan pandangan dengan rekan sejawat. Pengambilan keputusan seharusnya didasarkan pada tiga prinsip penyelesaian masalah dilema etika berupa berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli. Pemilihan prinsip yang tepat dapat mengurangi kontroversi dan perbedaan sudut pandang antar warga sekolah. Setiap keputusan tentunya tidak selalu memuaskan seluruh pihak, namun pemilihan konseukensi terkecil dapat dijadikan pertimbangan utama agar keputusan yang diambil sesuai dan kondisi di lingkungan menjadi kondusif dan dapat diterima oleh semua pihak.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Keputusan yang diambil akan sangat berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan peserta didik. Pengaruh tersebut berupa terwujudnya merdeka belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencapai sukses, bahagia dan mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Seorang guru berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan bakat dan minat murid untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang berpusat pada murid yang memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi da sehingga kebutuhan belajarnya dapat terpenuhi.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil pemimpin pembelajaran akan berpengaruh bagi murid baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keputusan yang kita ambil akan senantiasa diingat oleh murid dan menjadi role model bagaimana mereka akan berpikir dan bertindak diwaktu yang akan  datang, juga bagaimana murid mengambil keputusan ketika menjadi anggota masyarakat. Oleh karena itu, seorang guru harus bijak dalam melakukan analisis permasalahan dan pengujian benar salahnya. Pengujian yang dilakukan terdiri dari uji legal, uji regilasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan agar keputusan yang diambil tepat.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumya?
Kesimpulan akhir yang saya dapatkan dari mempelajari  modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan, guru harus berlandaskan pada filosofi pendidikan Ki hajar Dewantara agar keputusan yang diambil sesuai dengan kodrat alam dan zaman peserta didik. Keputusan yang diambil juga harus bermanfaat bagi seluruh warga sekolah maupun lingkungan, sehingga tercipta lingkungan sekolah yang kondusif, budaya positif, aman, nyaman serta terwujudnya well being warganya. Hal ini dapat terwujud dengan pelaksanaan yang tertata dengan menggunakan alur BAGJA. Dengan harapan untuk menjadikan peserta didik memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Ketika dalam pelaksanaannya, muncul dilema etika dan bujukan moral maka menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan harus dilaksanakan agar keputusan yang diambil berpihak pada peserta didik, dan tidak merugikan pihak lain.