Mohon tunggu...
Mariemon Simon Setiawan
Mariemon Simon Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silentio Stampa!

Orang Maumere yang suka makan, sastra, musik, dan sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Remontada Barcelona Telah Kembali (?)

4 Februari 2021   21:04 Diperbarui: 4 Februari 2021   21:19 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antoine Griezmann melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Granada dalam pertandingan  melawan Granada pagi tadi. Sumber: Kompas.com

Sewaktu masih duduk di bangku SMA kelas II (2013), saya sengaja membuat kliping bertemakan Piala Konfederasi 2013 pada sebuah buku bekas. Namun, karena masih banyak halaman yang tersisa, akhirnya kliping itu dilanjutkan dengan berbagai peristiwa dan berita menarik dari dunia sepakbola sepanjang musim 2012/2013.

Kliping berisi gambar, berita, artikel, dan statistik itu saya gunting dari koran Kompas dan surat kabar lokal langganan bapak, lalu saya tempelkan pada buku tersebut. Syukurlah, kliping bersejarah itu masih awet hingga saat ini.

Dan dari sekian banyak berita dan fakta menarik yang saya tempelkan di sana, ada satu potongan kliping yang paling saya cari hari ini: Catatan Remontada Barcelona.

***

Pemahaman tentang remontada ini sesungguhnya bukan hal yang baru. Bagi anak-anak yang tumbuh di era 2000-an, konsep umum tentang remontada ini bisa dilihat dalam adegan-adegan dan alur cerita epic film Power Rangers atau Ultraman.

Para pemeran utama dibuat kewalahan oleh lawan pada awal-awal pertempuran, bahkan terkesan kalah. Mereka lalu akhirnya bangkit dengan segenap kekuatan, lalu dengan perlawanan yang ketat mulai mendominasi musuh dan keluar sebagai pemenang.

Remontada dalam konteks sepakbola berarti bangkit kembali dari ketertinggalan lalu keluar menjadi pemenang. Untuk mewujudkan remontada ini, sebuah tim harus bekerja keras untuk membalikan keadaan dari ketertinggalan, lalu dengan perlawanan heroik berusaha untuk menaklukan lawan. Semangat seperti ini juga sering disebut dengan comeback.

Meskipun lebih sering bergema dalam turnamen dengan format dua leg seperti UEFA Champions League (UCL), spirit remontada sesungguhnya juga dapat digaungkan dalam setiap pertandingan. Sebuah tim yang tertinggal di sepanjang pertandingan, bisa saja kembali bangkit, dan memenangkan pertandingan.

Bagi saya pribadi, final UCL 1998/1999 antara Manchester United (MU) melawan Bayern Munich yang berakhir 2-1 adalah momen paling pas untuk mendeskripsikan remontada. Untuk era yang lebih modern, kita mengenal Liverpool yang mengejar ketertinggalan 3-0 di babak pertama dari AC Milan, menyamai kedudukan dalam waktu singkat, lalu menjadi juara UCL 2004/2005 melalui drama adu pinalti.

Dan tentu saja, kemenangan 6-1 Barcelona atas Paris Saint-Germain (PSG) pada leg kedua UCL 2016/2017 (PSG unggul 4-0 pada leg pertama) adalah remontada paling dramatis, meski tidak berbuah trofi!

***

Barcelona adalah salah satu tim yang punya tradisi remontada yang cukup kuat. Dalam Catatan Remontada Barcelona, tercatat ada beberapa momen remontada yang dramatis.

Pada musim 1977/1978, Barcelona tertinggal 3-0 pada leg pertama dari Ipswich Town dalam ajang Piala UEFA. Barcelona membalas kekalahan tersebut dengan skor yang sama pada leg kedua melalui sepasang gol Johan Cruyff dan sebiji gol Carles Rexach, lalu keluar sebagai pemenang dalam babak adu pinalti.

Musim 1978/1979, Barcelona tertinggal 3-0 dari Anderlecht pada leg pertama Piala Winners. Mereka bangkit pada leg kedua dengan skor yang sama, dan lolos ke babak berikut setelah menang dalam drama adu pinalti. Mereka keluar sebagai juara Piala Winners tahun itu setelah membekuk Fortuna Dusseldorf di final dengan skor 4-3.

Pengalaman yang sama terus berlanjut pada tahun 1985/1986. Mereka kalah 3-0 pada leg pertama dari Gutenborg, membalasnya dengan skor yang sama pada leg kedua, lalu memenangi drama adu pinalti.

Pada musim 1993/1994, Barcelona tertinggal 1-3 dari Dynamo Kiev pada leg pertama. Sebiji gol Barcelona dicetak oleh pelatihnya saat ini, Ronald Koeman. Mereka berbalik unggul 4-1 pada leg kedua. Ronald Koeman kembali menyumbangkan satu gol kala itu.

Chelsea menjadi korban remontada selanjutnya pada musim 1999/2000. Barcelona sempat tertinggal 1-3 pada leg pertama, dan berbalik unggul 5-1 pada leg kedua di Camp Nou.

Kemenangan berkat remontada ini menjadi makin panjang kala Barcelona menaklukan AC Milan dengan skor telak 4-0 di Camp Nou setelah tertinggal 2-0 di San Siro pada babak 16 besar UCL 2012/2013.

Dan tentu saja yang paling diingat, remontada Barcelona melawan PSG pada Maret 2017 lalu. Barcelona yang tertinggal 4-0 pada leg pertama akhirnya lolos ke babak berikut setelah menang telak 6-1 pada leg kedua di Camp Nou.

***

Spirit remontada ini seakan sudah menjadi peluru penting bagi Barcelona dalam setiap pertandingan, teristimewa dalam kompetisi level Eropa. Sosok pelatih, taktik, semangat, hingga suprorter menjadi faktor penting bagi tim berjuluk Blaugrana itu untuk menjaga spirit tersebut.

Namun, harus diakui bahwa semangat comeback itu perlahan memudar selepas era Guardiola dan Luis Enrique. Barcelona mulai identik dengan kekalahan-kekalahan memalukan di ajang Eropa.

Sebelumnya, mereka adalah tim yang menjadi 'pelaku remontada', tetapi perlahan menjadi korban dari spirit itu sendiri. Hal ini terlihat jelas dalam tiga edisi UCL terakhir. Mereka kalah 3-0 dari AS Roma di Olimpico, padahal sudah unggul 4-1 pada leg pertama di Camp Nou.

Musim berikutnya, klub asal Catalan itu berada di atas angin setelah unggul 3-0 atas Liverpool di Camp Nou. Namun, Liverpool (yang juga akrab dengan comeback) itu berbalik unggul 4-0 di Anfield.

Catatan itu makin diperparah dengan peforma Lionel Messi dan kawan-kawan pada musim lalu. Seusai vakum karena pandemi Covid-19, Barcelona tidak mampu mempertahankan posisi puncak setelah kompetisi dilanjutkan. Hal itu makin diperparah dengan kekalahan telak 8-2 dari Bayern Munich di UCL.

Menurut saya, spirit remontada akan lebih efektif apabila dipacu oleh mereka yang pernah mengalaminya. Dalam hal ini, pelatih menjadi faktor penting untung memancing semangat para anak buahnya, jika ia pernah melakukan remontada sewaktu masih menjadi pemain.

Johan Cruyff, Pep Guardiola, hingga Luis Enrique adalah legenda Barcelona yang pernah melakukan remontada kala masih menjadi pemain dan saat menjadi pelatih. Semangat yang sempat memudar setelah era Luis Enrique itu perlahan muncul kembali ketika Ronald Koeman yang juga pernah menjadi pelaku comeback saat masih menjadi pemain, menduduki kursi pelatih Barcelona.

Dan partai semifinal Copa del Ray pagi tadi adalah salah satu buktinya.

***

Hingga menit ke-87, Barcelona masih tertinggal 2-0 dari Granada. Kekalahan memalukan terlihat jelas di depan mata. Saya pun mulai mengambil ancang-ancang untuk mematikan laptop. Namun, gol Antoine Griezmann pada menit ke-88 membatalkan niat tersebut.

Rupanya gol pemain asal Perancis itu membuka keajaiban untuk Barcelona. Empat menit berselang, Jordi Alba menyamakan kedudukan dan memaksa pertandingan berlanjut ke babak extra time.

Di babak extra time, Barcelona unggul setelah Griezmann kembali mencetak gol pada menit ke-100. Meskipun Granada sempat menyamakan kedudukan via tendangan pinalti tiga menit berselang, Barcelona kembali bangkit dengan memborong dua gol dalam tempo lima menit (Frenkie de Jong pada menit ke-108 dan Jordi Alba pada menit ke-113).

Keajaiban itu terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Ketertinggalan 2-0 berubah menjadi kemenangan manis (5-3) berkat keajaiban lima gol dalam waktu 25 menit. Koran Mundo Deportivo bahkan memuat berita ini pada halaman depan dengan judul 'Heroico!', dilengkapi foto Jordi Alba dan Antoine Griezmann yang sedang melakukan selebrasi.

Partai tentu saja amat penting dan menunjukan bahwa ada suatu perubahan dalam mental permainan anak-anak asuh Ronald Koeman. Spirit remontada yang selama ini pudar perlahan muncul kembali, dan Koeman tentu saja punya peran penting di sini.

Namun, laga pagi tadi bukanlah laga final. Perjuangan masih panjang. Kita patut mengapresiasi peforma para pemain pagi tadi dan berharap agar spirit remontada Barcelona yang kembali muncul ini terus menyala dan terpelihara, dan yang terpenting, bisa mendatangkan trofi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun