2. Fungsi Afektif
Tak hanya secara kognitif, fungsi afektif (affective function) meliputi hati nurani dan harga diri. Hal ini bisa dijumpai, di mana integritas dapat dijadikan pembeda antara dirinya dengan hewan, karena secara biologis manusia dan hewan sama-sama memiliki hati nurani.
Kemudian selanjutnya, mengapa berintegritas itu penting? Berikut merupakan alasannya :
- Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan setiap orang karena individu yang berintegritas merupakan pribadi yang konsisten dalam menjalankan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
- Integritas seseorang akan menentukan dirinya bisa dipimpin dan bisa menjadi pemimpin karena hanya individu berintegritas yang memiliki kepribadian berkualitas dan mampu belajar dari orang lain.
- Integritas seseorang akan menentukan seberapa besar dirinya layak dipercaya oleh orang lain karena tindakannya yang konsisten.
- Integritas akan menghasilkan reputasi dan prestasi bagi seseorang karena mereka berpikir, berkata, dan bertindak secara konsisten.
Mengapa integritas juga sangat penting dalam lingkungan akademik?
- Mencerminkan Kualitas dan Kredibilitas
- Integritas akademik mencerminkan kualitas dan kredibilitas seseorang dalam menghasilkan karya ilmiah, melakukan penelitian, dan berpartisipasi dalam aktivitas akademik lainnya. Dengan menjaga integritas, seseorang dapat membangun reputasi yang baik dan dipercaya dalam lingkungan akademik.
- Mendorong Inovasi dan Kreativitas
- Dosen, mahasiswa dan warga kampus lainnya diharapkan untuk menghasilkan karya orisinal dan inovatif. Hal ini mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan akademik.
- Menjaga Etika Penelitian dan Publikasi
- Integritas akademik melibatkan kewajiban untuk menghormati hak cipta, mengutip sumber dengan benar, dan mencegah praktik plagiarisme. Hal ini penting untuk menjaga etika penelitian dan publikasi ilmiah.
- Membangun Lingkungan Akademik yang Sehat
- Integritas akademik menciptakan lingkungan akademik yang sehat, di mana kejujuran, keadilan, dan kepercayaan menjadi nilai yang dijunjung tinggi. Adanya kebijakan dari kampus tentang pemahaman plagiasi dan sanksinya dijelaskan dengan detail sehingga tidak multitafsir atau pemahaman ganda.
- Menjaga Kualitas Pendidikan
- Universitas dan lembaga pendidikan lainnya dapat memastikan bahwa proses pembelajaran dan penilaian dilakukan secara adil dan transparan. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan
Oleh karenanya, dengan berintegritas seseorang akan berwibawa dan dipercaya oleh orang lain. Orang yang berintegritas akan dipercaya untuk mendapatkan tugas dan wewenang, memperoleh jabatan yang strategis dan penghargaan yang layak. Karena dengan hadirnya orang yang berintegritas, maka kinerja organisasi pun akan meningkat dan kepercayaan publik pun akan mudah diraih. Di antara manfaat berintegritas dilihat dari beberapa dimensi, sebagai berikut :
- Manfaat secara fisik, individu yang memiliki integritas cenderung merasakan manfaat pada fisiknya. Misalnya merasa lebih sehat dan bugar dalam melakukan kegiatannya.
- Manfaat secara intelektual, individu yang berintegritas umumnya lebih mampu mengoptimalkan kemampuannya ketimbang individu yang munafik.
- Manfaat secara emosional,umumnya seseorang yang memiliki integritas juga memiliki motivasi, sadar diri, solidaritas tinggi, empati, simpati, dan emosi yang stabil.
- Manfaat secara spiritual, integritas menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam memaknai segala pengalaman hidupnya.
- Manfaat secara sosial, integritas dalam diri seseorang membuatnya lebih mudah dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain dan dalam melakukan kerja sama di masyarakat.
Adapun perilaku-perilaku integritas akademik yang meliputi kejujuran (honesty), kepercayaan (trust), menghargai (respect), keadilan (fairness), dan tanggung jawab (responsibility) dirincikan dalam ICAI (2014) sebagai berikut :
Kejujuran (Honesty)
Academic communities of integrity mengemukakan pencarian kebenaran dan pengetahuan melalui kejujuran intelektual dan pribadi dalam pembelajaran, pengajaran, penelitian dan layanan. Kejujuran merupakan dasar untuk mewujudkan kepercayaan, keadilan, rasa hormat, dan tanggung jawab. Hal paling sederhana dilakukan siswa adalah menampilkan perilaku jujur dalam mengerjakan tugas akademik. Lembaga pendidikan harus memberikan kebijakan akademik yang jelas bahwa perilaku pemalsuan data, berbohong, kecurangan, pencurian dan ketidakjujuran dalam akademik tidak dapat diterima. Ketidakjujuran akademik dapat merusak reputasi lembaga pendidikan dan mengurangi nilai-nilai akademisi. Siswa perlu mengembangkan keberanian untuk membuat keputusan yang jujur dan beretika dalam membangun kepercayaan.
Kepercayaan (Trust)Â
Kepercayaan merupakan sikap yang ditampilkan ketika mahasiswa meyakini akan sesuatu yang benar. Kepercayaan akan mendorong dan mendukung pertukaran ide-ide secara bebas, memiliki rasa optimis serta dapat meyakini diri sendiri bahwa mahasiswa mampu untuk mengembangkan kemampuannya. Kepercayaan terbentuk seiring waktu dengan pengalaman dan dibangun atas landasan tindakan seperti aktif di kelas dan menegakkan kedisiplinan Kepercayaan siswa juga dibentuk melalui guru yang menampilkan sikap mau menerima mahasiswa dan mengevalusi pekerjaan mahasiswa secara jelas.
Keadilan (Fairness)