Mohon tunggu...
MARIA REVANA WAHYUAGUSTI
MARIA REVANA WAHYUAGUSTI Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hiiii

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

MEMORI YANG AMARTA

29 Januari 2024   20:04 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:46 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika penentuan kepanitianan ini yang membuat kami bingung siapa yang pantas dan bisa bertanggung jawab dengan tugasnya. Tapi untuk ketua dan koordinator kami mengutamakan orang yang berasal dari Kalimantan yaitu Budi, Tiara, dan Rena karena mereka lebih tau budaya di Kalimantan. 

Akhirnya struktur kepanitiaan sudah terpenuhi  disitu aku tidak menjadi apa apa karena aku memang tidak minat dan saya kadang lalai dengan tugas saya daripada sayang tidak tanggung jawab dengan tugasku lebih baik aku tidak mengajukan meskipun beberapa kali aku ditunjuk.

Keesokan harinya kami telah mendapat judul dongeng yang cocok yaitu Putri Padi. Karena kita akan menampilkan drama jadi kita harus menentukan tokohnya dengan melalui cesting satu persatu. Dan untuk tokoh utamanya jadi kepada teman dekan ku yaitu Grace.

Tibalah kita memulai latihan kita. Saat latihan pertama sudah mulai terlihat permasalahan kami mulai dari anak anak yang susah diatur dan banyak miss komunikasi. Bahkan panitia pun banyak yang tidak menaati kesepakatan yang telah dibuat saat berdiskusi banyak anak yang telah melewati batas dengan tidur tiduran saat latihan dan ada yang sibuk dengan handphone nya masing masing tanpa menggubris apa yang dikatakan sutradara. 

Setelah beberapa kali latihan dan mereka tetap tidak bisa diatur dan bahkan mereka lebih parah akhirnya kami melakukan evaluasi guna dapat menasihati mereka agar tidak terjadi kembali hingga akhirnya ada kesepakatan untuk setiap latihan handphone akan selalu dikumpulkan kecuali pihak yang wajib menggunakan. 

Saat melakukan evaluasi yang didampingi oleh ibu guru kami, temanku melakukan pertanyaan yang akan diberikan kepada ibu pendamping 

"Bu untuk dana penampilan itu dari sekolah atau dari murid." ujarnya. 

Kemudian guru menjawab "sekolah belum menentukan, sepertinya dari kalian."

Hal itu membuat kami kaget karena sekolah tidak membantu sepeser pun. Satu persatu temanku protes yang membuat ibu Tutik mengatakan.

"Nanti ibu coba tanyakan lagi yang siapa tau sekolah membantu." 

Hingga akhirnya bu Tutik kembali dengan membawa uang lima ratus rupiah dari pihak sekolah yang dapatdigunakan sebagai modal. Hati kami terasa lega dan akhirnya kami menentukan iuran kami selama perbulan. Setelah banyak pertimbangan kami dilakukan yang di tentukan adalah eman puluh ribu selama tiga bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun