Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi Mini | Warung Bu Mirah

4 Desember 2024   06:05 Diperbarui: 4 Desember 2024   06:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Ray hanya menatap nasi goreng di atas meja. Kopi pun sudah mulai dingin. Bu Mirah sangat kasihan padanya. Meskipun hobi berhutang, Ray adalah pria baik bagi Bu Mirah. Ia cekatan membantu apa saja di warung ini jika lagi tak nguli.

        "Lo, kok lemes, Nak?" Bu Mirah menyambut kedatangan putrinya.

        Yang disapa hanya mematung menatap ibunya. Ia mendekat, memeluk erat orang yang melahirkannya itu.

        "Makan dulu ya," tawar sang ibu.

         Putrinya hanya menggeleng. Bu Mirah kebingungan. Si tukang utang yang dikasihinya memilih tiduran di meja warung. Begitu pula putri semata wayangnya.

        "Pamit, Bu," Ray berdiri dengan wajah lesu tanpa mencicipi hidangannya.

        "Kok pamit?"

         "Eh, Nak, bantu Ibu, bereskan meja itu," Bu Mirah membangunkan anaknya.

        Keduanya saling menatap. Tak ada yang memulai pembicaraan. Hening!

       "Ray, ini Ananda, anakku. Nda, ini Ray, yang Ibu sering cerita, suka ngutang," kenal Bu Mirah.

       "Anak Bu Mirah?" Ray terkejut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun