Jurus pertama berhasil. Cris sanggup melumpuhkan hati perempuan setengah baya itu. Tipuan muslihatnya mengena.
"Din, mulai hari ini Cris yang antar jemput kamu ke kantor. Ibu tidak mau anak ibu yang cantik naik motor butut,"kata ibunya ketus.
"Apa, Bu?"tanya Dinda kaget.
"Ia, Din, aku yang mengantar kamu mulai hari ini," Cris ikut meyakinkan Dinda.
"Tapi, Bu..."
"Tidak ada tapi-tapian," jawab ibunya.
       Dinda menurut saja. Ia melangkah pelan keluar rumahnya. Cris sudah stand by di samping mobil mewahnya. Sementara itu motor butut Riko sudah terparkir di depan rumah bertingkat itu. Dengan gaya sederhananya Riko menyapa. Ibunya hanya diam dan tidak menjawab.
"Hati-hati ya," kata ibunya dari depan pintu.
Riko terdiam melihat sandiwara pagi itu. Ia seperti orang ling-lung. Ia kebingungan.
"Maaf, Rik," kata Dinda pelan.
        Riko hanya bisa menatap kekasihnya saat tangan berkulit putih itu membuka pintu mobil. Ia masih kebingungan dalam diam.