"Every child comes with the message that God is not yet discouraged of man."
--Rabindranath Tagore
Setiap anak adalah anak-anak tertampan dan tercantik bagi orangtuanya. Ia ditenun dari benang cinta yang tumbuh di lahan kasih sayang. Girls' Generation, girlband asal Korea, melalui lagunya "My Child" memberi kita gambaran yang menghangatkan dalam rangka semarak Merdeka Belajar,
Dengan selembar kertas putih dan pensil usang
Aku menggambar masa depan diriku dan dirimu
Aku pergi ke puncak bukit dan melihat ke bawah
Di tengah dunia yang luas aku hanya melihat dirimu
Bagaimana rasanya jika kehadiran buah hati yang ditunggu-tunggu ternyata menghadirkan segunung kecemasan? Bagaimana nelangsanya orangtua saat sang buah hati hanya merespons dengan tatapan nanar?
Sebuah lagu lain (My Child by PCCC) akan meneguhkan hati orangtuanya bahwa tidak ada yang salah di mata Sang Pencipta,
My child, you may not know me
But I know everything about you
And I'm familiar with your ways
For you were made in my image
I choose you when I plan creation
You were not a big mistake
Namun, bagaimana kelak dia akan menjalani pendidikan formal saat setiap anak dianggap "normal" dan diperlakukan dengan cara seragam? Adakah sekolah yang akan menerimanya sebagai pribadi dengan "keunikan" yang dianggap "tak lazim"?
Empat Kisah Nyata
Sejak menekuni ilmu psikologi dan berkecimpung di dunia pendidikan formal sebagai psikolog sekolah, saya mengerti bahwa setiap manusia bukanlah individu yang diproduksi massal dalam satu cetakan.