Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Nggak Mau Impor Beras? Pilih SRI Bukan Waduk!

16 Februari 2022   08:07 Diperbarui: 17 Februari 2022   11:59 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denny Siregar berceloteh di channel Cokro TV.

Isinya tentang keberpihakan pada pembangunan Waduk Bener di Desa Wadas. Tentang betapa pentingnya pembangunan waduk agar Indonesia tak lagi impor beras. (sumber)

Celoteh yang menggelikan sekaligus menyesatkan!

Di era orde baru, Indonesia pernah mengalami masa keemasan swasembada beras, bahkan mengekspor beras hingga mendapat penghargaan dari FAO pada 1985. Jika pembangunan waduk merupakan syarat keberhasilan swasembada beras (gak impor beras), seharusnya Indonesia gak perlu membangun waduk lagi dong ya?

Daftar Isi:

  • Gak Nyambungnya Swasembada Beras dan Pembangunan Waduk
  • Dampak Lingkungan Pembangunan Waduk
  • Mari Berkenalan dengan SRI
  • Bukan Waduk Melainkan Penambangan Andesit? 

sumber:freepik.com
sumber:freepik.com

Nyatanya swasembada beras (1984-1988) merupakan hasil intensifikasi pertanian. Salah satunya dengan pembagian bibit dan pupuk pada para petani, sehingga petani bisa memanen 3 kali setahun, setelah sebelumnya hanya 1-2 kali setahun.

Apa yang terjadi setelah swasembada beras?

Indonesia impor beras lagi! Keberhasilan swasembada beras tidak berkelanjutan. Banyak penyebabnya, sebagian pakar berpendapat (sumber), alih-alih swasembada beras, Indonesia seharusnya swasembada pangan melalui diversifikasi pangan.

Ahli lainnya memberi saran, anggaran swasembada beras yang besarnya bukan main, lebih baik digunakan untuk meningkatkan pendapatan, sebab selama swasembada beras, golongan penghasilan rendah tetap kesulitan membeli beras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun