Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gaya Hidup Frugal, Cara Ampuh Wujudkan Net Zero Emissions

21 Oktober 2021   22:41 Diperbarui: 21 Oktober 2021   23:07 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walau telah kaya raya, Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan tetap bergaya hidup frugal. Alih-alih memakai baju/kendaraan mewah, pasutri ini mendonasikan kekayaannya untuk kelompok filantropis Chan Zuckerberg Initiative dan Chan Zuckerberg Biohub, yang salah satu kegiatannya mendanai pengujian virus Covid-19 di San Francisco Bay Area.

Sedangkan Buffett, tetap tinggal di rumah yang dibelinya sejak tahun 1958. Seperti diketahui, dia telah lama mendonasikan kekayaannya kepada Yayasan Bill and Melinda Gates dan empat yayasan lainnya.

Ingin bebas finansial dan menjadi filantropis seperti mereka?

Yuk terapkan gaya hidup frugal, agar bebas finansial di usia tertentu, sekaligus berpartisipasi mewujudkan Net-Zero Emissions (NZE)

Masak Sendiri, Stop Jajan

Pernah mengalkulasi biaya masak sendiri vs jajan?

Biaya masak sendiri pasti lebih murah karena hanya menghitung biaya produksi  (bahan makanan, gas dan lainnya). Tidak ada pengeluaran biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya kemasan serta biaya lainnya.

Masak sendiri tidak hanya hemat, juga mengurangi sampah, si penyebab emisi gas rumah kaca (GRK).

Paling tidak ada 2 macam sampah yang timbul akibat membeli masakan matang (jajan), yaitu makanan yang tidak dihabiskan karena porsi terlalu banyak/rasanya tidak enak.

Serta kemasan (kantong plastik, styrofoam, kertas nasi, kardus) yang sulit didaur ulang. Pelaku daur ulang kantong plastik selama masih ini terpusat di Kota Bandung, sehingga sampah kantong plastik di kota lain bisa dipastikan akan berakhir di tempat penbuangan sampah akhir (TPA)

Sedangkan pelaku daur ulang sampah styrofoam nyaris tidak ada, termasuk kertas nasi yang rumit karena terdiri dari kertas dan plastik. Bahan kertas nasi sudah lama tidak direkomendasikan LIPI sebab merupakan bahan daur ulang yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. (sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun