Membangun insinerator di sepanjang sungai jelas menunjukkan manajemen yang panik. Kocar kacir. Karena lautan sampah di sungai merupakan hilir suatu masalah. Sistemlah yang harus dibenahi. Agar pengobatan bisa dilakukan menyeluruh, langkah-langkah preventif dilakukan kemudian.
Jika sistem yang berlaku sekarang, yaitu  "kumpul,angkut, buang" membutuhkan biaya tinggi yang tidak dapat ditutup APBD setempat. Mengapa tidak menggantinya dengan sistem yang lebih murah?
Kawasan nol sampah di kelurahan Sukaluyu Bandung membuktikan bahwa warga masyarakat mau nurut kok, selama sistemnya jelas. Petugas pengangkut sampah bekerja penuh komitmen dan konsisten.
Baca juga: Â Jangan Bakar Sampah, Jadikan Energi Terbarukan
Di kawasan RT 09 Kelurahan Sukaluyu, Kota Bandung, setiap warga wajib memilah sampah. Sampah organik dimasukkan dalam ember yang akan dipindahkan oleh petugas untuk dikompos atau dijadikan bahan baku biogas. Sedangkan  sampah anorganik dimasukkan dalam kantong plastik/kardus/apapun, untuk dikumpulkan dan menjadi honor tambahan petugas sampah.
Bisa karena biasa, sudah lama dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sayangnya sering terlupa, karena terbuai kemajuan teknologi. Sementara untuk mengimplementasikan kecanggihan teknologi dibutuhkan manusia cerdas dan kompeten yang tidak muncul begitu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H