Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tampan dan Visioner, Akhirnya Ridwan Kamil Dilamar Empat Parpol

3 November 2017   12:35 Diperbarui: 3 November 2017   13:05 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bandung.bisnis.com

Demikian juga penerapan Rebo Nyunda, Kamis Inggris, Selasa Tanpa Rokok, serta ajakan tematik lainnya dibuat agar ada perubahan perilaku positif pada masyarakat. Kang Emil mewajibkan Rebo Nyunda agar warga Kota Bandung menyintai budayanya. Salah satunya dengan berpakaian adat Sunda dan tidak malu berbicara dalam Bahasa Sunda.

Kecintaan pada budaya yang dimiliki diharapkan seimbang dengan cara berpikir global dan sesuai dengan kemajuan teknologi karena itu diberlakukan Kamis Inggris.

Untuk  meningkatkan pemahaman spiritual, ada Magrib Mengaji dan Subuh Berjamaah.

Memberi teladan

Bersepeda, memberi contoh dan memiliki kesempatan ngobrol dengan warga (sumber:kompasiana.com)
Bersepeda, memberi contoh dan memiliki kesempatan ngobrol dengan warga (sumber:kompasiana.com)
Macet? Ya, naik sepeda dong.

Penyebab lalu lintas macet adalah ketidakseimbangan meningkatnya jumlah kendaraan dengan pembangunan jalan. Nah, agar tidak terjebak macet, Kang Emil memberi teladan agar warga tidak hanya berkeluh kesah. Tapi mulailah menggunakan moda transportasi sepeda yang bebas macet dan murah.

Dalam Magrib Mengaji , Emil memberi contoh bagaimana dirinya yang akrab dengan media sosial meninggalkan gadget untuk mengaji dan meningkatkan ukhuwah Islamiyah. Paling lama hanya menghabiskan satu - 2 jam dari total 24 jam, namun manfaatnya sangat besar.

Dengan mengaji di setiap waktu Magrib,  habluminallah (meningkatkan ibadah pada Allah SWT) diperoleh, juga mempererat silaturahmi (habluminannas) dengan orang di sekeliling. Jangan sampai terjadi hubungan merenggang dengan kerabat terdekat, tapi justru akrab dengan sosok nun jauh di alam maya.

Mengaji bersama anak bungsunya, Camilia Azzahra (sumber:detik.com)
Mengaji bersama anak bungsunya, Camilia Azzahra (sumber:detik.com)
Sebetulnya masih banyak contoh lain yang menunjukkan betapa visionernya Ridwan Kamil dalam membangun Kota Bandung. Tetapi mengapa banyak parpol harus meragu sebelum akhirnya memutuskan mendukung sebagai calon Gubernur Jawa Barat?

Salah satu jawabannya adalah keinginan banyak partai politik (kecuali Partai Nasdem) untuk menjadikan Ridwan Kamil sebagai kadernya. Syarat yang enggan dipatuhi karena Kang Emil rupanya tidak mau ribet dengan tugas dan tanggung jawab sebagai kader parpol. Toh Ridwan Kamil sudah memberikan bukti dirinya sungguh-sungguh bekerja ketika didukung dalam pilwalkot 2013.

Kang Emil justru mendukung partai pengusung dirinya agar sukses dalam pilpres. Terbukti hasil pemungutan suara untuk Prabowo -- Hatta di Bandung menempati urutan satu dengan 57,69 persen sedangkan Jokowi -- Yusuf Kalla hanya 42,31 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun