Kolesterol tinggi ini dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat yang tidak hanya menyempitkan pembuluh darah namun juga menggumpalkan darah. Tentunya penggumpalan tersebut akan menghambat aliran darah jantung. Kebiasaan-kebiasaan yang berperan besar dalam penyakit jantung antara lain :
Cara hidup yang tidak seimbang merupakan salah satu penyebab tingginya kolesterol. Masyarakat zaman ini, lebih sering memakan makanan yang berkolesterol tinggi seperti daging merah dan seafood. Selain itu, makanan cepat saji juga memiliki kolesterol yang tinggi. Mengapa makanan cepat saji tetap berkolesterol tinggi? Pada umumnya, makanan cepat saji terdiri dari daging yang dicampur dengan bagian tubuh yang lainnya, seperti jeroan, dan tidak jarang juga campuran itu berasal dari "sapi-sapi" yang berbeda. Selain itu, daging-daging yang digunakan bukanlah bagian daging yang bermutu tinggi, seperti sirloin, T-bone, dan lain-lain. Sehingga, kadar kolesterolnya tinggi.
Karena tingginya kolesterol, menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas juga menyebabkan penyakit jantung koroner. Tahukah Anda, di Amerika Serikat terdapat banyak penduduk yang malnutrisi dan sekaligus obesitas? Hal ini disebabkan oleh konsumsi makanan cepat saji yang sangat tinggi tanpa diimbangi oleh sayuran dan buah. Dan juga cara hidup yang tidak diimbangi dengan olahraga secara rutin. Menurut UNSW School of Technology and Biomolecular Science, olahraga yang baik untuk megurangi lemak adalah olahraga yang membuat kita banyak mengeluarkan napas. Karena dengan mengeluarkan banyak napas, kita mengeluarkan banyak karbon dioksida dan uap air yang berasal dari lemak. Hal ini berbeda dengan hanya bernapas secara berlebihan tanpa berolahraga. Karena saat kita melakukan itu, pengikatan oksigen dan pembentukan karbon dioksida sama dengan saat kita bernapas biasa.
Penyebab selanjutnya, karena adanya kelainan genetik yang mengatur metabolisme lemak. Pada umumnya, seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki kolesterol tinggi mempunyai "bakat" terkena kolesterol tinggi. Kelainan ini dikenal dengan hiperlipidemia familial yang terdiri dari hiperkolesterolemia familial dan hipertrigliseridemia familial.
Penyebab lainnya bisa terkena penyakit jantung koroner adalah penyakit diabetes, penderita yang terkena diabetes mengalami penebalan pada dinding pembuluh darah yang mampu menghambat jalannya aliran darah. Terutama untuk orang yang menderita diabetes melitus tipe 2 yang bisa menghasilkan kolesterol tinggi menjadi banyak, karena diabetes mampu mempengaruhi kadar kolesterol. Orang-orang dengan diabetes cenderung memilkik trigliserida tinggi, penurunan HDL, dan kadang peningkatan LDL yang mampu menyempitkan pembuluh arteri.
Dengan memiliki kolesterol yang tinggi, potensi terkena serangan jantung lebih besar karena seperti penjelasan di atas, terjadi penyempitan arteri karena banyaknya LDL yang menjadi plak pada dinding pembuluh darah. Dr. Dwight Lundell, ahli bedah toraks kardiovaskuler dari Amerika mengatakan, apabila seseorang telah terkena kolesterol tinggi dan menurunkan kolesterolnya, resiko penyakit jantung tidak akan turun meski kadar kolesterol sudah ada di normal. Namun bukan berarti mereka yang memiliki kolesterol normal lebih aman daripada mereka yang memiliki kolesterol tinggi. Faktor penyebab penyakit jantung koroner ataupun serangan jantung tidak hanya kolesterol, namun ditemukan faktor-faktor lain seperti :
Faktor pertama adalah adanya tekanan darah tinggi atau hipertensi. Penderita hipertensi juga memiliki resiko yang besar dalam mengidap penyakit jantung. Karena bertekanan darah tinggi, otomatis kerja jantung jadi semakin berat dan pembuluh darah terbebani. Penyebab lainnya adalah kurangnya glikogen pada otot. Glikogen merupakan gula otot yang digunakan oleh otot sebagai energi. Apabila glikogen kurang, otomati kerja otot tidak optimal dan jantung terdiri dari otot jantung.
Kebiasaan lainnya seperti kebiasaan merokok. Karbon monoksida dalam asap rokok menyebabkan terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat jantung apabila semakin banyak gumpalan yang ada. Karbon monoksida yang merupakan gas yang belum stabil karena ikatan kovalennya kurang satu, bila dihirup dan sampai paru-paru, karbon monoksida akan berikatan dengan oksigen di dalam paru-paru. Sehingga mengurangi oksigen yang dapat diikat oleh hemogoblin (darah merah). Dan tahukah Anda, karbon dioksida adalah gas yang menumbuhkan hasrat untuk bernapas, sehingga menimbulkan sesak napas. Perokok mempunyai risiko 24 persen lebih tinggi menderita penyakit jantung daripada mereka yang tidak merokok.
Penyebab lain adalah seseorang menderita penyakit lain yaitu peradangan kronis pada dinding pembuluh darah. Hal ini dikemukakan oleh Dr. Dwight Lundell. Ia mengatakan, peradangan kronis ini dapat mengakibatkan serangan jantung yang parah.
Penyebab-penyebab lain makin tingginya potensi serangan jantung seperti makin bertambahnya usia. Semakin tua, pembuluh darah terutama arteri akan  semakin kaku dan berkurangnya daya elastisitasnya. Faktor lainnya adalah jenis kelamin. Laki-laki lebih rentan terkena penyakit jantung koroner daripada perempuan. Namun apabila usia mencapai 50 tahun, baik laki-laki maupun perempuan memiliki resiko yang sama besar.
Riwayat penderita penyakit jantung dalam keluarga juga sangat berpengaruh terhadap potensi seseorang terkena penyakit jantung. mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga akan lebih tinggi potensinya terserang penyakit jantung.