“Ana, bisa ikut aku sebentar?” Tanya Joshua.
“Bisa kok.”
“Baiklah. Kita ke taman itu dulu, yuk.” Kata Joshua sambil mengulurkan tangannya. “Jangan dengarkan mereka. Mereka hanya iri sama kamu.” Katanya sambil lebih mengeratkan lagi pegangan tangannya.
Aku tidak peduli dengan kata orang lain jika Joshua selalu disampingku. Aku akan tetap berdiri tegak asal ada Joshua di sampingku.
“Ana... Ana... Ana, apa yang kamu pikirkan?”
“Maaf aku bengong ya?” Tanyaku. Ariana jangan mempermalukan dirimu di depan Joshua.
“Tidak apa-apa. Kamu lihat mawar itu tidak?” Tanyanya sambil menunjuk ke arah hamparan mawar merah.
“Cantik banget, Jos.” Jawabku dengan bahagia, lalu berjalan menuju hamparan bunga itu.
“Ya betul. Memang sangat cantik. Tapi, juga menyakitkan.” Katanya sambil bejalan menuju ke arahku.
“Sakit, kalau kamu menyentuh durinya.” Jawabku sambil memetik bunganya.