PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH SWASTA SE-KABUPATEN SERANG".
Mutu Pendidikan
- Pengertian Mutu Pendidikan
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan digunakan teori tentang peningkatan mutu milik Juran yang dikenal dengan Trilogi Juran, yang meliputi perencanaan (planning), pengendalian (controlling), dan peningkatan (improvement)53. Ada beberapa konsep tentang mutu yang akhirnya akan mengarah pada titik temu yang sama. Pertama, mutu dipandang sebagai dampak dari hal yang tidak dapat di lukiskan. Kedua, mutu sebagai ukuran dari hasil sebuah penilaian. Ketiga, mutu sebagai bahan bagi suatu reputasi bagi pemakainya. Ketiga pemikiran di atas mengarah pada dua sisi yang saling menarik untuk menemukan titik keseimbangan di satu sisi produsen sebagai penghasil atau pemberi layananan disisi lain konsumen sebagai pemakai/pengguna. Dari sisi produsen mutu dapat dikatakan bahwa mutu adalah sesuatu yang dapat memenuhi tujuan dimana barang yang dihasilkan atau jasa yang diberikan
memiliki kesesuaian yang tinggi dengan harapan, dan dapat terpenuhinya kebutuhan konsumen atau pemaikainya. Mutu menurut para ahli, yaitu :
- Edwards Deming : Mutu merupakan keesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen.54
- Juran : Mutu merupakan perencanaan, penetapan sasaran, isu-isu organisasi, kebutuhan akan penetapan tujuan dan sasaran untuk perbaikan, dan tanggung jawab manajemen terhadap kualitas.55
- Crosby : Mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan dan distandarkan.56
- Arcaro : Mutu adalah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.57
Dengan demikian, dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu adalah : (1) mutu sangat ditentukan oleh pelanggan atau konsumen,
(2) Tanggung jawab atas kualitas, dan (3) mutu mempunyai syarat dan standar agar dapat mencetak dan memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
Konsep mutu dalam bidang pendidikan berbeda dengan industry. Perbedaannya terletak dalam unsur manusiawi yang diproses sebagai hasil.
Oleh karena itu, akhir penilaian mutu yaitu pada mutu lulusan.58 Dalam konteks pendidikan, sangat sulit mengartikan dan mendefinisiskan mutu atau kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan merupakan suatu yang intangible (hal yang tidak bisa diraba), yaitu kualitas pendidikan yang sukardiraba dan sulit untuk diukur standarnya kecuali dengan mengkuantitaskan segala sesuatu.
Mutu pendidikan dapat dilihat dalam UU No.20 Tahun 2003 pasal 35 dan PP No.19 tahun 2005. Adapun bunyinya, sebagai berikut :
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.59
Terkait dengan mutu pendidikan, Sallis mengemukakan dua pertanyaan pokok yang perlu diungkapkan. Pertama, apa produk pendidikan? Kedua, siapa pelanggan pendidikan?. Dalam menjawab pertanyaan pertama, Sallis menyarankan agar lebih dahulu melihat pendidikan sebagai sebuah jasa atau layanan bukan berbentuk produksi karena mutu saja mencakup beberapa elemen subjek yang penting.60 Depdiknas menyebutkan bahwa mutu pendidikan mencakup input, proses, dan output pendidikan.61 Mutu dalam konteks input dan proses mencakup bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik); metodelogi pembelajaran
yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru; media pembelajaran yang tepat; administrasi sekolah dan dukungan sarana dan prasarana.62 Mutu dalam konteks output/hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai sekolah dalam kurun waktu tertentu.63
Dalam penjelasan yang sudah dipaparkan di atas dapat penulis simpulkan bahwa mutu pendidikan dapat dilihat dari input, proses dan output. Jika suatau lembaga pendidikan dalam penerimaan siswa diseleksi dengan baik sesuai kriteria yang ditetapkan (input), kemudian melakukan proses pembelajaran yang bermakna, menyenangkan dan bervariasi maka akan mengeluarkan para alumni yang baik pula. Dan dari alumninya lah mutu pendidikannya dapat terlihat.
Prinsip MutuÂ
Dalam rangka meningkatkan mutu perlu dilaksanakn perbaikan secara terus menerus sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan dengan optimal. Maka dari itu ada beberapa prinsip mutu yang dapat diterapkan agar dapat mencapai mutu sesuai dengan apa yang diharapkan.
Deming menyebutkan 14 prinsip mutu yang terkenal dengan nama "filsafat mutu deming", yaitu :64
- Menciptakan konsistensi tujuan
- Mengadopsi filosofi mutu total
- Mengurangi kebutuhan pengujian
- Menila bisnis sekolah dengan cara baru
- Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya
- Belajar sepanjang hayat
- Kepemimpinan dalam pendidikan
- Mengeliminasi rasa takut
- Mengeliminasi hambatan kebersihan
- Menciptakan budaya mutu
- Perbaikan proses
- Membantu siswa berhasil
- Komiten
- Tanggung jawab
Faktor -- faktor dalam meningkatkan mutu di sekolah
Menurut Juran, ada tingkatan yang mempengaruhi dan memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu : 1) Manajer senior, dan 2) Manajer menengah, yang memiliki tanggung jawab terhadap control mutu.65
Mutu pendidikan akan tercipta apabila penyelenggaraan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dalam kerangka kerja yang konseptual. Efektivitas penyelenggaraan pendidikan akan menghasilkan mutu pendidikan yang diharapkan sesuai dengan visi, misi dan tujuan system pembelajaran yang diselenggarakan di lingkungan sekolah. Faktor --faktor yang terlibat dalam pengembangan mutu pendidikan secara sistematis dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut :
Output
(Lulusan)
- Pengetahuan
- Kepribadian
- Kinerja
Proses Pendidikan
- Pengajaran
- Pelatihan
- Bimbingan
- Evaluasi
- Ekstrakulikuler
- Pengelolaan
- Kebijakan pendidikan.
- Program       pendidikan kurikulum.
- Personel : KS, Guru, Staf TU.
- Sarana, Â Â fasilitas, Â Â media, biaya.
Raw Input (Peserta
didik)
- Intelek
- Fisik- kesehatan
- Sosial- afektif
- Peer group
Input Lingkungan
- Lingkungan sekolah
- Lingkungan keluarga
- Masyarakat
- Lembaga sosial, unit kerja
pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan berkomunikasi.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah visioner dalam meningkatkan mutu pendidikan menurut Imam Musbikin69adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru. Hal ini dapat ditempuh dengan 3 program yaitu : (a) program preservice education (Pendidikan Prajabatan); (b) program inservice education (pendidikan dan pelatihan oleh kepala sekolah); (c) program inservice training (memperhatikan kebutuhan dasar guru).
- Meningkatkan materi pembelajaran. Adapun usaha-uasaha yang mungkin dilakukan adalah (a) menambah jam pelajaran;
- pengorganisasian materi.
- Meningkatkan pemakaian metode. Dalam menyampaikan materi guru harus menggunakan metode yang menarik, adapun hal yang harus diperhatikan sebagai berikut (a) selalu berorientasi pada tujuan; (b) tidak terikat pada satu alternative saja; (c) mengkombinasikan berbagai metode; (d) selalu melakukan metode yang berbeda dalam stiap pembelajaran.
- Meningkatkan sarana dan prasarana.
- Membangkitkan motivasi belajar.
Pengaruh antara Kepemimpinan visioner kepala sekolah dengan kinerja guru
Kepemimpinan kepala sekolah memiliki muatan untuk menciptakan, menjaga, dan mengembangkan seluruh sumber-sumber yang dimiliki oleh sekolah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Kepemimpinan yang efektif mampu menciptakan hubungan antar individu dalam organisasi semakin solid. Kepala sekolah yang memakai model visioner, akan mampu memotivasi dan mempengaruhui setiap guru untuk dapat memaksimalkan kinerjanya dengan baik di sekolah.
Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dengan Mutu Pendidikan
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan para pimpinan sekolah untuk mempengarui, membimbing, menunjukan dan mengarahkan guru, pegawai, siswa dan segenap warga sekolah unuk mencapai tujuan sekolah. Kepla sekolah yang visioner harus siap menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah, sehingga tidak akan tertinggal dan akan menciptakan mutu pendidkan yang baik.
Peningkatan mutu sekolah dapat dilihat dari indikator, mutu masukan, mutu proses, mutu SDM, Â mutu fasilitas, mutu manajemen, dan biaya, maka perlu ada dukungan dari kemampuan manajerial kepala sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan disekolah tersebut. Kepala sekolah hendaknya dapat menjalankan fungsi dan tugas dengan sebaik-baiknya serta memainkan peran yang sesuai, yakni sebagai pemimpin sekaligus sebagai manajer.
Di samping itu, sekolah sebagai agen perubahan, maka kepala sekolah harus memahami dan mengembangkan ketrampilannya dalam melaksanakan perubahan itu, apabila kepala sekolah ingin sekolah yang dipimpinnya menjadi lebih efektif. Dengan demikian, diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan visioner kepala sekolah terhadap mutu pendidikan.
Pengaruh Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Mutu Pendidikan
Dari uraian diatas penulis membuat konsep pemikiran tentang pengaruh kepemimpinan visioner kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu pendidikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H