Yup, tubuh kita pun demikian. Ada batasan umur atau waktu. Demi,kian juga setiap organ dalam tubuh kita ada masa berakhirnya. Hanya pikiran kita yang tidak musnah. Segala ingatan akan peristiwa/kejadian dalam kehidupan fisik akan tetap tersimpan pada setiap jile kehidupan. Satu kehidupan satu file.
Adalah hukum alam semesta tak terbantahkan bahwa Selama ini kita anggap bahwa lawan kata kematian adalah kehidupan; Kita lupa bahwa saat kematian seseorang atau bahkan kita sendiri, mereka yang ditinggalkan akan hidup seperti biasa. Dengan mudah mereka akan melupakan yang telah meninggalkan tubuh. Dan lucunya, bila ternyata si orang yang meninggal masih hidup kemudian bangun, para orang yang mengaks berduka akan lari tunggang langgang.
Benarkah berduka?
Pertanyaan ini muncul terinspirasi oleh kecelakaan pesawat. Banyak orang meninggal, bahkan dipastikan tidak ada seorang pun selamat. Namun ternyata ada satu atau dua orang memiliki istri lebih dari satu, dan para istri berebut untuk mendapatkan warisan. Â Mereka begitu cepat melupakan kehilangan suami karena rebutan harta dari uang asuransi.
Bila kita mau jujur, sesungguhnya kita tidak bersedih bagi yang meninggal, kita bersedih karena kita ditinggalkan. Kita mengisi diri sendiri, bukan yang meninggal. Terbukti, begitu tube mati, banyak orang langsung meninggalkan kuburan. Bila ga percaya lagi, coba saja bangkit, mereka semuanya yang pada saat kita hidup lari tunggang langgang. Ga ada yang menyambut kita lagi dengan mesra. Yang ada berebut harta yang ditinggalkan.........
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI