Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tanpa Kematian, Tiada Kesadaran Bahwa Semuanya Semu

5 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 5 Juni 2024   06:31 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://aceh.tribunnews.com/

Yang pantas kita pahami dengan proses kematian adalah bahwa kematian merupakn pintu gerbang menuju dimensi lain...

Ya, Pintu Gerbang ke tempat atau dimensi yang lebih tinggi Surga? Bukan.........

Neraka? Bukan juga. Bahkan banyak orang bunuh diri karena menderita, sehingga mungkin saja dunia dianggapoleh mereka neraka yang mesti ditinggalkan. Siapa yang tahu?

Dari beberapa bacaan yang saya yakini kebenarannya, surga tidak ada di alam setelah kematian. Ga percaya?

Silakan baca dengan teliti dalam kitab-kitab yang ditinggalkan atau dituliskan. Semuanya yang dituliskan mengarah ke satu tujuan, kenikmatana duniawi.

Surga adalah tempat para bidadari bertelanjang dada. Kata ini saja sudah menunjukkan bahwa yang ingin diberikan adalah tentan kenikmatan terkait dengan tubuh. Nah untuk apa surga mengaitkan kenyamanan libido kita, sedangkan alat untuk menikmati kenikmatan tubuh telah dilepaskan saat kematian tiba. Alat mana lagi yang kita punya/miliki untuk merasakannnya?

Di surga ada aliran sungai madu atau susu atau apalagi. kembali terkait dengan rasa enak yang bisa dirasakan dengan indra pencecap, yang juga kita tinggalkan di bumi.

Atau apalagi, toh semuanya merupakan bayangan yang kita tidak bisa miliki di dunia. Bila masih ada orang mampu masih mengharapkan kenikmatan surga, saya juga bingung.

Dengan kata lain, sesungguhnya mereka memahami apa yang bisa dinikmati atau dirasakan setelah kematian. Banyak orang terjebak oleh kepercayaan dengan ritual tertentu sehingga amat sangat yakin bahwa ritual tersebut bisa menghantar ke alam surgawi. Alam yang bila direnungkan lebih jauh masih merupakan obsesi kenikmatan indrawi.

Setiap orang yang dilahirkan dapat dipastikan akan mati pada saatnya. Kapan? Mari kita renungkan bersama.

Bukankah setiap benda memiliki umur atau waktu manjadi aus atau tidak berfungsi lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun