Mohon tunggu...
Marhaen Nusantara
Marhaen Nusantara Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir di bumi nusantara, hidup di bawah bendera sang saka, meneruskan perjuangan revolusi leluhur Indonesia, menemukan kembali jati diri melalui ajaran para pendiri bangsa. Revolusi belum selesai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bumi Nusantara yang Terlupa

12 September 2014   18:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:53 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai kaum berotak,

untuk apa berdebat kalau bisa mufakat,

untuk apa mempercantik diri kalau bisa jadi diri sendiri,

untuk apa jadi pengikut kalau bisa jadi pemimpin,

apa hanya untuk dianggap baik oleh mata internasional?

apa engkau lupa dengan kekayaan nusantara sendiri, yakni Kearifan Lokal..

Mereka yang damai jauh dari kotak suara, yang ada hanya kebulatan suara

Sementara engkau  hanya bangga dengan perdebatan sosial media,

bangga dengan sandangan modernitas,

komentar berita sana sini yang seringkali melampaui batas.

Kaum berotak bebas bicara dengan kecukupannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun