Mohon tunggu...
Margono Dwi Susilo
Margono Dwi Susilo Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Pendidikan : SD-SMP-SMA di Sukoharjo Jawa Tengah; STAN-Prodip Keuangan lulus tahun 1996; FHUI lulus tahun 2002; Magister Managemen dari STIMA-IMMI tahun 2005; Pekerjaan : Kementerian Keuangan DJKN

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sunni Versus Syiah, dari Segmentasi Politik Menjadi Segmentasi Madzab

10 November 2015   08:57 Diperbarui: 10 November 2015   09:24 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kesimpulan : tegas saya sampaikan bahwa fragmentasi madzab raksasa (giant secte) dalam islam ini bermula dari fragmentasi politik, karenanya ia sah sebagai madzab otentik dalam islam, sebetapapun banyaknya perbedaan yang menyelimuti keduanya. Jika cara beragama kita masih dengan nuansa saling menjatuhkan dan tidak mampu keluar dari kerangka kisruh politik puak Arab, maka tentu sungguh kasihan. Orang bijak berkata, ketuklah banyak pintu agar kelak kita bisa menemukan pintu diri sendiri yang menentramkan, pintu kesunyian. Tentu sunyi dari konflik dan pertumpahan darah yang tentu sudah ketinggalan zaman.

Bagi penganut syiah, saya hendak bertanya, apakah pintu surga hanya bisa terbuka jika anda gigih mencaci dan menghinakan sahabat Nabi dan pendukung politiknya? Apakah Alloh SWT begitu kaku sehingga hanya membuka pintu surga jika anda aktif mencaci dan menghujat mereka? Apakah tidak ada tafsir lain tentang kekisruhan politik periode awal kekhalifahan? Bagi saya sungguh ironis. Bagi penganut sunni, bolehlah saya berpesan, anda mempunyai saudara yang kalah sejak awal, adakah sedikit simpati untuk mereka?. Wallahualam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun