Mohon tunggu...
margarethasitinjak
margarethasitinjak Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Warisan Budaya: Petualangan Seru ke Candi Muara Takus

24 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana-Wisata & Budaya

Halo semua! Namaku Margaretha, mahasiswa semester 1 di Universitas Islam Riau. Hari ini aku mau bagikan pengalaman seru banget tentang perjalananku ke salah satu tempat bersejarah paling keren di Riau-Candi Muara Takus! Siapa yang udah pernah kesana? Yang belum, yuk ikutin ceritaku!

"Teman-teman! Tau gak sih kalau di Riau ternyata ada candi Buddha yang keren banget?" ucapku bersemangat kepada teman-teman sekelas saat pergantian jam mata kuliah. Beberapa minggu lalu, aku berkesempatan melakukan perjalanan yang super seru dari Pekanbaru menuju Candi Muara Takus, salah satu warisan sejarah yang tersembunyi di tengah hijaunya Provinsi Riau.

Perjalanan dimulai pagi-pagi buta dari Pekanbaru. Masih ngantuk-ngantuk, aku dan keluarga berangkat sekitar pukul 6 pagi. Kata  sih biar nggak kena macet dan panasnya nggak terlalu nyengat. Sambil ngunyah roti sarapan di mobil, aku mulai browsing-browsing tentang Candi Muara Takus di HP. Ternyata, candi ini adalah satu-satunya candi Buddha yang ada di Sumatera bagian tengah. Keren kan?

Menembus Kabut Pagi

Sepanjang perjalanan dari Pekanbaru, pemandangannya bikin mata nggak bisa berkedip. Kabut tipis masih menyelimuti jalanan, pohon-pohon sawit berjejer rapi di kanan-kiri jalan, dan matahari mulai mengintip malu-malu dari balik awan. Perjalanan yang katanya bakal makan waktu sekitar 3 jam ini terasa seperti petualangan tersendiri. Perjalanan ke Candi Muara Takus memakan waktu sekitar 3 jam melalui rute Pekanbaru - Bangkinang - XIII Koto Kampar.

"Ma, istirahat dulu yuk! Pengen selfie nih sama pemandangannya," rengekku saat melihat spot bagus di tengah perjalanan. Mama yang emang hobi fotografi langsung setuju. Kami berhenti di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Sambil menyeruput kopi hangat dan mencicipi gorengan lokal yang super enak, kami menikmati keindahan alam Riau yang jarang terekspos di media sosial.
Yang bikin perjalanan makin seru, kita ngelewatin banyak desa dan perkebunan. Beda banget sama suasana Pekanbaru yang rame dan modern. Di sini tuh masih asri, hijau dimana-mana. Sepanjang jalan, aku bisa liat kebun sawit yang luasnya ngga ketulungan. Kata Adikku, ini salah satu penghasil sawit terbesar di Riau. 


 Tiba di Destinasi

Nah, di tengah perjalanan, ada kejadian yang bikin kita semua ketawa. Jadi, waktu itu kita sempet nyasar! Google Maps nya agak aneh nih, kita malah diarahin ke jalan yang salah. Untung aja ada Pak Tani yang lagi lewat, langsung kita tanyain. Orangnya baik banget, ngasih tau jalan yang bener dengan detail.

"Lurus aja dek, nanti ada pertigaan belok kanan. Habis itu ikutin aja jalan, nanti ada plang besar ke arah candi," kata beliau sambil senyum ramah. Bener aja, begitu ngikutin arahannya, kita langsung nemuin jalan yang bener. Setelah melewati jalan yang berkelok-kelok dan beberapa kali bertanya arah ke warga sekitar (karena sinyal GPS kadang hilang-hilangan), akhirnya kami sampai di kompleks Candi Muara Takus. First impression? Luar biasa! Beneran deh, nggak nyangka bakal ada bangunan bersejarah sebesar dan semegah ini di tengah-tengah Riau.

"Ini beneran ada di Riau?" tanyaku takjub. Pak Penjaga yang ramah menjelaskan bahwa Candi Muara Takus dibangun sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8 Masehi. Dikelilingi tembok yang terbuat dari batu bata merah, kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan utama.

 Menjelajahi Sejarah

Yang paling menarik perhatianku adalah Candi Mahligai. Bentuknya tinggi menjulang dengan stupa di bagian atasnya. Konon katanya, candi ini dulunya digunakan sebagai tempat meditasi para biksu. Arsitekturnya mencampurkan gaya khas Buddha dengan sentuhan lokal, super keren menurutku!

Sambil berkeliling kompleks candi, Pak Penjaga menceritakan berbagai kisah menarik. Katanya, batu bata yang digunakan untuk membangun candi ini dibuat secara khusus dengan campuran tertentu sehingga bisa bertahan hingga ratusan tahun. Bahkan, sampai sekarang para ahli masih mempelajari teknik pembuatannya.

"Coba deh perhatikan ukiran-ukirannya," kata Pak Penjaga sambil menunjuk detail-detail indah di dinding candi. "Setiap ukiran punya makna tersendiri lho." Aku langsung sibuk memotret dan mencatat penjelasannya di notes HP. Ini bakal jadi tugas kebudayaan yang keren nih!

Yang bikin aku makin takjub, ternyata nama "Muara Takus" itu sendiri punya arti. "Muara" karena letaknya di muara Sungai Kampar Kanan, sedangkan "Takus" konon berasal dari kata "Takus" yang artinya pembatas dalam bahasa setempat.

Kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan utama:

  1. Candi Tuo (yang paling besar)
  2. Candi Bungsu
  3. Candi Mahligai
  4. Stupa Mahligai

Masing-masing punya keunikan tersendiri. Candi Tuo misalnya, tingginya hampir 14 meter. Masing-masing memiliki keunikan arsitektur yang mencerminkan kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masanya. Saat menyusuri setiap sudut candi, saya merasakan harmoni yang indah antara arsitektur Buddha dan budaya Melayu. Ornamen-ornamen yang terukir di dinding candi menunjukkan perpaduan budaya yang menarik untuk dipelajari.


Bertemu Warga Lokal

Di sela-sela kunjungan, saya sempat berbincang dengan beberapa warga setempat. Mereka menceritakan berbagai kisah dan legenda yang beredar tentang candi ini. Ada yang percaya bahwa candi ini dibangun dalam semalam, ada pula yang mengatakan bahwa di bawah candi tersimpan harta karun kerajaan.

Meski cerita-cerita tersebut terdengar mistis, namun justru menambah daya tarik tersendiri bagi Candi Muara Takus. Para warga juga dengan bangga menceritakan bagaimana mereka ikut menjaga dan merawat warisan sejarah ini.

Yang bikin perjalanan ini makin berkesan adalah interaksi dengan warga sekitar. Di dekat kompleks Candi, ada beberapa warung yang menjual makanan dan minuman khas. Makanan tradisional Riau yang terlihat unik banget, setelah itu aku-pun membeli beberapa cemilan dan minuman yang terlihat nikmat di mata.  


Belajar dari Sejarah

Sore menjelang, kami harus bersiap-siap pulang ke Pekanbaru. Sambil membereskan barang, aku merenungkan banyak hal yang kupelajari hari ini. Candi Muara Takus bukan sekadar bangunan kuno biasa. Ia adalah bukti nyata bahwa Indonesia punya sejarah yang super kaya dan menarik untuk dipelajari.

"Next time, kita ajak teman-teman sekolah kesini ya, Ma!" usulku bersemangat. Mama tersenyum setuju. "Boleh, tapi kamu yang jadi guide-nya ya."

Pulang Membawa Kesan

Perjalanan pulang terasa berbeda. Kali ini, pikiranku dipenuhi berbagai fakta menarik tentang Candi Muara Takus. Mulai dari sejarah pembangunannya, arsitektur uniknya, hingga perannya dalam penyebaran agama Buddha di Sumatera.

Di mobil, aku sibuk mengedit foto-foto dan video yang kuambil sepanjang hari. Beberapa sudah ku-upload ke Instagram Story, dan respons teman-teman super positif! Banyak yang penasaran dan ingin ikut explore candi ini. Tentu, sepertinya aku baru saja menemukan hidden gem di Riau!

Tips untuk Sobat Traveler

Buat kalian yang pengen explore Candi Muara Takus, nih aku kasih beberapa tips berdasarkan pengalaman:

1. Berangkat pagi-pagi biar nggak kepanasan. Percaya samaku, exploring candi di bawah terik matahari itu nggak lucu!
2. Bawa air minum yang banyak dan snack secukupnya.
3. Pakai sunscreen dan topi, karena area candi cukup terbuka.
4. Jangan lupa bawa power bank, karena sinyal di sana agak susah, jadi HP cepet lowbat.
5. Siapkan uang cash karena belum banyak merchant yang nerima pembayaran digital.
6. Download offline map sebelum berangkat, kadang sinyal GPS hilang.

Refleksi Perjalanan

Perjalanan ke Candi Muara Takus ini bener-bener membuka mataku. Selama ini, kita sering menganggap tempat-tempat bersejarah itu membosankan. Padahal, kalau kita mau menggali lebih dalam, ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari.

Candi Muara Takus membuktikan bahwa Indonesia punya banyak warisan budaya yang nggak kalah keren dari negara lain. Sayangnya, masih banyak yang belum tahu atau belum tertarik untuk mengeksplorasi kekayaan budaya kita sendiri. Perjalanan ke Candi Muara Takus ini bener-bener ngasih aku perspektif baru. Ternyata di Riau kita punya peninggalan sejarah yang nggak kalah keren dari candi-candi di Jawa! Dan yang lebih penting, perjalanan ini bikin aku makin cinta sama budaya dan sejarah Indonesia.

Mengabadikan Momen

Sebelum pulang, aku sempat bikin vlog singkat tentang perjalanan ini. Rencananya sih mau diupload ke YouTube channel sebagai bagian dari project mata kuliah Bahasa Indonesia. Siapa tau bisa menginspirasi teman-teman untuk lebih peduli sama warisan budaya Indonesia.

"Teman-teman ayo ke Candi Muara Takus! Super recommended buat kalian yang suka sejarah atau yang pengen explore tempat-tempat keren di Riau. Percaya samaku" Begitu aku mengakhiri vlog yang akan aku upload di Instagram.

Pesan untuk Generasi Muda

Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab buat melestarikan warisan budaya Indonesia. Nggak harus dengan cara yang ribet kok. Bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti:
1. Mengunjungi situs bersejarah
2. Belajar tentang sejarah lokal
3. Share pengalaman ke media sosial
4. Mengajak teman-teman untuk lebih aware sama warisan budaya
5. Menjaga kebersihan dan keutuhan situs sejarah

Perjalanan ke Candi Muara Takus ini bukan sekadar wisata biasa. Ini adalah perjalanan yang membuka pikiran saya tentang betapa kayanya warisan budaya kita yang paling penting, ini jadi pengalaman yang nggak bakal bisa terlupakan. Candi Muara Takus bukan sekadar bangunan kuno yang jadi objek wisata. Ia adalah living testament dari kompleksitas peradaban Nusantara. Setiap batu bata, setiap ukiran, bahkan tata letak yang kompleks candi menyimpan cerita yang jauh lebih dalam dari yang bisa dijelaskan dalam buku pelajaran.

Buat kalian yang baca artikel ini, khususnya buat anak-anak muda seperti aku, yuk mulai explore Indonesia! Masih banyak tempat keren yang belum terjamah dan cerita menarik yang belum terungkap. Kamu tahu? Mungkin petualangan berikutnya bakal jadi moment yang mengubah cara pandang kita tentang Indonesia. Jangan cuma tau tempat-tempat hits doang, sesekali main ke tempat bersejarah kayak gini juga seru kok! Selain dapet konten buat social media, kita juga dapet ilmu dan wawasan baru.

Sampai jumpa di petualangan selanjutnya, teman-teman! Jangan lupa untuk mengunjungi Candi Muara Takus bila kalian berada di Riau. Percayalah, itu sepadan! Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Yuk, kenali lebih dalam warisan budaya Indonesia!

---
*Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam perjalanan ke Candi Muara Takus, Riau. Semua foto dan konten adalah milik penulis.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun