Mohon tunggu...
margarethasitinjak
margarethasitinjak Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Warisan Budaya: Petualangan Seru ke Candi Muara Takus

24 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:44 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini beneran ada di Riau?" tanyaku takjub. Pak Penjaga yang ramah menjelaskan bahwa Candi Muara Takus dibangun sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8 Masehi. Dikelilingi tembok yang terbuat dari batu bata merah, kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan utama.

 Menjelajahi Sejarah

Yang paling menarik perhatianku adalah Candi Mahligai. Bentuknya tinggi menjulang dengan stupa di bagian atasnya. Konon katanya, candi ini dulunya digunakan sebagai tempat meditasi para biksu. Arsitekturnya mencampurkan gaya khas Buddha dengan sentuhan lokal, super keren menurutku!

Sambil berkeliling kompleks candi, Pak Penjaga menceritakan berbagai kisah menarik. Katanya, batu bata yang digunakan untuk membangun candi ini dibuat secara khusus dengan campuran tertentu sehingga bisa bertahan hingga ratusan tahun. Bahkan, sampai sekarang para ahli masih mempelajari teknik pembuatannya.

"Coba deh perhatikan ukiran-ukirannya," kata Pak Penjaga sambil menunjuk detail-detail indah di dinding candi. "Setiap ukiran punya makna tersendiri lho." Aku langsung sibuk memotret dan mencatat penjelasannya di notes HP. Ini bakal jadi tugas kebudayaan yang keren nih!

Yang bikin aku makin takjub, ternyata nama "Muara Takus" itu sendiri punya arti. "Muara" karena letaknya di muara Sungai Kampar Kanan, sedangkan "Takus" konon berasal dari kata "Takus" yang artinya pembatas dalam bahasa setempat.

Kompleks candi ini terdiri dari beberapa bangunan utama:

  1. Candi Tuo (yang paling besar)
  2. Candi Bungsu
  3. Candi Mahligai
  4. Stupa Mahligai

Masing-masing punya keunikan tersendiri. Candi Tuo misalnya, tingginya hampir 14 meter. Masing-masing memiliki keunikan arsitektur yang mencerminkan kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masanya. Saat menyusuri setiap sudut candi, saya merasakan harmoni yang indah antara arsitektur Buddha dan budaya Melayu. Ornamen-ornamen yang terukir di dinding candi menunjukkan perpaduan budaya yang menarik untuk dipelajari.


Bertemu Warga Lokal

Di sela-sela kunjungan, saya sempat berbincang dengan beberapa warga setempat. Mereka menceritakan berbagai kisah dan legenda yang beredar tentang candi ini. Ada yang percaya bahwa candi ini dibangun dalam semalam, ada pula yang mengatakan bahwa di bawah candi tersimpan harta karun kerajaan.

Meski cerita-cerita tersebut terdengar mistis, namun justru menambah daya tarik tersendiri bagi Candi Muara Takus. Para warga juga dengan bangga menceritakan bagaimana mereka ikut menjaga dan merawat warisan sejarah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun