Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Siapa Residivis Kejahatan Seksual pada Anak?

26 Juni 2022   18:53 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:23 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pelaku kejahatan seksual pada anak?
Berbagai riset menemukan pelaku kejahatan seksual pada anak memiliki minat kasih sayang/afeksi pada anak. Mereka ingin membangun relasi romantis dengan anak, bahkan ingin melakukan perilaku seksual dengan anak (emotional congruence with children).

Pelaku sulit mengelola perilaku/minat seksualnya ini dan juga lemah dalam menyelesaikan permasalahan pribadinya. Salah satu bentuk kelemahan pengelolaan diri adalah munculnya perilaku seks kompulsif (compulsive sexual behavior), yaitu berkurang/hilangnya kendali atas perilaku seks sehingga terlibat dalam perilaku seks bermasalah. Perilaku seks kompulsif bisa menyebabkan munculnya penyimpangan seksual atau kecanduan seksual.

Dalam riset di sampel Indonesia ini, pelaku kejahatan seksual rata-rata mengakui mereka sudah mendapatkan pemenuhan kebutuhan kasih sayang/afeksi dari anak. Mereka tergolong memiliki minat sedang hingga tinggi untuk membangun relasi dan kedekatan spesial dengan anak.

Dalam hal kompulsi seksual, rata-rata pelaku kejahatan seksual pada anak mengakui mengalami kesulitan mengontrol perilaku seksualnya dan cenderung mengalami stres karena perilaku seksual kompulsifnya tersebut.

Analisa statistik dilakukan untuk melihat pengaruh minat pada anak dan perilaku seksual kompulsif terhadap risiko residivisme kejahatan seksual. Temuan pentingnya, stres karena perilaku seksual kompulsif ditemukan berpengaruh signifikan pada peningkatan risiko residivisme kejahatan seksual (Cahyaningrum & Margaretha 2021). Sedangkan minat pada anak tidak signifikan dampaknya pada resiko kejahatan seksual berulang.

Artinya, hal yang paling memengaruhi pelaku mengulang perilaku kekerasan seksual pada korban anak disebabkan kelemahannya dalam mengelola stres dan menyelesaikan masalah.

Kebanyakan pelaku kejahatan seksual pada anak mengakui bahwa mereka mengalami stres jangka panjang tapi lemah atau kesulitan mengelola stresnya tersebut. 

Dan pada saat stresnya tinggi, mereka bisa melakukan tindakan kompulsif, perilaku yang mereka tahu salah bahkan melanggar hukum.

Relevansi hasil riset pada penanganan kasus kejahatan seksual pada anak
Kekerasan seksual pada anak walaupun tampaknya terkait dengan minat seksual dan afektif pada anak, namun manifestasinya lebih ditentukan oleh sejauh mana kemampuan pelaku mengelola stres seksual yang dimilikinya. Ketidakmampuan mengelola stress secara efektif membuatnya rentan memilih seks (menyimpang) sebagai pemuasan/pengalihan.

Kemampuan kelola stres sehari-hari ternyata punya dampak yang sangat signifikan atas munculnya perilaku kekerasan seksual. 

Sebagai dampaknya dalam rehabilitasi pelaku kejahatan seksual anak: penguatan keterampilan pengelolaan stres dan kontrol perilaku seks menjadi sangat penting (imperative) diberikan pada narapidana kasus kejahatan seksual selama di Lapas. Intervensi ini penting diberikan dalam rangka strategi koreksi dan rehabilitasi efektif kejahatan seksual pada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun