Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tao Te Ching (Bab 1-20)

16 Februari 2022   21:15 Diperbarui: 26 April 2022   18:30 12075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://theculturetrip.com/asia/china/articles/action-in-inaction-the-taoist-philosophy-of-wu-wei/

Bab 7. Tao bersifat tidak mementingkan diri

Langit dan Bumi langgeng abadi.
Apakah sebabnya?
Karena tidak hidup untuk diri sendiri,
tetapi (Langit dan Bumi) menghidupi segala makhluk dan semua benda di alam semesta.

Maka,
orang Bijak merendahkan dirinya dalam memimpin,
menyingkirkan ego diri agar bisa menemukan diri sejati.
Mengapa perlu melepaskan ego diri?
Karena hanya dengan sifat tidak mementingkan dirilah, aktualisasi diri dapat dicapai.
(segala persoalan bisa terselesaikan)

Bab 8. Sifat Tao seperti air

Kebajikan yang luhur bagai air.
Air menghidupi segala mahluk tanpa mencari keuntungan.
Air selalu mencari tempat yang paling rendah, di tempat yang kotor sekalipun, maka air sifatnya seperti Tao.

Maka orang perlu mampu:
1. Menempatkan diri secara rendah hati,
2. Menggunakan akal pikirnya secara mendalam,
3. Menyelesaikan persoalan dengan baik,
4. Bertutur-kata tulus dan bisa dipercaya,
5. Memimpin dengan adil,
6. Mengerjakan tugas dengan bersemangat,
7. Bergerak pada waktu yang tepat.

Jika tidak ada pertikaian, maka tidak ada kesalahan.

Bab 9. Memahami batas adalah sifat Tao

Menuang air ke mangkuk terus-menerus, sebaiknya berhenti sebelum air tumpah.
Mengasah pisau terus menerus, sebaiknya berhenti sebelum aus.
Menimbun harta terus-menerus, malah memancing dirampok.
Memajang kekayaan dan kemuliaan, malah mendatangkan kemusnahan.

Maka orang Bijak perlu memahami batas, kapan berhenti sebelum terlalu jauh.
Inilah hukum Langit dari Tao.

Bab 10. Tak ada yang tak terselesaikan dalam Tao

Dapatkah kau menyatukan jiwa (yang terikat dengan tubuh) dengan roh yang Satu, agar keduanya tak terpisahkan?
Dapatkah kau memusatkan energi Qi, agar menjadi lembut seperti bayi yang baru lahir?
Dapatkah kau membersihkan diri dan senantiasa mengintrospeksi diri, agar menjadi tanpa cela?
Dapatkah kau merawat orang dan memerintah negeri dengan melakukan kebajikan tanpa berbuat (Wu-Wei)?
Dapatkah kau membuka dan menutup pikiran seraya bertindak dengan sifat perempuan (pasif, menerima)?
Dapatkah kau memahami segala tanpa menggunakan pengetahuan?

Dia (perempuan),
melahirkan dan memelihara rakyat,
menghidupi rakyat tanpa ingin memiliki (menguasai),
memimpin rakyat tanpa kendali;
Inilah kebajikan luhur yang samar.

Bab 11. Kekosongan sesuai Tao

Tiga puluh jari-jari masuk dalam satu poros as kosong di tengah,
karena ada kekosongan di tengah, barulah berguna roda berputar, sehingga kereta dapat bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun