Jika harus berhubungan dengan seorang narsis
Bukan tidak mungkin, ada narsis di salah satu teman, keluarga, orang tua, pasangan atau mantan pasangan, atau rekan kerja kita. Hal ini membuat kita harus berhubungan dan membuat kontak sosial dengan narsis. Namun, pastikan kita siap.
Judit Orloff (2011) mengemukakan paling tidak ada 3 hal yang dapat dilakukan ketika harus berhadapan dengan seorang narsis.
1. Memiliki harapan realistis atas narsis. Walau narsis tampak meyakinkan, namun sebenarnya kemampuan emosional dan pengelolaan stress mereka sebenarnya terbatas. Dengan memahami ini, kita tidak akan terlalu berharap pada seorang narsis untuk memahami dan merespon emosi kita seperti yang kita inginkan.
2. Jangan pernah menggantungkan harga diri anda pada seorang narsis. Usahakan untuk tidak terjebak dalam kebiasaan terus memuja narsis. Jangan terlarut dalam perilaku selalu berusaha menyenangkan atau mengakui kemegahan diri seorang narsis. Tapi, tahan juga keinginan untuk ikut menimpali atau menyerang narsis, karena ia tidak akan menghargai atau mengapresiasi kemampuan anda. Hal ini bisa memicu munculnya konflik berkepanjangan dengan narsis atau perilaku agresifnya.
Namun dalam hubungan intim awal, sebenarnya tidak disarankan untuk membangun relasi dengan narsis. Ini akan menjadi hubungan sulit. Narsis mampu memanipulasi, berbohong, selingkuh dan apapun yang bisa dilakukannya untuk membuat dirinya mencapai apa yang diinginkannya, termasuk menyakiti pasangannya.
Kemampuan narsis dalam membangun dan mempertahankan relasi sehat sebenarnya sangat rendah, jauh di bawah rata-rata. Meraka sangat lemah, terutama dalam hal kepekaaan dan empati pada pasangan. Padahal, hal-hal ini sangat dibutuhkan secara mendasar dalam membangun hubungan intim yang sehat.
Kurangnya empati ini bukan hal yang mudah dirubah, artinya bahkan psikoterapi pun belum tentu berhasil membuat narsis menjadi lebih baik dalam relasi intim. Ada biaya mental yang sangat besar untuk bertahan dalam relasi intim dengan seorang narsis.
Dalam hubungan kerja/bisnis, tunjukkan minat bekerjasama, namun jelaskan juga batasan dan aturan mainnya. Agar dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan seorang narsis, kita perlu menunjukkan bahwa tujuan kerja akan memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan begitu, mereka akan lebih sukacita untuk berkomunikasi dan bekerjasama dengan kita karena sesuai dengan egonya.
Tapi, pastikan sampaikan juga bahwa pekerjaan ini tersistem dan tertulis (ada aturan sebagai pedomannya). Contohnya: ”saya ajak kamu makan malam dengan calon rekan bisnis saya, karena mereka menganggap kamu menyenangkan. Dan kita bekerja dengan ketentuan dan pedoman ini.”