Mohon tunggu...
Margareth Theresia
Margareth Theresia Mohon Tunggu... Mahasiswa pascasarjana -

Blog: http://indonesiakoreastudent.blogspot.kr/ Instagram: margareth.mega

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Suara Burung Bulbul, Sebuah Puisi Karya Raja Danjong dari Dinasti Joseon

3 November 2015   21:50 Diperbarui: 3 November 2015   23:04 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

When heaven is deaf to the song of a nightingale,

Why are a grieving man's ears so keen?

Puisi di atas berbentuk hansi pada awalnya. Hansi adalah salah satu jenis puisi kuno Korea yang dituliskan dengan karakter mandarin. Terjemahan dalam bentuk hangeul diambil dari buku <한국 한시 감상> atau Buku Apresiasi Hansi Korea. Sedangkan terjemahan bahasa Inggrisnya diambil dari terjemahan Kim Jong Gil dalam bukunya yang berjudul .

Danjong menuliskan puisinya pada masa 2 tahun pengasingannya di Yeongwol. Dalam kesedihannya,ia menuliskan beberapa puisi dan ;Suara Burung Bulbul' adalah salah satunya. Menurut legenda, burung bulbul adalah jelmaan dari adik laki-laki seorang Kaisar Kerajaan Shu yang dibuang dari kerajaannya dan tidak bisa kembali. Ia akhirnya meninggal dan arwahnya ingin membalas dendam sehingga berubah menjadi burung bulbul. Danjong menggambarkan dirinya bagaikan burung bulbul. Ia diusir dari istana tempat ia dulu tinggal dan tidak bisa kembali lagi sehingga ia akan membalas dendam bagaikan seekor burung bulbul. Apabila kita membaca baris ketiga hingga keenam, kita bisa merasakan kesedihan dan kemarahannya selama berada di pengasingan. Kemudian, pada baris ketujuh dan kedelapan kita bisa melihat keluhan Raja Danjong terhadap kehidupannya yang menyedihkan.

Ilustrasi: naver.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun