Dinasti Joseon adalah dinasti yang berkuasa di semenanjung Korea selama 500 tahun mulai dari tahun 1392 hingga 1897. Ada 26 raja yang memerintah selama dinasti ini ada. Salah satunya adalah Raja Sejong (1397-1450), raja yang membuat aksara Hangeul, memiliki 8 anak laki-laki dan 2 anak perempuan dari ratunya, Ratu Soheon. Ia adalah raja keempat yang dimiliki oleh Dinasti Joseon. Penerusnya adalah Raja Munjong (1414-1452) yang hanya sempat memerintah selama 2 tahun sebelum meninggal karena penyakit. Penerus Raja Munjong adalah Raja Danjong (1441-1457), anaknya yang baru berumur 11 tahun pada saat menerima tahta kerajaan. Ia hanya dapat memerintah selama 3 tahun saja karena pada tahun 1455, pamannya yang bernama Pangeran Suyang (anak kedua Raja Sejong) mengkudeta pemerintahannya. Pangeran Suyang akhirnya mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dengan gelar Raja Sejo (1417-1468, memerintah 1455-1468).
[caption caption="Raja Danjong (sumber: http://news.naver.com/main/read.nhn?mode=LSD&mid=sec&sid1=102&oid=087&aid=0000206550)"][/caption]
Setelah turun dari tahta pada usia 14 tahun, ia diasingkan ke Yeongwol. Setelah berada 2 tahun dalam pengasingan, Raja Danjong akhirnya dibunuh pada tahun 1457 di usianya yang keenam belas tahun. Dalam usianya yang masih sangat muda, ia mengalami banyak kesedihan, mulai dari kehilangan ibunya, ayahnya, kakak perempuannya, hingga kehidupannya sendiri. Ia seharusnya bisa menjadi raja dalam waktu yang lama, tapi akhirnya hanya bertahan 3 tahun saja setelah dikudeta oleh pamannya sendiri. Dalam pengasingannya, ia sempat menulis sebuah puisi.
聞子規(문자규)
一自寃禽出帝宮(일자원금출제궁)
孤身隻影碧山中(고신척영벽산중)
假眠夜夜眠無假(가면야야면무가)
窮恨年年恨不窮(궁한년년한불궁)
聲斷曉岑殘月白(성단효잠잔월백)
血流春谷花落紅(혈류춘곡화락홍)
天聾尙未聞哀訴(천롱상미문애소)
胡奈愁人耳獨聰(호내수인이독청)
자규 소리에
한 마리 원통한 새 궁으로부터 나오니
외로운 몸 외로운 그림자 푸른산 가운데 있네
밤마다 잠을 청해도 잠은 오지 않고
해마다 한을 풀려 해도 한은 풀리지 않네
소리 끊긴 새벽 산봉우리엔 기우는 달이 허옇고
피흐르는 봄 계곡엔 떨어지는 꽃이 붉구나
하늘은 귀머거리라 아직 슬픈 하소연 듣지 못하는가
어찌 수심에 찬 사람의 귀는 홀로 총총할까
Hearing a Nightingale
Since I left the imperial palace like a resentful bird,
I have dragged my lonely shadow among blue mountains.
I beg for sleep night after night, but sleep won't come;
year after year passes in grief, but the grief doesn't end.
Singing stopped, the moon is pale over the peaks at dawn;
blood streamed, fallen petals are red in the spring valleys.
When heaven is deaf to the song of a nightingale,
Why are a grieving man's ears so keen?
Puisi di atas berbentuk hansi pada awalnya. Hansi adalah salah satu jenis puisi kuno Korea yang dituliskan dengan karakter mandarin. Terjemahan dalam bentuk hangeul diambil dari buku <한국 한시 감상> atau Buku Apresiasi Hansi Korea. Sedangkan terjemahan bahasa Inggrisnya diambil dari terjemahan Kim Jong Gil dalam bukunya yang berjudul .
Danjong menuliskan puisinya pada masa 2 tahun pengasingannya di Yeongwol. Dalam kesedihannya,ia menuliskan beberapa puisi dan ;Suara Burung Bulbul' adalah salah satunya. Menurut legenda, burung bulbul adalah jelmaan dari adik laki-laki seorang Kaisar Kerajaan Shu yang dibuang dari kerajaannya dan tidak bisa kembali. Ia akhirnya meninggal dan arwahnya ingin membalas dendam sehingga berubah menjadi burung bulbul. Danjong menggambarkan dirinya bagaikan burung bulbul. Ia diusir dari istana tempat ia dulu tinggal dan tidak bisa kembali lagi sehingga ia akan membalas dendam bagaikan seekor burung bulbul. Apabila kita membaca baris ketiga hingga keenam, kita bisa merasakan kesedihan dan kemarahannya selama berada di pengasingan. Kemudian, pada baris ketujuh dan kedelapan kita bisa melihat keluhan Raja Danjong terhadap kehidupannya yang menyedihkan.
Ilustrasi: naver.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H