Mohon tunggu...
mardillaarwizah
mardillaarwizah Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pakaian Adat Pengantin Melayu Riau Di Berbagai Kabupaten Yang Terdapat Di Museum Sang Nila Utama

1 Januari 2025   13:47 Diperbarui: 1 Januari 2025   13:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian Adat Pengantin Melayu Riau Di Berbagai Kabupaten Yang Terdapat Di Museum Sang Nila Utama Jl. Jend. Sudirman, Tengkerang Tengah, Marpoyan Damai

7. Pakaian Pengantin Kabupaten Rokan Hulu: Pakaian pengantin kabupaten rokan hulu memiliki cirri khas yang menarik. Pakaian pengantin perempuan: Baju kurung panjang menggunakan bahan sutra berwarna hitam dengan rok songket berwarna oren dengan motif bunga di sertakan dengan hiasan kalung berupa emas dan manik-manik. Pakaian pengantin laki laki: Baju kurung bahan sutradan ada manik-manik serta celana pamjang berwarna hitam menggunakan songket berwarna oren motif bunga. Yang bermakna kesucian, kesetiaan dan kekayaan bagi adat melayu riau. 

8. Pakaian Pengantin Kepulauan Riau: Pakaian adat melayu riau kepulauan riau kebudayaan lokal yang ada di Riau salah satunya adalah baju Kurung Labuh. Ciri khas baju kurung adalah rancangan yang longgar pada lubang lengan, perut, dan dada. Beberapa bagiannya sering dihiasi sulaman berwarna keemasan. Pakaian ini konon menjadi jenis baju kurung tertua yang masih ada hingga saat ini. Baju Kurung Teluk Belanga memiliki alas leher berbentuk bulat, dan sedikit belahan di bagian depannya. Baju Kurung Teluk Belanga yang digunakan oleh pria berbeda dengan yang digunakan oleh wanita. Baju kurung Teluk Belanga yang dipakai pria memiliki panjang hingga sedikit di bawah pinggang, sementara baju kurung yang dipakai wanita lebih panjang hingga di atas lutut. 

9. Pakaian Pengantin Dari Kabupaten Indragiri Hulu: Pakaian pengantin kabupaten Indragiri hulu berwarna merah dengan bahan sutra, pakaian perempuan menggunakan baju kurung panjang warna merah berbahan sutra dengan hiasan kalung dan manik-manik yang terlihat anggun saat di pakai dengan rok songket berwarna oren kekuningan, pakaian pengantin laki laki menggunakan baju kurung dan celana panjang berwarna merah dan dikenakan songket berwarna oren kekuningan. 

10. Pakaian Pengantin Siak Sri Sndrapura: Pakaian adat melayu riau siak sri inrapura kebudayaan lokal yang ada di Riau salah satunya adalah baju Kurung Labuh. Baju kurung yang identik digunakan dikalangan wanita Melayu ini memiliki bentuk panjang melewati lutut, Dalam upacara perkawinan, pria mengenakan Baju Kurung Cekak Musang yang dilengkapi dengan kopyah dan sarung. Selain kopyah, ia juga memakai berbagai aksesoris seperti mahkota di kepala. Salah satu hasil budaya masyarakat Indonesia adalah kain tenun tradisional yang sering disebut kain tenun songket yang memiliki keunikan tersendiri. Kain tenun songket ini merupakan ungkapan budaya yang kompleks, di mana terdapat ungkapan-ungkapan budaya visual yang di dalamnya terkandung seperti, simbol atau pelambangan, dan nilai keindahan, yang terwujud karena adanya keahlian menata dan menyatukan menjadi satu. Secara umum Indonesia memiliki berbagai bentuk tenun yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Masing-masing tenun tersebut memiliki corak dan makna yang berbeda sesuai dengan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penganutnya. Salah satu tenun tersebut adalah tenun songket Siak yang ada di Riau. Tenun Siak ini memiliki khazanah budaya di Bumi Melayu yang sangat dikenal di Siak Sri Indrapura dan juga di daerah Riau lainnya. Kain tenun ini disebut juga sebagai kain songket, yaitu suatu pekerjaan tenunan yang menggunakan bahan benang kapas atau sutera serta dengan menggunakan bubuhan motif benang emas yang diselipkan pada kain dengan cara mengjungkitkannya. Pada masyarakat Melayu Riau tenun songket tradisional ini dihiasi dengan memberi motif-motif hias tertentu dan setiap motif mempunyai makna terhadap sipemakainya. Selain memiliki fungsi dan kualitas pakaian juga memiliki lambang-lambang, sebagai unsur yang mencerminkan lambang tersebut adalah corak dan ragi. Songket Siak yang pada masa kerajaan memiliki nilai khasanah yang tinggi dalam tatanan hidup masyarakat Siak dan masyarakat Melayu Riau umumnya. Namun sekarang berubah sejalan terjadinya perubahan di masyarakat Melayu Riau. Kain tenun songket Siak yang dulu hanya dipakai oleh orang-orang kerajaan, sekarang telah dipakai oleh masyarakat luas. Pada masa kerajaan kain tenun songket Siak juga digunakan pakaian upacara-upacara adat. Saat ini, kain songket sudah digunakan diberbagai acara. Begitu pula dengan motif dan corak yang digunakan. Dahulunya motifnya tertentu dan memiliki makna namun sekarang lebih beragam dan tidak lagi memperhatikan makna dari motif yang ditampilkan.

 11. Pakaian Pengantin Kota Pekanbaru: Pakaian pengantin kota pekanbaru berwarna hijau toska yang menggunakan bahan songket, pada pakaian perempuan dibuat baju kurung motif bunga dengan tambahan kalung dan ikat pinggang dari emas dan ada selendang yang di sampirkan, pada pakaian laki laki dibuat baju kurung dan celana panjang dililitkan dengan kain songket dan ditambah hiasan berupa kalung dan ikat pinggang serta selandang yang disampirkan.

Penutup 

Nilai dan makna yang dapat diambil dari pakaian adat pengantin melayu riau adalah: Nilai dan makna pakaian pengantin Melayu mencerminkan budaya, tradisi dan filosofi hidup masyarakat Melayu .

Pakaian adat Melayu Riau bermacam-macam jenis, tergantung pada situasi dan kondisi pemakainya serta kegiatan yang mereka lakukan, misalnya untuk acara resmi atau dalam kegiatan sehari-hari. Memiliki nilai estetika yang berkaitan dengan keindahan. Lambang pakaian adat melayu di riau merupakan nilai luhur yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Keberadaan simbol-simbol budaya yang tertanam dalam pakaian melayu memiliki kedudukan dan peran pakaian yang penting dalam kehidupan masyarakat melayu. Keberadaan ketentuan adat mengatur bentuk, (motif), warna, penggunaan, dan fungsi pakaian. Ketentuan tersebut diterapkan untuk mendidik moral pengguna. Semua itu tidak terlepas dengan semangat ajaran islam yang menjadi identitas masyarakat Melayu.

Identitas dari kebudayaaan adat suku Melayu Kepulauan Riau sangat terlihat jelas dari pakaian adatnya. Melayu Kepulauan Riau memiliki berbagai macam jenis pakain adat, setiap masing-masing dari pakaian tersebut memiliki makna nya sendiri sesuai dengan norma agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan fungsi pakaian tersebut. Banyak makna positif yang terkandung dalam pakaian Melayu ini yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran dalam kehidupan. Dengan kita mengerti dan memahami tentang pakaian adat sendiri maka secara tidak langsung kita terus melestarikan kebudayaan adat Melayu, sehingga kebudayaan dari turun menurun ini tidak hilang. Melalui perancangan E-book Ensiklopedia Pakaian Adat suku Melayu Kepulauan Riau ini diharapkan dapat memberikan informasi dan terus melestarikan kebudayaan adat Melayu di Kepulauan Riau, dengan media yang digunakan yaitu E-book hingga mempermudah generasi muda saat ini dalam mengakses dan mempelajari informasi tentang pakaian adat Melayu secara menarik. Perancangan ini juga memberi pelajaran agar tidak sembarangan dalam penggunaan pakaian adat Melayu, melainkan mengikuti aturan yang sudah ada karena dalam perancangan ini menggunakan visual fotografi agar audience dapat membayangan dengan jelas.

Terdapat dampak positif dan negatif dari asimilasi kebudayaan terhadap penggunaan busana pengantin Melayu. Dampak positif antara lain peningkatan inovasi dan kreativitas perias pengantin dalam memodifikasi busana adat, menambah pilihan masyarakat dalam memilih busana pengantin, masyarakat dapat mengenal beragam busana adat yang berbeda, dan keterbukaan masyarakat terhadap budaya baru. Sementara dampak negatifnya adalah kehilangan nilai tradisional, meningkatnya komersialisasi, dan mengurangi keunikan pakaian pengantin yang memiliki nilai-nilai budaya Melayu. Asimilasi budaya mengakibatkan degradasi budaya, perubahan bentuk pakaian pengantin, hilangnya nilai-nilai kebudayaan di pakaian Melayu, penurunan pengetahuan masyarakat akan busana Melayu yang asli, dan semakin jauhnya generasi-generasi penerus terhadap budaya lokal. Penggunaan pakaian adat tidak lagi sebagai penerapan adat dan budaya, melainkan sebagai fungsi mempercantik diri di hari pernikahan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun