Meskipun orang Melayu tidak lagi merupakan satu-satunya penduduk mayoritas masyarakat Riau, namun karena Riau berada di bawah naungan budaya Melayu, maka para pendatang menyesuaikan diri dengan budaya Melayu. Budaya Melayu dijadikan payung dan acuan bagi mereka dalam berprilaku dan bertindak. Pepatah yang berbunyi "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung," dipegang teguh oleh para pendatang. Agar masyarakat selalu menjaga budaya Melayu, maka setiap hari Jumat seluruh karyawan instansi pemerintah harus memakai pakaian Melayu, berupa baju 'Teluk Belanga', dan baju kurung tradisional bagi perempuan. Seiring berkembangnya zaman, budaya pelestarian baju adat melayu Riau sudah semakin berkurang, dikarenakan munculnya baju-baju yang lebih modern. Bahkan, banyak masyarakat yang memodifikasi baju-baju adat yang telah ada, sehingga mengurangi nilai dari baju adat tersebut.
Karena memiliki pakaian adat yang bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Untuk pria menggunakan pakaian adat berupa baju Kurung Cekak Musang atau biasa disebut dengan baju Kurung Belanga. Sedangkan untuk wanita menggunakan pakaian berupa baju Kurung Kebaya Laboh. Kedua pakaian adat ini merupakan salah satu warisan kebudayaan Riau yang sering digunakan pada saat upacara adat atau pernikahan. Salah satu penggunaan pakaian adat melayu Riau adalah saat kegiatan upacaraupacara. Didaerah Riau banyak sekali upacara yang dilakukan, baik upacara keagamaan maupun upacara adat istiadat. Dalam upacara ini dikaitkan dengan pakaian, perhiasan dan kelengkapan tradisional, baik menyangkut upacara keagamaan maupun upacara adat tersebut. Yang masuk dalam upacara keagamaan seperti: Hari Raya ldulfitri atau Hari Raya Puasa, Hari Raya Idul adha atau Hari Raya Haji, Perkawinan, Kelahiran, Mandi Safar, kematian, Maulid Nabi Muhammad dan lain- lain. Sedangkan yang masuk dalam upacara adat istiadat ini mencakup didalamnya yaitu: menyambut Tamu Agung, melakukan upacara peresmian, upacara Sosial dan lain-lain. Melihat ha! tersebut diatas, maka sudah tentu dalam berpakaian, serta perhiasan dan kelengkapan tradisionalnya berbeda dengan pakaian, perhiasan serta kelengkapan tradisional dengan sehari-harinya.Â
Pakaian Adat Riau Tidak hanya sebagai penutup tubuh atau identitas budaya saja, tetapi pakaian adat Riau juga memiliki makna tersendiri. Selain sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh, pakaian adat bermakna sebagai penolak bala. Sebuah pakaian adat juga diangap sebagai nilai dan moral pemakaiannya meliki teradisi sebuah daerah. Oleh karena itu, pakaian adat bukan hanya sebagai cirri budaya, melainkan lambang tradisi sebuah daerah yang patut dijaga dan dilestarikan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Keberagaman pakaian adat ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya yang ada di Kepulauan Riau, serta bagaimana setiap suku di daerah ini menjaga dan melestarikan kearifan lokal mereka melalui tradisi pakaian yang masih dipertahankan hingga kini. Pakaian adat tidak hanya berfungsi sebagai identitas budaya, tetapi juga sebagai simbol kekayaan warisan budaya yang mendalam, yang terus dikenakan dan dihormati oleh masyarakat Kepulauan Riau, baik di kehidupan sehari-hari maupun dalam acara-acara penting. Dengan memahami makna dan menghargai pakaian adat ini dapat memperkuat rasa kebanggaan tentang identitas budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Berikut beberapa pakaian adat pengantin melayu riau yang beragam:Â
1. Pakaian Masyarakat Melayu: Baju kurung tradisional adalah pakaian wanita Melayu di Riau yang sampai sekarang ini masih melekat dalam keseharian wanita karena pakaian merupakan bagian yang sangat penting dalam sejarah kehidupan manusia. Bahkan menjadi kebutuhan pokok sebagai penutup dan pelindung tubuh dari berbagai aspek tinjauan. Baju kurung teluk belanga adalah pakaian pria melayu riau yang sampai saat ini masih melekat dalam keseharin riau. Desain baju kurung biasanya sederhana dan longgar, terdiri dari dua bagian utama: Atasan: baju longgar dengan panjang mencapai lutut atau lebih, sering kali dilengkapi dengan lengan Panjang, Bawahan: kain panjang yang dililitkan atau dijahit seperti sarung, sering disebut kain samping yang biasanya memiliki motif tradisional seperti songket atau batik.Â
2. Pakaian Pengantin Kabupaten Kuantan Singing: Pakaian tradisional kabupaten kuantan singing adalah takuluak berembai Nama Takuluak Barembai berasal dari salah satu komponen busananya, yaitu Takuluak, yang merupakan kain penutup kepala yang dihiasi renda. Pakaian ini mengikuti syariat Islam, yaitu tidak membentuk lekuk tubuh. Warna-warna tersebut mencerminkan Tali Tigo Sapilin yang ada pada lambang Kabupaten Kuantan Singingi. Takuluak Barembai telah menjadi ikon Kuantan Singingi dan terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi motif baru. Takuluak Barembai juga sudah merambah ke dunia fashion dengan mengadopsi warna, corak, serta pernak perniknya. Baju ini biasanya bermotif keemasan dengan warna dominan hitam. Pakaian ini sering dipakai dalam acara-acara besar dan sakral, termasuk resepsi pernikahan.Â
3. Pakaian Dari Kabupaten Siak Sri Indrapura: Pakaian adat pemgantin kabupaten siak sri indrapura yang memiliki warna biru. Pakaian adat laki laki terdapat baju kurung siak berwarna biru tua dengan motif bunga dan daun. Pakaian adat perempuan yaitu baju kurung siak dengan motif bunga dan daun, dipadukan dengan kain sarung dan perhiasan emas. Makna warna biru yaitu kebijakan dan kesabaran, keadilan dan kejujuran, kehoratan dan kemuliaan.Â
4. Pakaian Ninik Mamak Dari Kabupaten Kampar: Pakaian adat pengantin kabupaten kampar yang digunakan pada saat acara adat, ninik mamak adalah sebutan untuk pakaian adat khas masyarakat Kampar, Riau yang dikanakan oleh pria Pakaian ninik mamak Kampar ini berwarna hitam terbuat dri bahan kain sutra dan kain songket yang dihiasi manik manik dan payet, pakaian adat ninik mamak merupakan bagian dari upaya budaya melayu.
 5. Pakaian Masyarakat Melayu: Pakaian adat masyarakat melayu yang menggunakan baju kurung motif bunga berwarna kecoklatan dengan rok songket batik untuk perempuan dan baju motif garis garis dan celana bahan motif garis garis yang panjangnya di bawah lutut untuk laki laki.Â
6. Pakaian Pengantin Kabupaten Indragiri Hilir: Pakaian adat melayu di kabupaten indragiri hilir yang memiliki ciri khas yang unik dan menarik. Ada beberapa karakteristik pakaian pengantin: Pakaian Pengantin wanita terdiri dari baju kurung panjang dengan kain songket, Kain Songket berbahan tenun dengan motif bunga, daun, dan geometris, Perhiasan emas, perak, dan manikmanik yang rumit. Pakaian Pengantin laki laki Baju Kurung: kain songket, Celana panjang dengan motif geometris perhiasan emas, perak. Warna merah, silver yang mencerminkan kekayaan dan kemuliaan., Motif bunga, daun, dan geometris yang melambangkan keindahan dan kesempurnaan.Â