Mohon tunggu...
Mardiatul zahra
Mardiatul zahra Mohon Tunggu... Psikolog - psychology

seorang perempuan yang memiliki tekad yang kuat untuk menggapai masa depannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak broken home terhadap psikis anak saat dewasa

17 Januari 2024   22:51 Diperbarui: 17 Januari 2024   22:59 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peningkatan jumlah perceraian adalah masalah internal dan eksternal yang dihadapi oleh kedua belah pihak. Perceraian sering kali dianggap sebagai keputusan yang diambil demi kebaikan kedua belah pihak, tanpa mempertimbangkan dampak yang akan dirasakan oleh anak-anak sebagai korban utama. Keputusan ini berdampak fatal terhadap kesejahteraan psikologis anak-anak yang terlibat, terutama karena mereka sering kali tidak memahami makna dari perceraian tersebut saat mereka masih kecil. Selain itu, orang tua cenderung menutupi keadaan sebenarnya dari anak-anak mereka yang menjadi korban perceraian tersebut (Mistiani, 2020).

Menurut Mistiani (2020), pada usia yang relatif sensitif, sekitar 15 hingga 19 tahun, masa transisi dari remaja ke dewasa dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan psikologis seorang anak. Pada periode ini, anak dapat terpengaruh baik atau buruk, tergantung pada respons dan Perhatian yang diberikan oleh orang tua. Dalam beberapa keadaan, telah terbukti bahwa keluarga yang mengalami perpecahan (broken home) dapat menimbulkan implikasi yang signifikan. yang sangat merugikan pada kesejahteraan psikologis anak. Kondisi di mana rumah tangga terpecah memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan mental anak, contohnya adalah penurunan prestasi belajar, yang dapat terlihat dari banyaknya peserta didik yang mengalami hal tersebut. penurunan prestasi akibat pengaruh langsung dari situasi keluarganya.(Massa et al., 2020; Wahid et al., 2022).

  • Kondisi "broken home" Situasi keluarga yang rusak, Ketika orang tua mengalami perceraian atau berpisah, hal tersebut bisa berdampak secara psikologis pada anak. Anak-anak yang berada dalam situasi ini mungkin mengalami stres, kebingungan,dan kecemasan. Efek psikologis ini dapat bertahan hingga dewasa dan memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk hubungan, pekerjaan, dan kehidupan di masa depan (Indah, 2022). Pada artikel ini akan dibahas terkait dampak broken terhadap psikis anak saat dewasa.

 

PEMBAHASAN

Apa Itu Broken Home?

Broken home merujuk pada keadaan keluarga di mana salah satu dari kedua orang tua telah bercerai, seperti yang digambarkan dalam istilah Bahasa Indonesia. Istilah "broken home" menggambarkan situasi di mana perceraian telah dialami oleh salah satu dari orang tua dalam sebuah keluarga atau lingkungan rumah tangga. Keluarga yang mengalami hal tersebut  sering kali menjadi lingkungan yang tidak harmonis, sering terjadi konflik dan pertengkaran yang akhirnya Situasi ini dapat mengakibatkan perpisahan (Aisyah et al., 2022). Keadaan ini mungkin timbul Ketika satu dari dua orang tua tidak hadir dalam situasi tersebut. lingkungan keluarga atau rumah tangga,baik itu karena perceraian, kematian, meninggalkan keluarga, dan sebab lainnya (Kartini et al., 2019). Definisi broken home mencakup kondisi keluarga yang tidak harmonis, sering kali penuh dengan konflik, dan mungkin berakhir dengan perceraian (S. Willis, 2015).

            Penyebab dari broken home meliputi beberapa faktor, seperti:

  • Perceraian yang terjadi
  • Kurangnya kedewasaan dalam sikap dan tanggung jawab orang tua
  • Jarak yang terjauhkan dari nilai-nilai keagamaan
  • Kendala ekonomi
  • Permasalahan dalam bidang pendidikan. Salah satu contoh perilaku kurang matang dari orang tua dapat tercermin dalam sikap egois dan egosentris yang mereka tunjukkan.
  • Broken home bisa berasal dari beberapa faktor, salah satunya:
  • Perceraian orang tua
  • Kekurangan dalam kematangan sikap dan tanggung jawab orang tua
  • Jauhnya hubungan dengan nilai-nilai keagamaan
  • Kendala ekonomi
  • Masalah dalam pendidikan. Salah satu contoh dari ketidakdewasaan sikap orang tua adalah perilaku egois dan egosentris yang mereka tunjukkan (Adaptasi dari Aisyah et al., 2022; Kartini et al., 2019; S. Willis, 2015  

Dampak Broken Home Terhadap Psikis Saat DewasaBroken home memberikan dampak psikis pada anak hingga anak tersebut tumbuh dewasa (Aisyah et al., 2022). Menurut Rahmat & Alawiyah (2020) terdapat dua aspek dalam psikis diantaranya aspek emosi dan aspek kognitif. Aspek emosi meliputi perasaan senang sedih atau malu sedangkan pada aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir, konsentrasi, dan pengambilan keputusan.Kondisi keluarga yang mengalami perpisahan ini sering kali tidak mencerminkan keharmonisan seperti yang diharapkan dalam sebuah keluarga (Massa et al., 2020). 

Dan keadaan ini dapat membawa dampak negatif pada kesejahteraan mental anak-anak. terbukti dengan banyaknya peserta didik yang mengalami penurunan prestasi belajar karena dipengaruhi oleh kondisi keluarganya, dan dampak ini cenderung berlanjut hingga anak-anak Menjadi dewasa (Mistiani, 2020). Hal ini sejalan dengan pandangan Moh. Shochib yang menyatakan bahwa perceraian dan perpisahan dapat membawa dampak negatif. terhadap perkembangan kepribadian anak. (Shochib, 1998).

Kejadian broken home dalam keluarga selalu memiliki konsekuensi yang signifikan. Dapat menciptakan stres, tekanan, dan memiliki efek pada perubahan fisik dan mental. Keluarga seharusnya menjadi lingkungan yang memberikan contoh perilaku positif bagi anak-anak, membimbing mereka dalam pertumbuhan yang baik, serta menjadi sumber kasih sayang dan rasa aman. Kekurangan ini karena perceraian memiliki dampak yang beragam pada perkembangan psikologis remaja, terutama bagi mereka yang mengalami masalah temperamen dan kekurangan dalam kemampuan sosial..Dampak dari perceraian bisa mencakup persoalan psikologis seperti gangguan kepribadian, kesulitan dalam prestasi akademis, serta masalah perilaku di luar diri (seperti perilaku yang kurang terkendali dan kenakalan remaja) atau masalah internal (seperti kecemasan dan depresi), serta kesulitan dalam mengembangkan hubungan dekat. Anak-anak yang terpengaruh juga mungkin mengalami aktivitas seksual dini, konsumsi narkoba, pergaulan dengan teman yang berisiko, rendahnya rasa percaya diri, serta kesulitan dalam membuat keputusan. Selain itu, remaja yang kehilangan tempat tinggalnya mungkin mencari keamanan dan kenyamanan di lingkungan lain, seperti dengan teman-teman, tetangga, atau rekan sebaya yang menawarkan rasa nyaman dan kedamaian bagi mereka (Ndari, 2016).

Dampak broken home pada psikis anak salah satunya adalah pada kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial. Menurut (Mistiani, 2018)Saat anak berada dalam lingkungan rumah yang tidak stabil, mereka mengalami rasa malu, kurangnya kepercayaan diri, dan kekhawatiran atas ketidakamanan.Anak-anak dari keluarga yang tidak harmonis sering menghadapi kesulitan dalam interaksi sosial, merasa malu, serta kekurangan kepercayaan diri.Anak-anak dari keluarga broken home sering merasakan tingkat stres yang tinggi, seperti depresi dan kecemasan, karena kurangnya dukungan dari lingkungan teman yang bisa mereka andalkan.Ketidakharmonisan dalam rumah tangga justru dapat membuat anak merasa tidak nyaman dalam situasi tersebut.Banyak anak merasa sangat khawatir karena mereka melihat perubahan atau keretakan pada orang yang mereka cintai dan di tempat tinggal mereka.Jika anak merasa curiga atau tidak puas dengan perilaku orang tua mereka dan merasa tidak didengar atas kebutuhan atau pendapat mereka, hal ini dapat memicu perasaan memberontak dan berusaha melarikan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun