Mohon tunggu...
Mardiana
Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Menulislah, walau sebait kata

Menuangkan segala dibenak menjadi tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kekasih Ayah adalah Guruku (Bagian 3)

5 November 2020   07:03 Diperbarui: 5 November 2020   07:06 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku benar-benar tergoda, dan ingin sekali memilikinya. Diriku sangat yakin Guru cantik itu pasti menerima cintaku, Karena Aku tampan. 

Disekolah, banyak cewek-cewek  yang mengutarakan cintanya. Tetapi Aku tak pernah merespon, Apalagi saat Aku berada di lapangan basket, mereka mulai mencari perhatian padaku, sambil teriak-teriak sebut namaku dan Aku tetap cuek saja.

Sekarang, justru Aku tergila-gila dengan seorang wanita yang telah memberikan ilmunya untukku. Ia adalah pengganti orang tua kedua saat disekolah, tetapi Aku telah berani mencintainya.

Ketika Aku sedang asyik menghayalkan Guru cantik itu, tiba-tiba seperti suara peperangan telah terjadi, suara ledakan bom dimana-mana, kemudian suara jeritan dan suara jatuhnya perabotan isi rumah.

Aku mulai curiga, pasti Ayah sudah kembali dan perang ini terjadi lagi. Kenapa Aku tak mendengar suara mesin mobil Ayah? Apa karena terlenanya Aku dalam lamunan? Entahlah. 

kemudian Aku berlari ke lantai bawah, benar saja dengan apa yang Aku dengar tadi. Ini lebih parah dari biasanya. Semuanya berantakan, tetapi Aku tak melihat Ibuku. Dimana Dia? Aku berjalan sangat sangat hati-hati, karena dimana-mana pecahan kaca.

Ku lihat di kamarnya tidak ada, kamar ini pun sama berantakannya. Bahkan isi lemari telah muntah kemana-mana.

"Bik, bik..." Aku berteriak memanggil pembantu.

Pembantuku berlari tergopoh-gopoh

"Ya den Rio, mau cari Ibu?" Tanyanya. Sepertinya dia sudah tau Aku akan menanyakan itu padanya.

Aku menganggukkan kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun