AFC sebagai badan pengawas sepak bola di Asia perlu mengambil langkah tegas untuk mengevaluasi keputusan wasit dalam pertandingan ini, agar insiden serupa tidak lagi terulang. Peran teknologi dan pengawasan yang lebih ketat diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan tim-tim peserta dan juga para penonton terhadap kejujuran pertandingan.Â
Jika diibaratkan, wasit di lapangan sama seperti seorang hakim di ruang sidang. Ia memiliki kewenangan penuh untuk memutuskan jalannya pertandingan dan bertanggung jawab atas setiap keputusannya. Sebagaimana hakim di pengadilan harus menjunjung tinggi prinsip keadilan, wasit di lapangan juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan setiap keputusan yang diambil tidak merugikan satu pihak secara sepihak.Â
Dalam kasus Indonesia melawan Bahrain, keputusan yang melebihi batas waktu tambahan ibarat seorang hakim yang memperpanjang sidang tanpa dasar yang jelas, yang berujung pada hilangnya kepercayaan publik terhadap proses pertandingan.
Lapangan hijau di Stadion Manama, Bahrain, menjadi saksi bisu dari perjuangan pemain Timnas Indonesia dalam menghadapi tekanan dan kelelahan demi membawa pulang tiga poin penting. Dari awal pertandingan, Timnas Indonesia bermain dengan disiplin dan semangat tinggi.Â
Sorak-sorai pendukung yang hadir menambah intensitas suasana pertandingan, sementara ekspresi lelah namun penuh semangat tergambar di wajah para pemain Indonesia yang berjuang hingga menit-menit akhir.Â
Saat waktu tambahan diumumkan, wajah para pemain menunjukkan sedikit kebingungan, namun mereka tetap fokus menjaga pertahanan. Namun, ketika gol penyeimbang tercipta di luar batas waktu yang diumumkan, tampak raut wajah penuh kekecewaan dari pemain dan pelatih Indonesia. Seolah segala usaha yang telah mereka keluarkan di lapangan sia-sia karena satu keputusan wasit.
Pada akhirnya, insiden dalam pertandingan Indonesia melawan Bahrain ini menjadi contoh betapa pentingnya keputusan yang adil dan transparan dari seorang wasit dalam sebuah pertandingan. Untuk ke depannya, AFC perlu mengevaluasi dan meningkatkan kualitas serta transparansi wasit agar kasus serupa tidak terulang lagi. Penggunaan teknologi VAR yang lebih optimal di semua laga kualifikasi juga perlu diterapkan. Selain itu, evaluasi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap wasit harus diadakan untuk memastikan bahwa sepak bola tetap menjadi arena olahraga yang adil bagi semua pihak. Hanya dengan komitmen untuk menjaga keadilan, kepercayaan terhadap sepak bola bisa kembali tumbuh, dan pertandingan dapat kembali dinikmati sebagai ajang yang jujur dan sportif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H