Pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada 10 Oktober 2024 menyisakan cerita pahit bagi pendukung Indonesia. Skor imbang 2-2 di penghujung laga menutup asa kemenangan yang sempat di depan mata.Â
Namun, bukan hanya skor akhir yang menjadi sorotan utama. Keputusan kontroversial wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, yang memperpanjang waktu tambahan hingga menit ke-90+9, jauh melampaui enam menit yang sebelumnya diumumkan, memicu kemarahan di pihak Indonesia.Â
Gol penyeimbang yang dicetak Bahrain di luar batas waktu tambahan membuat manajer Timnas, Sumardji, dan pelatih Shin Tae-yong melayangkan protes keras kepada AFC. Bagi Timnas Indonesia dan pendukungnya, keputusan ini lebih dari sekadar kekalahan; ini adalah soal keadilan yang dirasa tidak ditegakkan.
Bayangkan sebuah tim yang telah berjuang keras selama 90 menit, bermain dengan segenap tenaga dan strategi yang telah dipersiapkan untuk meraih kemenangan. Saat skor masih 2-1 untuk keunggulan Indonesia, tambahan waktu yang diumumkan adalah enam menit, cukup lama untuk mempertahankan keunggulan namun tetap dalam batas yang wajar.Â
Namun, tanpa alasan yang jelas, waktu tambahan terus berjalan hingga sembilan menit. Gol penyeimbang yang dicetak Bahrain di menit ke-90+9 menimbulkan kekecewaan mendalam, mengubah suasana harapan menjadi keputusasaan di antara para pemain, pelatih, dan pendukung Indonesia yang merasa kemenangan direnggut dari tangan mereka oleh keputusan yang dinilai tidak adil.
Kasus ini mengingatkan kita pada situasi serupa yang dialami Italia di Piala Dunia 2002 saat mereka menghadapi Korea Selatan. Wasit Byron Moreno, yang memimpin laga tersebut, memberikan keputusan yang kontroversial, seperti kartu merah dan penalti yang merugikan Italia, hingga akhirnya mereka kalah.Â
Contoh lain terjadi di La Liga Spanyol pada 2017, saat Barcelona menghadapi Valencia. Gol Barcelona yang sudah jelas melewati garis gawang tidak disahkan oleh wasit, menyebabkan kerugian besar bagi tim. Keputusan-keputusan seperti ini mengingatkan kita betapa besarnya pengaruh seorang wasit terhadap hasil akhir sebuah pertandingan.Â
Dalam sepak bola, keadilan seharusnya menjadi pilar utama yang dijunjung oleh semua pihak, termasuk wasit yang memegang peranan penting dalam menjaga integritas pertandingan. Keputusan Ahmed Al Kaf untuk memperpanjang waktu di luar batas yang wajar mencederai prinsip fair play yang seharusnya diterapkan.
 AFC sebagai badan pengawas sepak bola di Asia perlu mengambil langkah tegas untuk mengevaluasi keputusan wasit dalam pertandingan ini, agar insiden serupa tidak lagi terulang. Peran teknologi dan pengawasan yang lebih ketat diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan tim-tim peserta dan juga para penonton terhadap kejujuran pertandingan.Â
Jika diibaratkan, wasit di lapangan sama seperti seorang hakim di ruang sidang. Ia memiliki kewenangan penuh untuk memutuskan jalannya pertandingan dan bertanggung jawab atas setiap keputusannya. Sebagaimana hakim di pengadilan harus menjunjung tinggi prinsip keadilan, wasit di lapangan juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan setiap keputusan yang diambil tidak merugikan satu pihak secara sepihak.Â
Dalam kasus Indonesia melawan Bahrain, keputusan yang melebihi batas waktu tambahan ibarat seorang hakim yang memperpanjang sidang tanpa dasar yang jelas, yang berujung pada hilangnya kepercayaan publik terhadap proses pertandingan.
Lapangan hijau di Stadion Manama, Bahrain, menjadi saksi bisu dari perjuangan pemain Timnas Indonesia dalam menghadapi tekanan dan kelelahan demi membawa pulang tiga poin penting. Dari awal pertandingan, Timnas Indonesia bermain dengan disiplin dan semangat tinggi.Â
Sorak-sorai pendukung yang hadir menambah intensitas suasana pertandingan, sementara ekspresi lelah namun penuh semangat tergambar di wajah para pemain Indonesia yang berjuang hingga menit-menit akhir.Â
Saat waktu tambahan diumumkan, wajah para pemain menunjukkan sedikit kebingungan, namun mereka tetap fokus menjaga pertahanan. Namun, ketika gol penyeimbang tercipta di luar batas waktu yang diumumkan, tampak raut wajah penuh kekecewaan dari pemain dan pelatih Indonesia. Seolah segala usaha yang telah mereka keluarkan di lapangan sia-sia karena satu keputusan wasit.
Pada akhirnya, insiden dalam pertandingan Indonesia melawan Bahrain ini menjadi contoh betapa pentingnya keputusan yang adil dan transparan dari seorang wasit dalam sebuah pertandingan. Untuk ke depannya, AFC perlu mengevaluasi dan meningkatkan kualitas serta transparansi wasit agar kasus serupa tidak terulang lagi. Penggunaan teknologi VAR yang lebih optimal di semua laga kualifikasi juga perlu diterapkan. Selain itu, evaluasi dan pengawasan yang lebih ketat terhadap wasit harus diadakan untuk memastikan bahwa sepak bola tetap menjadi arena olahraga yang adil bagi semua pihak. Hanya dengan komitmen untuk menjaga keadilan, kepercayaan terhadap sepak bola bisa kembali tumbuh, dan pertandingan dapat kembali dinikmati sebagai ajang yang jujur dan sportif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI