Mohon tunggu...
Johannes Marco
Johannes Marco Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa

SMA Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Bola

Di Balik Peluit, Kontroversi dan Keadilan di Lapangan Hijau

8 November 2024   22:30 Diperbarui: 9 November 2024   00:29 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada 10 Oktober 2024 menyisakan cerita pahit bagi pendukung Indonesia. Skor imbang 2-2 di penghujung laga menutup asa kemenangan yang sempat di depan mata. 

Namun, bukan hanya skor akhir yang menjadi sorotan utama. Keputusan kontroversial wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, yang memperpanjang waktu tambahan hingga menit ke-90+9, jauh melampaui enam menit yang sebelumnya diumumkan, memicu kemarahan di pihak Indonesia. 

Gol penyeimbang yang dicetak Bahrain di luar batas waktu tambahan membuat manajer Timnas, Sumardji, dan pelatih Shin Tae-yong melayangkan protes keras kepada AFC. Bagi Timnas Indonesia dan pendukungnya, keputusan ini lebih dari sekadar kekalahan; ini adalah soal keadilan yang dirasa tidak ditegakkan.


Bayangkan sebuah tim yang telah berjuang keras selama 90 menit, bermain dengan segenap tenaga dan strategi yang telah dipersiapkan untuk meraih kemenangan. Saat skor masih 2-1 untuk keunggulan Indonesia, tambahan waktu yang diumumkan adalah enam menit, cukup lama untuk mempertahankan keunggulan namun tetap dalam batas yang wajar. 

Namun, tanpa alasan yang jelas, waktu tambahan terus berjalan hingga sembilan menit. Gol penyeimbang yang dicetak Bahrain di menit ke-90+9 menimbulkan kekecewaan mendalam, mengubah suasana harapan menjadi keputusasaan di antara para pemain, pelatih, dan pendukung Indonesia yang merasa kemenangan direnggut dari tangan mereka oleh keputusan yang dinilai tidak adil.


Kasus ini mengingatkan kita pada situasi serupa yang dialami Italia di Piala Dunia 2002 saat mereka menghadapi Korea Selatan. Wasit Byron Moreno, yang memimpin laga tersebut, memberikan keputusan yang kontroversial, seperti kartu merah dan penalti yang merugikan Italia, hingga akhirnya mereka kalah. 

Contoh lain terjadi di La Liga Spanyol pada 2017, saat Barcelona menghadapi Valencia. Gol Barcelona yang sudah jelas melewati garis gawang tidak disahkan oleh wasit, menyebabkan kerugian besar bagi tim. Keputusan-keputusan seperti ini mengingatkan kita betapa besarnya pengaruh seorang wasit terhadap hasil akhir sebuah pertandingan. 


Dalam sepak bola, keadilan seharusnya menjadi pilar utama yang dijunjung oleh semua pihak, termasuk wasit yang memegang peranan penting dalam menjaga integritas pertandingan. Keputusan Ahmed Al Kaf untuk memperpanjang waktu di luar batas yang wajar mencederai prinsip fair play yang seharusnya diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun