Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Patek: Mimpi Buruk Petani Cabai, Bagaimana Mengatasinya?

17 Juni 2022   15:42 Diperbarui: 17 Juni 2022   19:49 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harga cabai yang melonjak drastis/By Firman Taufiqurrahman/Sumber:asset.kompas.com

Hari Selasa yang lalu, petani cabai di Yogyakarta, tepatnya di Kabupaten Sleman mengalami mimpi buruk, dimana 10 dari 200 ha tanaman cabai diserang patek sehingga produksinya tidak optimal.

Turunnya produksi disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman atau disingkat HPT. Musim panas, tentu hama mendominasi, namun saat datang musim hujan, dengan kelembaban yang tinggi penyakit tanaman lebih mendominasi.

Sementara itu harga cabai per 15 Juni 2022 meningkat dengan kisaran Rp. 107.227/kg-nya (link berita) sehingga ketika harga sementara baik, namun karena serangan Hama Penyakit Tanaman (HPT) petani menjadi rugi. Penyakit yang sangat merugikan petani cabai salah satunya adalah patek atau antraknosa.

Lantas apa itu antraknosa dan apa penyebabnya? Bagaimana cara mencegahnya?

Antraknosa oleh jamur Colletrichum sp pada tanaman cabai/By Harikesh Bahadur Singh/Sumber: www.researchgate.net
Antraknosa oleh jamur Colletrichum sp pada tanaman cabai/By Harikesh Bahadur Singh/Sumber: www.researchgate.net

Apa itu Antraknosa? 

Antraknosa (anthracnose) atau dikenal dengan patek ini adalah penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur Colletrichum sp. Di Indonesia, antraknosa umumnya menyerang buah saat menjelang matang

Serangan jamur ini mampu menurunkan produksi cabai sampai 65 persen (Hersanti et al., 2001; Agastya., 2017). Jamur ini menyerang cabai terutama buahnya dengan gejala seperti bintik hitam yang melingkar. Selanjutnya buah mengekrut kering, membusuk dan kadang rontok.

Colletrichum sp ini merupakn patogen penyebab penyakit yang bisa hidup jika kondisi lingkungannya mendukung. Kondisi seperti apa?

Nah, akhir-akhir ini Yogyakarta sering tak stabil cuacanya, pagi sampai sekitar jam 12 siang matahari cukup panas, namun mendekati jam 1 siang, langit mulai mendung dan selanjutnya hujanpun turun.

Kondisi demikian menyebabkan tanaman rawan terserang penyakit apalagi sistem tanaman yang ditanam cukup rapat menyebabkan kondisi lingkungan cukup lembab.

Kondisi tersebut juga belum ditambah dengan wilayah Sleman yang pada umumnya berada di kaki Gunung Merapi yang cukup dingin sehingga kondisinya berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

Bagaimana mengatasi serangan jamur penyebab patek atau antraknosa ini?

Penggunaan mulsa/Sumber :idealagrotextiles.com
Penggunaan mulsa/Sumber :idealagrotextiles.com

Bagaimana Mengendalikannya?

Penyakit yang disebabkan serangan Colletrichum sp ini dapat dicegah dengan cara memilih bibit yang betul-betul sehat, umumnya disediakan oleh penyedia bibit yang sudah tersertifikasi.

Selain memilih bibit dan benih yang sehat, perawatan tanaman juga perlu dilakukan seperti penyiangan, pengaturan air sehingga tidak menimbulkan genangan air yang bisa memicu kelembaban.

Dalam hal mencegah serangan HPT, selain menggilirkan tanaman, jarak tanaman juga menjadi faktor utama dalam hubungannya dengan kelembaban. Jarak tanaman yang terlalu rapat, menyebabkan kelembaban yang tinggi, apalagi jika kondisi iklim mendukung.

Fungsi pengaturan jarak tanam ini perlu diperhatikan agar sirkulasi udara antar tanaman menjadi lancar sehingga kelembaban udara dapat dikurangi.

Selain jarak tanam, satu metode yang dapat dilakukan adalah penggunaan mulches atau mulsa.

Mulsa mampu menekan pertumbuhan spora dan patogen lainnya karena ketika diaplikasikan, mulsa dapat mencegah tumbuhnya gulma yang menjadi tanaman inang sementara pathogen. Saat gulma tidak tumbuh, otomatis patogen yang menumpang di gulma tidak menyerang tanaman budidaya seperti cabai.

Mulsa yang dapat digunakan adalah mulsa plastik perak. Mulsa ini terbukti efektif meningkatkan produktivitas cabai sampai 143 persen (hortikultura.pertanian.go.id).

Keuntungan mulsa plastik perak dibanding mulsa plastik hitam ini selain mencegah pertumbuhan gulma, mulsa plastik perak juga menekan populasi serangga vector (pembawa) virus dan patogen penyakit.

Hal tersebut karena mulsa plastik perak mampu memantulkan 33 persen cahaya near ultra-violet, gelombang cahaya yang disukai serangga, sehingga saat dipantulkan, serangga-pun akan menjauh dari tanaman cabai, mengikuti arah pantulan.

Selain pemberian mulsa, ternyata dalam proses pemupukan, ada unsur hara yang berperan memperkuat dinding sel tanaman. Dinding sel yang kuat menyebabkan jamur sulit menembusnya.

Unsur hara terebut adalah kalium, salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman selain nitrogen, dan fosfor atau P.

Daun jeruk purut/ By Budi Winarno/SHUTTERSTOCK/Sumber: asset.kompas.com
Daun jeruk purut/ By Budi Winarno/SHUTTERSTOCK/Sumber: asset.kompas.com

Daun Jeruk Purut, Alternatif Pengendali Nabati Patek

Jaruk memang sangat bermanfaat, selain kandungan vitamin C bagi tubuh, daun tanaman ini juga dapat berfungsi sebagai fungisida nabati yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan dibanding penggunaan fungisida sintetik.

Jika dilihat dari komposisi kimia, daun jeruk purut mengandung tanin dan flavonoid (Rahmi et al., 2013). Kandungan flavonoid dari daun jeruk purut memiliki fungsi sebagai antibakteri dan antifungi.

Fungsi sebagai antifungi ini karena flavonoid punya senyawa fenol, yang ketika diaplikasikan ke tanaman, fenol akan mengikat ergosterol.

Ergosterol ini adalah penyusun membran sel jamur. Kalau disederhanakan, jamur itu punya bungkusan tipis atau selaput tipis, dimana dalam bungkusan tersebut terdapat semua komponen jamur yang membuatnya hidup.

Saat fenol dan ergosterol ini saling terikat, maka di membran jamur itu terbentuk pori-pori yang menyebabkan semua komponen jamur keluar dari sel.

Karena komponen atau isi membran itu sudah keluar, otomatis jamur bisa mati sebab sel-selnya kehilangan sumber "makanan".

Akan tetapi penggunaan daun jeruk purut untuk mengatasi serangan patogen Colletrichum sp ini memerlukan proses ekstraksi dengan konsentrai tertentu yang dapat dilarutkan dengan pelarut.

Meskipun demikian, pengembangan pestisida, insektisida, fungisida nabati dan penggunaan metode kultur teknis seperti mulsa perlu dilakukan selain pemilihan bibit sertifikasi.

Hal tersebut untuk tujuan utama mengurangi dampak lingkungan, sekaligus mendukung produktivitas tanaman budidaya.

Referensi :

[1],[2],[3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun