Prosesi dimulai dengan mempersiapkan diri Para Bhikkhu seperti mempersiapkan jubah dan  mangkuk (patta). Setelah berdoa, dan menyiapkan semuanya, rombongan Bhikkhu akan berjalan berurutan keluar dari komplek Vihara.
Bhikkhu senior yang ditahbis duluan (Vasa), akan berada di urutan terdepan dari rombongan dan diikuti Para Bhikkhu junior (baru saja ditahbis) hal ini disesuaikan dengan aturan Para Bhikkhu.
Saat berjalanpun Para Bhikkhu akan tetap menjaga adab-nya dengan cara pandangannya tetap berfokus ke depan, berjalan dengan sopan, tanpa harus mebusungkan dada seperti orang awam ketika berjalan.
Ketika bertemu dengan umat awam yang akan berdana, umatpun akan bersikap anjali (seperti salam namaste) dan bersujud ketika memberi persembahan kepada Bhikkhu. Hal ini menggambarkan sikap bhakti murid kepada gurunya.
Makna yang terkandung dalam tradisi ini adalah sikap berterima kasih kepada sang guru yang telah mengajarkan ajaran agama kepada murid (umat awam). Bentuk terima kasih dilakukan lewat pemberian makanan (dana) untuk kebutuhan Bhikkhu sangha.
Dengan melakukan Pindapatta ini, Umat Budha menyadari bahwa Para Bhikkhu sangha telah mengajarkan mereka ajaran Budha, melalui praktik yang dilakukan Para Bhikkhu dalam kehidupan sehari-hari mereka yang dapat dicontoh umat.
Selain itu dengan melakukan Pindapatta dari sisi spiritual, Â Umat Budha memahami tentang pentingnya berbuat kebaikan dalam hidup keseharian serta mengerti tentang makna hidup sebagai manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H