Transformasi Belalang Kembara
Belalang kembara memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup. Ciri yang menyebabkan perubahan dari fase soliter sampai gregarius ini adalah kemampuannya untuk bereproduksi.
Reproduksi berhubungan dengan pertambahan populasi mereka. Sehingga faktor utama pemicu proses transformasi ini adalah kepadatan populasi.
Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa kembara Afrika, proses transformasi dari fase soliter ke gregarius terjadi jika populasinya mencapai 2000 ekor/hektar dan proses ini akan diikuti dengan perubahan fisik serta perilaku belalang muda (nimfa).
Jadi, jika di tahap soliter mereka sering keluar pada malam hari, ketika mencapai fase gregarius dengan perubahan fisik yang terjadi pada tubuhnya, menyebabkan perubahan perilaku terbang dari malam ke siang hari dengan daya jangkau terbang yang sangat luas.
Perubahan Iklim Dan Dampaknya Terhadap Populasi Belalang Kembara
Dampak dari perubahan iklim menyebabkan beberapa wilayah mengalami kekeringan yang parah sehingga tanaman dan pepohonan layu, kering dan mati. Akibatnya satwa hutan akan berpindah dan mencari habitat serta sumber makanan yang baru.
Padahal beberapa jenis burung dan satwa lainnya merupakan musuh alami dari hama belalang ini. Karena kehilangan kontrol populasi, maka laju populasi belalang menjadi sangat cepat.
Sementara itu perubahan iklim juga mempengaruhi kehidupan serangga, misalnya jika kondisi kelembaban sesuai, maka kondisi ini dapat menguntungkan bagi serangga karena kebutuhan air untuk tubuhnya terpenuhi.
Pada umumnya, kelembaban udara dapat mempengaruhi pembiakan, pertumbuhan dan perkembangan serangga. Sejalan dengan itu curah hujan juga berperan yang sama dengan kelembaban tetapi perubahan iklim menyebabkan pola curah hujan menjadi berubah.