Kedua, Sebagai negara agraris, kita memiliki ketrampilan untuk bercocok tanam. Kelebihan yang kita miliki adalah sebagai "gudang" dari beragam tanaman yang mampu menjadi pengganti sumber karbo utama yaitu padi. Sehingga Indonesia bisa berbagi dan mengajak semua negara untuk melakukan diversifikasi pangan. Selain itu lewat pengalaman pandemi dan perang yang dialami semua negara, saatnya untuk memperhatikan kondisi pangan tiap negara dengan mencukupi kebutuhan dalam negeri terlebih dulu sebelum memilih untuk melakukan impor kebutuhan pangan.
Ketiga, mengajak seluruh negara untuk menekan limbah makanan. Hal ini berkaitan dengan efisiensi produksi pangan sebab limbah makanan ini adalah problem semua negara tentang bagaimana bersikap bijak terhadap makanan yang diproduksi setiap hari. Limbah makanan (food waste) bukan hanya isu, melainkan sebagai penyumbang 8-10 persen emisi karbon yang memicu pemanasan global.
Dengan demikian sudah sangat tepat jika ketahanan pangan diangkat untuk dibahas dalam pertemuan G20. Di momentum ini Indonesia bisa berbagi pengalaman dan mengajak dunia untuk menghadapi ancaman ketahanan pangan akibat pemanasan global dan isu lingkungan yang dialami saat ini.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H