Ketiga, perubahan iklim. Efek dari perubahan iklim salah satunya adalah perubahan pola cuaca. Musim kemarau dan hujan yang sering "terjadwal" sering kelewatan dari "jadwal" yang sudah seharusnya. Perubahan iklim juga mengakibatkan bencana longsor, banjir, dan kekeringan sehingga bencana ini turut menyumbang kerusakan terhadap musim panen akibatnya akses dan ketersediaan pangan menjadi terganggu.
Sebagai negara agraris, produksi beras yang merupakan kebutuhan pokok akan sangat tergantung dari kondisi iklim. Ketahanan pangan Indonesia akan menjadi masalah serius karena sudah tertanam dalam benak masyarakat bahwa padi merupakan kebutuhan pokok.
Produksi beras menjadi terganggu sebab lahan padi tergenang banjir. Sekalipun padi merupkan tanaman yang mampu beradaptasi dengan lingkungan air, tetapi perlu diingat bahwa dalam siklus hidupnya, padi tetap membutuhkan ketersediaan oksigen untuk wilayah perakarannya.
Lantas, sebagai tuan rumah, apa yang perlu dilakukan Indonesia untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan ini ?
Ketahanan Pangan di Masa Depan
Jika dianggap merupakan rekomendasi, maka sebagai tuan rumah Indonesia perlu melakukan beberapa hal untuk menanggapi masalah ketahanan pangan yang disebabkan oleh isu global seperti perubahan iklim dan perang.
Langkah-langkah yang perlu diambil antara lain :
Pertama, untuk melindungi ketahanan pangan, Indonesia perlu mengajak negara-negara G20 untuk memperkuat sistem perlindungan sosial meliputi ketahanan gizi masyarakat dengan cara memberikan porsi perhatian pada wilayah-wilayah yang rawan akan resiko kelaparan dan kekurangan gizi selain itu, perubahan iklim yang ekstrim memiliki resiko untuk merusak produktivitas pertanian sehingga untuk memperlambat perubahan iklim global setiap negara perlu melakukan adopsi terhadap kebijakan yang lebih sustainable, untuk memproduksi dan mendistribusi pangan.