Mohon tunggu...
Marchel Nikijuluw
Marchel Nikijuluw Mohon Tunggu... Penulis - Graduated from Diploma IV Engineering of Roads and Bridges Contruction at Politeknik Negeri Ambon.

Do onto others as what you want the others do onto you. I think that's how life should be.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh Politik Identitas di Ibu Kota dan Daerah Terpencil Indonesia

27 Mei 2023   01:49 Diperbarui: 27 Mei 2023   01:51 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu sebagian masyarakat memilih figur pemimpin yang adil, mampu bersikap tenang dalam kondisi apapun, cerdas, memiliki pendirian teguh, serta mampu untuk melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat maupun sesama pejabat politik lainnya.

Ketika ditanyakan pengalaman responden, 'Apa anda pernah menemukan kader/pejabat yang memberikan imbalan uang dan/atau dijanjikan hubungan kerja, untuk memilih calon pemimpin (Daerah maupun Negara)?' berikut ini jawaban yang bermunculan. (dapat dilihat dari hasil survey di bawah ini).
 

(Sumber data responden hasil survey online. 2023)
(Sumber data responden hasil survey online. 2023)

29% responden menyatakan pernah menemukan kader/pejabat yang melakukan money politic (politik uang) dalam proses kampanye dan/atau memberikan janji kerja dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin simpatisan yang bisa didapatkan.

Lalu 28% dari responden memberikan pernyataan bahwa mereka juga 'kadang-kadang' menemukan hal serupa ketika proses kampanye terjadi, dan 43% sisanya menyatakan 'tidak pernah' menemukan hal-hal yang seperti itu terjadi.

Hal ini menunjukan bahwa lebih dari 50% masyarakat menyatakan, pernah menemukan dalam masa pre-pemilu (kampanye), terjadi suatu improvisasi dalam intervensi politik terhadap calon-calon 'pemilih', dengan tujuan menarik sebanyak mungkin simpatisan untuk menetapkan pilihan.

Ketika responden yang dalam hal ini merupakan calon-calon pemilih yang akan terlibat dalam proses pemilihan ditanya mengenai pandangan mereka terhadap 'Apa alasan anda berpindah pilihan calon pemimpin (Daerah maupun Negara)?' (dapat dilihat dari data hasil survey di bawah ini).

(Sumber data responden hasil survey online. 2023)
(Sumber data responden hasil survey online. 2023)

Muncul berbagai alasan yang unik.
Ada yang menyatakan bahwa mereka cenderung merubah pilihannya 'karena kurang puas dengan kinerja' dari figur pemimpin yang dinilainya.

Ada pula yang menyatakan 'karena tidak ada perubahan' yang terjadi setelah pilihan mereka (dalam hal ini kader/pejabat terpilih) terjun mengeksekusi janji politik.

Kemudian sisanya memutuskan untuk merubah pilihan karena pemimpin yang mereka pilih 'tidak menepati janjinya' ataupun karena 'korupsi', lalu sedikit saja yang mengubah alurnya karena alasan 'terpikat dengan calon pemimpin lain'.

Namun masih banyak juga yang memiliki alasan tersendiri untuk beralih pilihan dari pemimpin sebelumnya yang telah mereka pilih.

Seterusnya ketika diberikan pertanyaan mengenai Politik Identitas, saat responden ditanya, 'Tahukah anda bahwa Politik Identitas menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini?' inilah jawaban yang muncul. (dapat dilihat dari hasil survey di bawah ini).
 

(Sumber data responden hasil survey online. 2023)
(Sumber data responden hasil survey online. 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun