Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Mulak Tu Huta" Mudik, dalam Perspektif Kultur dan Psikologis

25 Juni 2017   08:56 Diperbarui: 25 Juni 2017   18:55 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik lebaran. Kompas Otomotif

Dengan daya tarik yang demikianlah maka kampung tetap punya magnet untuk dikunjungi. Dengan datang ke kampung, para perantau merasa punya identitas diri dan dikampungnya ia merasa punya arti. Dalam perspektif yang demikian, pulang kampung juga merupakan sarana aktualisasi diri. Sering para perantau yang agak berduit ketika pulang kampung selalu membawa oleh oleh misalnya memberi satu kain pelekat untuk tiap keluarga dekat. Warga kampung yang diberi oleh-oleh itu merasa sangat senang dan menghargai pemberian itu.

Dengan berbagai alasan yang demikianlah para warga Mandailing yang ada di Jakarta sekurang kurangnya sekali dalam tiga tahun menggelar acara "mulak tu huta". Mereka patungan untuk menyewa bus. Mereka butuh waktu lebih dari empat puluh delapan jam naik bus untuk sampai di kampungnya di Mandailing, Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara.

Kalau dihitung dari jumlah uang untuk transport darat dan juga untuk oleh oleh yang akan dibawanya tentu membutuhkan dana sekitar tujuh jutaan per keluarga. Ketika ditanyakan kepada mereka apakah merasa letih di perjalanan apalagi mengeluarkan sejumlah uang, semuanya punya jawaban yang sama: tidak merasa lelah dan tidak merasa rugi dengan dana yang dikeluarkan. Kata mereka  ada kenikmatan tersendiri hari raya di kampung dan kenikmatan seperti itu berbeda dengan kenikmatan di Jakarta.

Selamat " Mulak Tu Huta"!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun