Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenangan Bersama Ibu Ikut Pemberantasan Buta Huruf

10 Oktober 2016   06:55 Diperbarui: 2 Februari 2023   00:40 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kursus PBH dilaksanakan di kelurahan umumnya di balai kelurahan atau di rumah lurah dan ke tempat seperti inilah saya sering menemani Ibu. 

Di dinding diletakkan persisnya digantungkan papan tulis warna hitam dan disediakan kapur tulis berwarna putih.

Pada masa tersebut di SD sampai SMA papan tulis warna hitam dan kapur tulis warna putih lah yang digunakan karena masa itu belum dikenal yang namanya "white board" maupun spidol.

Ibu berdiri di depan peserta kursus yang kebanyakan ibu ibu dan kesan saya para ibu sangat serius mengikuti kursus dan tentunya diselang selingi tawa canda khas ibu ibu yang ada di kampung kampung.

Ibu mulai memperkenalkan huruf dan diawali dengan huruf A. Agar setiap huruf mudah diingat maka ketika menuliskannya diiringi dengan semacam nyanyi.

Misalnya ketika menulis huruf A kecil seperti " a" maka nyanyinya (dalam bahasa daerah tentunya) dilantunkan lagu "a ,besar perutnya" dan mungkin dengan cara seperti itulah para peserta menjadi mudah mengingatnya dan terbukti saya pun masih mengingat nyanyian tersebut padahal kejadiannya sudah lama berlalu.

Setiap huruf ada nyanyian untuk itu itu tapi saya tidak lagi mengingatnya.Kepada peserta yang sudah mulai pandai membaca dibagikan buku bacaan secara gratis sehingga mereka semakin rajin berlatih membaca.

Untuk menuju tempat kursus yang dekat dari rumah ,Ibu dan saya berjalan kaki tapi untuk tempat yang agak jauh kami naik sado atau yang disebut juga delman di Jawa.

Sekarang masa itu sudah lama berlalu dan hanya merupakan kenangan tapi saya menjadi sadar bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa termasuk memberantas buta huruf banyak ditemui tantangan termasuk peralatan yang sangat sederhana.

Menurut ukuran sekarang ini tapi kenangan masa lalu itu memberi pesan kalau kita mau banyak hal yang bisa dilakukan asalkan kita punya modal besar dan modal besar itu adalah:semangat untuk maju.

Ayo kita cerdaskan bangsa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun