Mar'atul Mastniyah (240210204142)
Universitas Negeri Jember, Indonesia
Email: mastniyahmaratul@gmail.comÂ
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal karena keberagaman budaya, mencakup perbedaan bahasa, etnis, dan keyakinan agama. Keberagaman ini, meskipun menjadi salah satu kekayaan bangsa, juga membawa tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan sosial. Masyarakat Indonesia cenderung tersegmentasi berdasarkan identitas kultural yang mereka miliki, yang dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik (Raharjo, 2005). Identitas kultural, sebagaimana dijelaskan oleh Roger & Steinfatt (1999), membedakan individu ke dalam kelompok 'ingroup' dan 'outgroup' secara kultural, dan memengaruhi perilaku mereka dalam konteks interaksi sosial (Rahardjo, 2010). Namun, meskipun perbedaan ini ada, kemajemukan budaya di Indonesia tetap memiliki nilai penting, terutama sebagai benteng terhadap pengaruh budaya global yang semakin mendominasi (Jadidah et al., 2023).
Globalisasi, yang sering kali dipandang sebagai bentuk imperialisme budaya, telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Arus global ini memperkenalkan budaya baru, terutama dari negara-negara Barat, yang secara bertahap menggantikan elemen-elemen budaya lokal. Hal ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari mode pakaian, gaya hidup, hingga sistem ekonomi dan politik (Sibarani et al., 2023). Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, tantangan ini menjadi semakin berat karena daya saing yang rendah membuat mereka lebih cenderung menjadi objek pengaruh daripada subjek yang mampu memberikan pengaruh balik. Dampak dari globalisasi terhadap identitas budaya lokal semakin nyata, khususnya di kalangan generasi muda. Mereka lebih banyak terpapar oleh budaya asing yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada perilaku, tetapi juga mengikis rasa nasionalisme dan kepemilikan terhadap budaya lokal. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, proses ini berjalan semakin cepat dan luas, memperkuat tantangan bagi identitas budaya Indonesia (Hibatullah, 2022; Jadidah et al., 2023).
Dengan kemajuan teknologi dan akses yang mudah terhadap media, informasi dari berbagai belahan dunia menjadi sangat mudah diakses, mendorong masyarakat untuk menyerap dan menerapkan informasi tersebut tanpa mempertimbangkan dampaknya (Putri et al., 2021). Salah satu pengaruh terbesar dari globalisasi adalah masuknya budaya Barat ke Indonesia. Dampaknya bisa beragam, di mana di satu sisi dapat memperkaya budaya lokal dengan memperkenalkan ide dan kebiasaan baru, namun di sisi lain, budaya lokal berisiko mengalami marginalisasi atau bahkan kepunahan.
Selain itu, globalisasi juga mendorong perubahan dalam cara pandang masyarakat, dari irasionalitas menuju rasionalitas. Perubahan ini dapat memacu inovasi dan keterbukaan terhadap gagasan baru, namun juga membawa konsekuensi bahwa nilai-nilai tradisional semakin kurang dihargai dan perlahan-lahan menghilang. Masyarakat yang semakin terbuka terhadap inovasi mungkin tanpa sadar mengesampingkan nilai-nilai budaya lama yang pernah menjadi fondasi kuat dalam kehidupan mereka. Masuknya nilai-nilai budaya baru seringkali menggantikan tradisi yang telah lama dijunjung tinggi.
Â
Dalam konteks pluralisme budaya di Indonesia, globalisasi juga memiliki dampak ambivalen. Di satu sisi, keterbukaan terhadap budaya lain dapat memperkaya keragaman budaya lokal dan menumbuhkan toleransi terhadap perbedaan. Namun, di sisi lain, jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian, budaya lokal justru bisa semakin terpinggirkan dan memudar. Kearifan lokal, yang selama ini menjadi ciri khas dan warisan budaya, juga berpotensi terancam oleh dominasi budaya asing. Permasalahan budaya yang muncul akibat globalisasi ini meliputi hilangnya elemen-elemen budaya tradisional yang diwariskan oleh leluhur, melemahnya rasa nasionalisme, serta semakin memudarnya sifat kekeluargaan yang selama ini menjadi ciri masyarakat Indonesia (Praditha, D. G. E., & Wibisana, 2024).
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk bersikap bijak dalam menghadapi globalisasi. Sambil terbuka terhadap inovasi dan pengaruh baru, masyarakat juga perlu menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal agar tidak hilang ditelan arus global. Keseimbangan antara menerima perubahan dan menjaga identitas budaya lokal menjadi kunci dalam menghadapi tantangan globalisasi di era modern ini. Melalui penelitian ini, kami bertujuan untuk mengeksplorasi dampak globalisasi terhadap identitas budaya lokal, khususnya dalam konteks budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk budaya, komunikasi, ekonomi, dan lingkungan, untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana globalisasi membentuk identitas budaya lokal dan bagaimana masyarakat dapat menghadapinya di masa depan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi literatur untuk menganalisis dampak globalisasi terhadap identitas budaya lokal, khususnya dalam konteks budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila. Metode ini melibatkan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber pustaka yang relevan, seperti buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan dokumen lain yang membahas isu globalisasi, identitas budaya lokal, serta fenomena sosial yang berkaitan. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap perubahan-perubahan yang dialami budaya lokal akibat pengaruh globalisasi, serta upaya menjaga identitas budaya dalam era modern. Pendekatan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana globalisasi memengaruhi dinamika budaya lokal Indonesia, serta bagaimana proses adaptasi atau resistensi budaya lokal berlangsung di tengah arus globalisasi yang kuat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Globalisasi terhadap Identitas Budaya Lokal mengangkat beberapa poin penting yang terkait erat dengan tantangan serta peluang yang dihadirkan oleh arus globalisasi. Berdasarkan dokumen yang Anda unggah, globalisasi mempengaruhi identitas budaya lokal dalam berbagai aspek, termasuk budaya, ekonomi, teknologi, dan generasi muda.
Â
1. Perubahan Nilai dan Tradisi melalui Budaya dan Komunikasi
Globalisasi membawa pengaruh yang besar terhadap budaya lokal melalui arus informasi dan komunikasi global. Budaya global, terutama dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sering mendominasi media massa dan teknologi komunikasi. Hal ini menciptakan tantangan bagi budaya lokal karena nilai-nilai dan norma yang dibawa oleh budaya asing seringkali tidak sejalan dengan nilai tradisional. Globalisasi telah mengubah tradisi budaya lokal, di mana banyak elemen tradisional mulai tergeser oleh nilai-nilai global. Pengaruh budaya asing, terutama melalui media massa dan teknologi digital, menyebabkan masyarakat semakin terfokus pada budaya modern yang dianggap lebih relevan dan progresif. Hal ini mengancam kelangsungan nilai-nilai tradisi lokal yang menjadi bagian integral dari identitas masyarakat.
Aliran budaya global yang begitu kuat dapat menyebabkan homogenisasi budaya, di mana budaya lokal terancam oleh dominasi budaya asing yang lebih kuat. Akibatnya, tradisi lokal yang dulunya kuat terpinggirkan, baik dalam gaya hidup maupun praktik sehari-hari. Sebagai contoh, perubahan gaya hidup generasi muda yang lebih mengikuti tren global dapat memudarkan tradisi dan adat istiadat setempat. Di sisi lain, globalisasi membawa tantangan dalam komunikasi antarbudaya, di mana perbedaan nilai dan norma budaya menjadi lebih jelas. Masyarakat lokal perlu memahami dan mengelola perbedaan budaya untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat global. Komunikasi yang efektif antarbudaya sangat penting dalam mempertahankan identitas budaya lokal sekaligus beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh arus globalisasi (Hendytami et al., 2022).
Arus komunikasi yang melintasi batas negara juga berkontribusi pada homogenisasi budaya. Fenomena ini dapat mengikis identitas budaya lokal karena individu lebih sering terpapar pada nilai-nilai budaya global daripada lokal. Contoh nyata adalah tren mode pakaian, bahasa, dan gaya hidup yang diadopsi dari negara-negara Barat, yang kemudian menggeser preferensi budaya lokal. Secara keseluruhan, globalisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap nilai tradisi budaya dan komunikasi. Meskipun membuka peluang untuk interaksi budaya yang lebih luas dan inovasi dalam cara hidup, globalisasi juga menimbulkan risiko hilangnya identitas budaya lokal dan marginalisasi tradisi. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran yang lebih mendalam untuk menjaga keseimbangan antara keterbukaan terhadap budaya global dan pelestarian tradisi lokal agar budaya nasional tetap terjaga dan berkembang sesuai dengan dinamika zaman.
2. Pengaruh Ekonomi dan Perubahan Lingkungan
Globalisasi ekonomi membawa dampak signifikan terhadap identitas budaya lokal, terutama dengan adanya perubahan struktur perdagangan dan pekerjaan di tingkat lokal. Ekonomi global yang terhubung secara langsung dengan perdagangan internasional mengakibatkan masuknya produk, layanan, dan gaya hidup dari luar, yang dapat mempengaruhi pilihan konsumen di dalam negeri.
Pada saat yang sama, identitas budaya lokal juga terancam oleh perubahan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas ekonomi global, seperti urbanisasi dan industrialisasi. Masyarakat lokal sering kali dihadapkan pada pilihan untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi atau mempertahankan identitas budaya mereka yang mungkin kurang kompatibel dengan dinamika ekonomi global.
3. Generasi Muda sebagai Sasaran Utama Globalisasi
Generasi muda menjadi kelompok yang paling rentan terhadap pengaruh globalisasi. Dengan akses yang luas terhadap teknologi digital dan media sosial, mereka lebih mudah terpapar pada budaya global daripada generasi sebelumnya. Hal ini menyebabkan pergeseran nilai dan perilaku yang signifikan di kalangan generasi muda, yang cenderung mengadopsi gaya hidup dan norma-norma dari budaya luar. Generasi muda sering kali menghadapi dilema dalam menyeimbangkan antara mengikuti tren global dan mempertahankan identitas budaya lokal mereka. Jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengedukasi dan mengembangkan kesadaran tentang pentingnya melestarikan budaya lokal, identitas nasional berisiko terkikis di masa depan.
Generasi muda menjadi sasaran utama globalisasi karena mereka merupakan kelompok yang paling rentan terpengaruh oleh arus informasi dan budaya global. Dengan akses yang luas terhadap teknologi digital dan media sosial, generasi muda cenderung lebih cepat mengadopsi nilai-nilai dan gaya hidup asing, yang sering kali bertentangan dengan tradisi budaya lokal. Tanpa kesadaran dan pendidikan budaya yang memadai, globalisasi dapat mengikis identitas lokal generasi muda, menggantikan nilai-nilai tradisional dengan norma-norma global yang lebih rasional namun kurang menghargai kearifan lokal. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian khusus pada generasi muda agar mereka dapat memfilter pengaruh globalisasi sambil tetap menghargai dan melestarikan budaya asli mereka (Hamisa et al., 2023; Hibatullah, 2022).
4. Dampak Positif dan Negatif arus Glonalisasi terhadap Kebudayaan Lokal
Globalisasi membawa pengaruh budaya asing yang beragam ke dalam budaya lokal. Pengaruh tersebut dapat memiliki dampak positif dan negatif, tergantung dari sudut pandang serta konteks sosial dan budaya yang terlibat (Jadidah et al., 2023). Berikut ini adalah beberapa dampak utama yang dapat diamati:
Dampak Positif
a. Pertukaran Budaya yang Memperkaya; Globalisasi mendorong terjadinya interaksi budaya yang intens, di mana budaya asing dapat menambah keragaman dan memperkaya kebudayaan lokal. Masyarakat setempat menjadi lebih terbuka terhadap berbagai perspektif dunia, yang memperluas cakrawala pemikiran dan pemahaman mereka tentang kehidupan global.
b. Dorongan terhadap Inovasi dan Kreativitas; Masuknya pengaruh dari budaya asing sering kali memberikan inspirasi baru bagi perkembangan seni, musik, fesyen, dan desain. Dengan memadukan unsur-unsur budaya yang berbeda, masyarakat lokal dapat menciptakan bentuk- bentuk karya yang inovatif dan unik, yang mencerminkan perpaduan tradisi dengan modernitas.
c. Kesempatan Pendidikan yang Lebih Luas; Budaya asing juga berperan dalam membuka kesempatan pendidikan yang lebih luas, khususnya bagi generasi muda. Mempelajari bahasa, seni, dan makanan dari berbagai negara memberi mereka wawasan yang lebih luas dan mempersiapkan mereka untuk berkompetisi di kancah internasional (Basri, 2023).
d. Peningkatan Pemahaman dan Toleransi Antarbudaya; Dengan adanya paparan terhadap budaya asing, masyarakat setempat dapat mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menghargai perbedaan. Hal ini penting dalam membangun hubungan yang harmonis antarbudaya, mengurangi prasangka, dan mendorong kerjasama lintas batas budaya.
e. Meningkatkan Kreativitas Lokal; Keterpaparan pada budaya asing kerap kali menjadi sumber inspirasi bagi kreativitas lokal. Masyarakat dapat menggunakan ide-ide baru yang mereka pelajari dari luar negeri untuk menciptakan sesuatu yang segar dan inovatif, memperkaya budaya lokal dengan konsep-konsep baru.
f. Pengembangan Pariwisata yang Mendorong Ekonomi; Globalisasi juga berkontribusi terhadap perkembangan pariwisata, yang membawa dampak positif terhadap kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan budaya. Pariwisata berbasis budaya dapat meningkatkan perekonomian lokal melalui penguatan sektor budaya dan tradisi yang diperkenalkan kepada wisatawan.
Dampak Negatif
a. Hilangnya Identitas Budaya Lokal; Salah satu ancaman terbesar dari globalisasi adalah kemungkinan terjadinya hilangnya identitas budaya lokal. Ketika budaya asing yang lebih dominan terus meresap, nilai-nilai lokal yang telah lama dijaga bisa saja tersisih dan perlahan menghilang, mengancam kelestarian tradisi yang ada (Bangun & Kasim, 2024).
b. Pertentangan Nilai-nilai Budaya; Ketika nilai-nilai budaya asing bertolak belakang dengan norma-norma lokal, dapat timbul konflik budaya. Hal ini bisa menciptakan perpecahan dalam masyarakat, terutama jika sebagian masyarakat mulai mengadopsi budaya baru sementara lainnya tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional.
c. Ketimpangan dalam Penghargaan Budaya; Budaya asing yang lebih kuat dapat menyebabkan ketimpangan dalam penghargaan terhadap budaya lokal. Dominasi budaya asing sering kali membuat budaya lokal terlihat kurang berharga, bahkan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri, yang lebih memilih budaya yang dianggap lebih modern atau global.
d. Dampak Ekonomi yang Merugikan Perekonomian Lokal; Dalam beberapa kasus, kehadiran barang-barang budaya asing seperti makanan cepat saji atau produk impor dapat memberikan tekanan pada perekonomian lokal. Produsen lokal mungkin kesulitan bersaing dengan produk asing yang lebih murah atau lebih populer, sehingga menyebabkan penurunan keuntungan bagi sektor lokal.
e. Erosi Budaya Lokal; Paparan terhadap budaya asing dapat mengakibatkan erosi budaya lokal. Tradisi dan kebiasaan setempat berisiko tergantikan oleh nilai-nilai baru yang lebih sesuai dengan budaya asing, atau justru dimodifikasi agar sejalan dengan tren global, yang pada akhirnya merusak keaslian budaya lokal (Bangun & Kasim, 2024).
f. Pengaruh Negatif Terhadap Nilai dan Norma Lokal; Masuknya budaya asing dapat mengubah nilai dan norma yang telah lama dipegang oleh masyarakat lokal. Hal ini menjadi masalah ketika nilai-nilai asing tersebut bertentangan dengan norma budaya lokal yang sudah mapan, sehingga merusak harmoni sosial dan identitas masyarakat.
g. Ketergantungan pada Budaya Asing; Ketergantungan yang berlebihan pada budaya asing bisa mengancam kelangsungan budaya lokal. Masyarakat menjadi lebih terfokus pada gaya hidup dan nilai-nilai asing, yang pada gilirannya mengikis akar budaya lokal dan mempercepat hilangnya identitas budaya asli.
5. Strategi Mempertahankan Identitas Budaya Lokal
Di tengah derasnya arus globalisasi, perubahan dalam gaya hidup, pola makan, fesyen, dan berbagai aspek kehidupan lainnya semakin terasa. Meskipun globalisasi membawa beberapa keuntungan, seperti kemudahan akses informasi dan peningkatan pertukaran budaya, dampak negatifnya juga tidak bisa diabaikan. Banyak masyarakat yang mulai mengadopsi budaya baru karena dianggap lebih sederhana dan praktis, meninggalkan budaya lokal yang telah menjadi bagian dari identitas bangsa. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan upaya kolektif dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal agar tetap bertahan di tengah derasnya pengaruh global (Hamisa et al., 2023; Mubah, 2011).
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya lokal Indonesia di era globalisasi:
a. Memahami dan Menggali Budaya Lokal Secara Mendalam
Salah satu langkah utama dalam melestarikan budaya lokal adalah dengan terlebih dahulu memahami apa yang harus dijaga. Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk menggali informasi terkait budaya lokal dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, ensiklopedia, atau artikel daring. Sebagai contoh, masyarakat Jawa dapat mempelajari nilai- nilai dan adat istiadat Jawa melalui literatur ataupun situs web yang menyediakan informasi lengkap mengenai tradisi tersebut. Dengan pemahaman yang mendalam, masyarakat dapat lebih peka terhadap elemen-elemen budaya yang perlu dilestarikan agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman (Bayuseto et al., 2023).
b. Aktif dalam Kegiatan Budaya
Setelah memahami budaya lokal, langkah selanjutnya adalah terlibat aktif dalam kegiatan budaya di lingkungan sekitar. Berpartisipasi dalam acara budaya, baik sebagai peserta maupun penonton, dapat menjadi salah satu bentuk nyata dari upaya melestarikan budaya. Misalnya, menghadiri festival atau pertunjukan seni daerah, seperti acara tradisional Kentongan di Banyumas, tidak hanya memperkuat rasa cinta terhadap budaya lokal tetapi juga menambah pengetahuan dan pengalaman berharga. Keterlibatan langsung dalam kegiatan budaya akan membantu membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga tradisi.
c. Memperkenalkan Budaya ke Kancah Internasional
Globalisasi tidak hanya membawa tantangan, tetapi juga peluang besar untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional. Salah satu cara melestarikan budaya adalah dengan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan seni dan tradisi lokal. Dengan mempublikasikan foto atau video yang menggambarkan keindahan dan keunikan budaya Indonesia, kita dapat memperkenalkan warisan budaya ke audiens global. Misalnya, deskripsi kesenian tradisional yang disajikan dalam bahasa daerah dan bahasa Inggris dapat meningkatkan jangkauan internasional. Selain itu, saat bepergian ke luar negeri, masyarakat Indonesia dapat mempromosikan budaya lokal dengan menggunakan produk asli Indonesia, sehingga memberikan contoh konkret bagaimana budaya lokal dapat terus hidup dan dihargai di panggung dunia (Firdaus Al Ghafiqi et al., 2023).
d. Menjadikan Budaya Lokal sebagai Bagian dari Identitas
Salah satu cara paling efektif untuk melestarikan budaya adalah dengan menjadikannya sebagai bagian dari identitas diri. Ketika seseorang bangga dengan budaya lokal yang dimiliki, mereka cenderung untuk terus memeliharanya dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing. Kebanggaan terhadap budaya lokal ini akan membangun ketahanan budaya di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Dengan demikian, budaya lokal tidak hanya akan dipertahankan, tetapi juga dikembangkan sebagai bagian dari identitas bangsa yang kuat.
e. Mengembangkan Produk Seni dan Ekspor Budaya
Para pelaku seni dan pengusaha lokal memiliki peran penting dalam melestarikan budaya dengan cara mengembangkan dan mengekspor produk-produk seni lokal. Dengan menembus pasar internasional, produk seni lokal tidak hanya akan dikenal di tingkat global, tetapi juga mendapatkan apresiasi yang lebih luas (Silalahi, 2023).
KESIMPULAN
Globalisasi telah membawa dampak besar terhadap identitas budaya lokal di Indonesia. Meskipun memberikan manfaat seperti pertukaran budaya yang memperkaya dan meningkatkan inovasi, globalisasi juga menghadirkan ancaman terhadap kelestarian nilai-nilai dan tradisi lokal. Pengaruh budaya asing, terutama dari negara-negara Barat, telah mengubah gaya hidup dan norma sosial masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Mereka cenderung lebih terpapar budaya global, yang berisiko mengikis rasa nasionalisme dan rasa memiliki terhadap budaya lokal.
Namun, globalisasi juga menawarkan peluang untuk memperkenalkan budaya lokal ke panggung dunia, jika masyarakat mampu mengelola pengaruh asing dengan bijak. Upaya untuk melestarikan budaya lokal harus diimbangi dengan keterbukaan terhadap perubahan global, agar identitas budaya Indonesia tetap bertahan di tengah derasnya arus globalisasi. Pelestarian identitas budaya ini tidak hanya penting untuk menjaga warisan leluhur, tetapi juga untuk memperkuat keunikan bangsa Indonesia dalam komunitas global.
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang efektif, termasuk pendidikan budaya dan partisipasi aktif dalam kegiatan kebudayaan, untuk memastikan bahwa identitas budaya lokal tidak hilang, melainkan berkembang dan beradaptasi seiring dengan perubahan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, B. ., & Kasim, A. M. (2024). Dampak Globalisasi Terhadap Identitas Budaya Lokal. In FUSION,1(2),7--12.
https://yasyahikamatzu.com/index.php/FSN/article/view/86%0Ahttps://yasyahikamatzu.co m/index.php/FSN/article/download/86/84
Basri, H. (2023). Dampak Globalisasi Terhadap Sistem Pendidikan: Perspektif Sosiologi Pendidikan. Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 128--143. https://doi.org/10.62086/al-murabbi.v1i1.446
Bayuseto, A., Yaasin, A., & Riyan, A. (2023). Upaya Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Generasi Muda di Indonesia. Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies, 2(1), 59--68. https://doi.org/10.59029/int.v2i1.10
Firdaus Al Ghafiqi, A., Studi, P. S., & Internasional, H. (2023). Gastrodiplomasi: Strategi Indonesia Dalam Membangun Nation Branding Di Kancah Internasional. Journal of International Relations, 9(2), 140--152. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jihi
Hamisa, W., Pratiwi, Y. S., Fijianto, D., & Alfaris, L. (2023). Upaya Mempertahankan Identitas Nasional bagi Generasi Muda di Era Globalisasi. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(3), 7463--7472. http://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/3008
Hendytami, N., Rijal, N. K., & Prinanda, D. (2022). HOMOGENISASI BUDAYA DAN PENGARUH TEKNOLOGI: KOREAN WAVE SEBAGAI BUDAYA GLOBAL Nickasari.
Jurnal Noken, Ilmu Sosial, 6(1), 77--86.
Hibatullah, F. A. (2022). Pengaruh Globalisasi terhadap Pembangunan Karakter Generasi Muda
Â
BangsaIndonesia.JurnalPesonaDasar,10(1),1--9. https://doi.org/10.24815/pear.v10i1.24283
Jadidah, I. T., Alfarizi, M. R., Liza, L. L., Sapitri, W., & Khairunnisa, N. (2023). Analisis Pengaruh Arus Globalisasi Terhadap Budaya Lokal (Indonesia). Academy of Social Science and Global Citizenship Journal, 3(2), 40--47. https://doi.org/10.47200/aossagcj.v3i2.2136
Mubah, A. S. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadapi Arus Globalisasi. Tahun, 24(031), 302--308.
Praditha, D. G. E., & Wibisana, I. M. B. (2024). HUKUM KEARIFAN LOKAL: TRADISI, NILAI, DAN TRANSFORMASI DALAM KONTEKS KEPEMILIKAN WARISAN
BUDAYA. Jurnal Yusthima, 4(1), 207--214.
Putri, Z., Azzahra, A., Furnamasari, Y. F., Dewi, D. A., Guru, P., & Dasar, S. (2021). Pengaruh Teknologi Digital terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai, Volume 5 N, 9232--9240.
Rahardjo, T. (2010). Memahami Kemajemukan Masyarakat Indonesia (Perspektif Komunikasi Antarbudaya). Intercultural Communication, 1--14.
Raharjo, Y. J. (2005). Physical Structure and Pattern of Land Use Changes from Residential into Commercial: Analyses of Mampang Prapatan, Jakarta, Indonesia. September, 1--51.
Sibarani, J., Kurnia, T., & Purba, B. (2023). Tantangan Etika Dalam Globalisasi Ekonomi: Perspektif Keadilan Sosial. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(11), 236--245. https://jurnal.penerbitdaarulhuda.my.id/index.php/MAJIM/article/view/1163/1225
Silalahi, R. (2023). Pembangunan Industri Kreatif sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi. CircleArchive,2--12.http://circle- archive.com/index.php/carc/article/view/55%0Ahttp://circle- archive.com/index.php/carc/article/download/55/52
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H