Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi Pengembangan Karakter di Sekolah dengan WOOP

5 Mei 2024   00:45 Diperbarui: 5 Mei 2024   07:51 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.shutterstock.com/

Metode WOOP merupakan singkatan dari Wish, Outcome, Obstacle, Plan. Strategi ini dikembangkan oleh Dr. Gail Matthews, seorang profesor psikologi di Dominican University di California. Dr. Matthews menemukan bahwa dengan menggabungkan pemikiran positif dengan pemberian dosis realitas yang sehat, murid dapat lebih mudah mencapai tujuan mereka.

Penelitian Dr. Matthews menunjukkan bahwa murid yang menggunakan metode WOOP lebih mungkin untuk mencapai tujuan mereka daripada mereka yang tidak. Hal ini karena metode WOOP membantu murid untuk:

  • Memfokuskan pikiran mereka pada tujuan.

  • Membayangkan hasil yang positif.

  • Mengidentifikasi hambatan potensial.

  • Mengembangkan rencana untuk mengatasi hambatan.

Sebagai investasi dalam masa depan murid, pengembangan karakter menjadi esensi utama dalam pendidikan. Lebih dari sekadar nilai tinggi di rapor, membangun karakter yang kuat membekali murid dengan alat yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang kompleks dan berubah dengan cepat. Salah satu metode yang dapat membantu murid mempersiapkan diri menghadapi tantangan baru adalah metode WOOP.

Metode WOOP adalah strategi empat langkah yang menggabungkan pemikiran positif dengan pemberian dosis realitas yang sehat:

  • Wish (Harapan): Murid menentukan harapan atau tujuan penting namun dapat dicapai yang ingin mereka capai.

  • Outcome (Hasil): Murid membayangkan, sejelas mungkin, bagaimana masa depan akan terlihat setelah mereka mencapai harapan atau tujuan tersebut.

  • Obstacle (Hambatan): Murid membayangkan hambatan pribadi yang paling kritis yang menghalangi mereka dari mencapai harapan atau tujuan tersebut.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun