Seratus kilo per minggu dibandingkan dengan volume plastik harian yang terbuang jumlah tersebut masih tergolong kecil, namun peningkatan produksi sangat dimungkinkan karena bahan baku sejatinya sangat melimpah.
Dalam gambar di bawah ini terlihat bagaimana teman-teman pengelola TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) serius melakoni usaha ini. Raw material plastik hasil daur ulang, dari hari ke hari semakin banyak.Â
Perkerjaan semacam itu tidak berat namun butuh waktu. Terutama karena pekerjaan ini  masih dilakukan dengan cara semi mekanis. Sebagian proses produksi dilakukan secara manual (pemilahan dan pengeringan) sebagian menggunakan cara mekanis yakni dengan mesin pencacah sampah plastik.
Perkembangan ini membut asa terpelihara. Jika kami berhenti, kami hanya akan membuat sebuah titik. Pernah memulai sesuatu lalu berhenti. Kami ingin membuat kurva.
Kurva yang menunjukkan kapan usaha ini dimulai, bagaimana perjalananannya, pasang-surutnya, hingga menjadi sebuah usaha yang mandiri serta mapan yang dapt menyelesaikan persoalan lingkungan dan memberi manfaat ekonomi bagi manusia.Â
Apakah punya prospek ekonomi?
Sampah kantong plastik jika dilihat sebagai bahan baku dalam perspektif bisnis, harganya NOL, biaya olah per kilo Rp500 per kilo gramnya. Bata plastik dapat dipasarkan Rp.1500-Rp.2000 per biji. Harga batu bata per biji saat ini di pasar lokal Rp. 2.000 per biji.Â
Selain lebih murah dari kompetitornya, bata plastik lebih tahan lama, ringan, serta telah terbukti dapat diaplikasikan untuk bahan bangunan. ***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H